Maaf nimbrung di diskusi tentang wahyu. Salah seorang sahabat Rasulullah yang pernah menyatakan tidak ada wahyu lagi setelah kewafatan Rasulullah adalah sayyidina Utsman. Berikut ini petikan kisahnya:
Dalam kitab Al-Thabaqat, Taj al-Subki menceritakan bahwa ada seorang laki-laki bertamu kepada 'Utsman. Laki-laki tersebut baru saja bertemu dengan seorang perempuan di tengah jalan, lalu ia menghayalkannya. 'Utsman berkata kepada laki-laki itu, "Aku melihat ada bekas zina di matamu." Laki-laki itu bertanya, "Apakah wahyu masih diturunkan setelah Rasulullah Saw wafat?" `Utsman menjawab, "Tidak, ini adalah firasat seorang mukmin." `Utsman r.a. mengatakan hal tersebut untuk mendidik dan menegur laki-laki itu agar tidak mengulangi apa yang telah dilakukannya. Selanjutnya Taj al-Subki menjelaskan bahwa bila seseorang hatinya jernih, maka ia akan melihat dengan nur Allah, sehingga ia bisa mengetahui apakah yang dilihatnya itu kotor atau bersih. Maqam orang-orang seperti itu berbeda-beda. Ada yang mengetahui bahwa yang dilihatnya itu kotor tetapi ia tidak mengetahui sebabnya. Ada yang maqamnya lebih tinggi karena mengetahui sebab kotornya, seperti 'Utsman r.a. Ketika ada seorang laki-laki datang kepadanya, `Utsman dapat melihat bahwa hati orang itu kotor dan mengetahui sebabnya yakni karena menghayalkan seorang perempuan. Tulisan ini saya kutip dari buku "Kisah-kisah Karamah Wali Allah" karangan Syeikh Yusuf An Nabhani <http://kawansejati.ee.itb.ac.id/kisah-kisah-karamah-wali-allah> -waskita- ma_suryawan wrote: > Satriyo, > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "rsa" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > >> Suryawan, >> >> Karena topiknya WAHYU, saya fokuskan WAHYU saja, tidak ke yang >> lainnya. >> > > Good. > > Mari kita buktikan, apakah anda sanggup untuk tetap fokus bicara pada > masalah WAHYU atau malah ngalor-ngidul gak karuan bicaranya. > > >> Maaf, tapi saya lihat tanggapan anda soal wahyu ini jelas tidak >> nyambung dengan pernyataan ustad Rofiqi. Dan saya lihat di sini, >> ternyata anda pun pandai ngeles, di saat anda menuduh orang lain >> ngeles. >> > > Mana argumen anda? > > Mana ulasan anda bahwa saya tidak nyambung dengan omongan "kandidat > master" itu? > > Mana analisis anda? > > >> Lihat, anda mengalihkan tanggapan soal wahyu dengan menyatakan bahwa >> opini ustad Rofiqi itu adalah 'tafsiran' atau 'tidak sesuai dengan >> pendapat para shahabat, krn tidak ada buktinya.' >> > > Buktikan bahwa para Sahabat berpendapat bahwa WAHYU tidak dapat turun > lagi setelah wafatnya Nabi Muhammad s.a.w. > > Buktikan bahwa para Sahabat berpendapat bahwa tidak boleh ada nabi > apapun juga setelah Nabi Muhammad s.a.w. > > Saya meminta 'kandidat master' itu untuk membuktikan argumennya yang > berlindung dibalik sosok para Sahabat. Kalau anda mau bantu, monggo mas... > >