Maaf mas Waskita, maksud saya mas Rofiqi, dan threadnya ini: message number: #111083 From: "rsa" Date: Tue Dec 4, 2007 3:43 pm Subject: Fwd: Sikap Rasulullah Saw dan Shahabat terhadap Nabi Palsu [1/2]
salam, satriyo --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "rsa" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Salam kenal mas Waskita, > > Terima kasih masukannya. Menambah wawasan untuk dalil-dalil turats > akan posisi para shahabat dengan mengikuti sunnah Rasul terhadap para > bughats dan murtadin yang mengaku atau bersembunyi di balik klaim > mendapat wahyu ... > > Tulisan mas Qofiqi yang saya post di thread lain "Abu Zayd BAROMETER > STUDI ISLAM DI INDONESIA?" kiranya memperjelas posisi para shahabat, > utamanya shahabat utama Abu Bakr ra dalam situasi ini, yang tidak > seperti dituturkan oleh Muhamad Husein Haikal. > > salam, > satriyo > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Waskita Adijarto > <waszbulk@> wrote: > > > > Maaf nimbrung di diskusi tentang wahyu. > > > > Salah seorang sahabat Rasulullah yang pernah menyatakan tidak ada > wahyu > > lagi setelah kewafatan Rasulullah adalah sayyidina Utsman. Berikut > ini > > petikan kisahnya: > > > > Dalam kitab Al-Thabaqat, Taj al-Subki menceritakan bahwa ada > seorang > > laki-laki bertamu kepada 'Utsman. Laki-laki tersebut baru saja > bertemu > > dengan seorang perempuan di tengah jalan, lalu ia menghayalkannya. > > 'Utsman berkata kepada laki-laki itu, "Aku melihat ada bekas zina > di > > matamu." Laki-laki itu bertanya, "Apakah wahyu masih diturunkan > setelah > > Rasulullah Saw wafat?" `Utsman menjawab, "Tidak, ini adalah firasat > > seorang mukmin." `Utsman r.a. mengatakan hal tersebut untuk > mendidik dan > > menegur laki-laki itu agar tidak mengulangi apa yang telah > dilakukannya. > > > > Selanjutnya Taj al-Subki menjelaskan bahwa bila seseorang hatinya > > jernih, maka ia akan melihat dengan nur Allah, sehingga ia bisa > > mengetahui apakah yang dilihatnya itu kotor atau bersih. Maqam > > orang-orang seperti itu berbeda-beda. Ada yang mengetahui bahwa > yang > > dilihatnya itu kotor tetapi ia tidak mengetahui sebabnya. Ada yang > > maqamnya lebih tinggi karena mengetahui sebab kotornya, > seperti 'Utsman > > r.a. Ketika ada seorang laki-laki datang kepadanya, `Utsman dapat > > melihat bahwa hati orang itu kotor dan mengetahui sebabnya yakni > karena > > menghayalkan seorang perempuan. > > > > Tulisan ini saya kutip dari buku "Kisah-kisah Karamah Wali Allah" > > karangan Syeikh Yusuf An Nabhani > > <http://kawansejati.ee.itb.ac.id/kisah-kisah-karamah-wali-allah> > > > > -waskita- > > > > ma_suryawan wrote: > > > > > Satriyo, > > > > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "rsa" <efikoe@> wrote: > > > > > >> Suryawan, > > >> >