Semua benar. Baik yang dibunuh maupun yang membunuh semua dalam kebenaran. 
Perang tersebut merupakan sebab yang ALLAH turunkan agar mereka dapat mati 
secara mulia, syahid. Begitulah pendapat semua imam-imam kami dalam ahlussunah 
wal jamaah mulai dari Imam Hasan Al Bashri, Khalifah Umar bin Abdul Aziz, Imam 
Abdullah bin Mubarak, Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafi'i dan Imam 
Ahmad. Bahkan orang terkemudian yang mempersoalkan perselisihan para Sahabat 
itu oleh Imam Ahmad difatwa ahli bid'ah. Dan akur semua pendapat Imam 
ahlussunah hingga zaman ini.

Mungkin sebaiknya anda renungkan pendapat Imam Abu Zur'ah ar-Razi rh., "Apabila 
anda melihat seseorang mencela salah satu sahabat Rasulullah saw. maka 
ketahuilah bahwa dia itu zindiq, karena Rasulullah saw. menurut kami adalah 
benar dan al-Qur'an itu benar. Sesungguhnya yang menyampaikan al-Qur'an dan 
hadits kepada kita adalah para sahabat Rasulullah saw. Mereka (yang mencela 
para sahabat) hanyalah ingin mencela para saksi kita untuk membatalkan 
Al-Qur'an dan sunnah, padahal celaan itu lebih pantas untuk mereka dan mereka 
adalah orang-orang zindiq" (lihat Kitab Al-Kifaayah fii 'ilmil riwaayah oleh 
al-Khatib al-Baghdadi hal.67).

Yang menyelisihi pendapat ini adalah orang-orang terkemudian. Kadang mereka 
meninggikan satu Sahabat dan menghina Sahabat yang lain, atau bahkan 
merendahkan keduanya. Sebenarnya orang seperti ini adalah orang yang tak 
beradab pada Rasulullah. Para Sahabat itu didikan Rasul, tanggung jawab Rasul. 
Sedangkan orang yang mmbicarakannya bahkan shalat Isya' dan shalat Subuhnya pun 
sering bobol. Rasul dan para Sahabatnya jelas masuk surga. Orang yang 
membicarakan? Baca fatihah saja belum betul tajwidnya.


Rasulullah saw ada bersabda yang artinya lebih kurang:
“Janganlah kalian mencela sahabatku, demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya 
seandainya seorang diantara kalian berinfak emas sebesar gunung Uhud, sungguh 
belum menyamai satu mud seorang diantara mereka, tidak pula separuhnya” (HR. al 
Bukhari no. 3673 dan Muslim no. 2541)

Rasulullah juga bersabda:
"Sahabat-sahabatku bagaikan bintang-bintang di langit. Siapa pun yang kalian 
ikuti, pasti kalian akan mendapat petunjuk."

Bahkan Sahabat nomor 124.000 pun kalau kita jumpa dia dan mengikutinya, insya 
ALLAH kita akan selamat dalam kebenaran.

Rasul pun bersabda:
"Para Sahabatku diampuni dosanya karena mereka bersahabat dengan aku."

Nah, kalau sudah Rasul bilang diampuni, buat apa lagi mempersoalkan mereka? 
Lebih baik anda belajar dulu bangun sebelum subuh supaya tidak kesiangan melulu.


-Rizal-


Wikan Danar Sunindyo <[EMAIL PROTECTED]> wrote: mas Rizal ...
antar shahabat Rasul saja saling bertentangan bahkan saling berbunuh2-an.
lalu siapa yang benar?

salam,
--
wikan

On 4/23/08, Mohammad Rizal  wrote:
>
> Begitu butanya pada kebenaran...Sudah samasekali tulikah telinga? Sudah 
> samasekali bisukah mulut? Sudah samasekali butakah hati?
>  Kebenaran bisa dibuktikan dengan ilmu, lebih jauh lagi, kebenaran bisa 
> dirasakan dengan hati. Fitrah hati takkan mungkin menolak kebenaran karena 
> kebenaran berasal dari sumber yang satu, ALLAH, Tuhan seluruh manusia.
>
>  Kebenaran ini bersifat mutlak dan dengan kasih sayang-Nya, diturunkan-Nya 
> kebenaran itu pada hamba-hamba-Nya melalui rasul-rasul-Nya 'alaihimush 
> shalatuwassalam. Kemudian setelah ketiadaan Rasul-Nya saw., dijamin-Nya 
> penjagaan kebenaran itu melalui sahabat-sahabat Rasul-Nya radhiallahu anhum 
> dan melalui 

       
---------------------------------
Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile.  Try it now.

[Non-text portions of this message have been removed]

Reply via email to