Ane setuju sama pendapat pak Pei ini....

Muhammad Syafei <[EMAIL PROTECTED]> wrote:          Pokok permasalahanya bukan 
pada fatwa MUI.
MUI tidak bisa disalahkan dengan mengeluarkan fatwa (ini di luar
masalah perdebatan konten fatwa). Itu adalah hak MUI.

Pokok permasalahannya adalah kita yang masih nyaman dengan campur
tangan negara dalam urusan agama. Dalam kata lain masalahnya terletak
pada kurang seriusnya kita dalam menuntut pemisahan secara tegas antar
a negara dengan agama. 

Dan kalau mau jujur kesalahan itu pantas dibebankan pada kita semua.

Salam

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Ahmad Badrudduja
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Setuju, Pak Kartono Mohamad yang bijaksana.
> 
> MUI dikecam selama ini karena bertindak terlalu jauh, bahkan sama
sekali tak bertanggung jawab dengan menempatkan suatu sekte kecil
dalam keadaan terancam secara fisik.
> 
> Ma'ruf Aminm, kiai yang bertanggung jawab atas keluarnya fatwa MUI,
selalu mengatakan bahwa tugas MUI hanya membuat fatwa, sementara itu
tugas menjaga keamanan ada pada pihak keamanan. Saya dengar penegasan
itu sekali lagi dalam acara SIGI di SCTV beberapa hari lalu.
> 
> Pernyataan semacam itu jelas seperti "lempar batu sembunyi tangan".
MUI kan sudah bisa memprediksi bahwa dalam keadaan maraknya kekerasan
atas nama agama di Indonesia sekarang ini, mengeluarkan fatwa
penyesatan atas Ahmadiyah sama saja dengan menyiramkan bensin pada
rumput yang sudah kering dan siap terbakar.
> 
> Apa yang terjadi? Terbakar beneran, kan?
> 
> Setelah terbakar, apa kata MUI "penyiram bensin" itu? Petinggi MUI
bilang, "Kami kan hanya menyiram bensin, yang melakukan pembakran
bukan kami. Yang bertugas memadamkan bukan kami, tetapi dinas kebakaran." 
> 
> Melihat penderitaan warga Ahmadiyah di lapangan, anak-anak mereka
yang ketakuran karena keluarga mereka hidup dalam teror dan ancaman,
rumah-rumah mereka dirusak, apakah para tetua agama di MUI tidak
tersentuh hatinya?
> 
> Fatwa MUI bukan sekedar deretan huruf di atas kertas, tetapi membawa
kesengsaraan ribuan orang di dalam kehidupan nyata.
> 
> Demi kemurnian akidah, nyawa manusia dikorbankan. Itulah pelajaran
dari sejarah kegelapan Eropa zaman dulu, dan sekarang diulang kembali
dengan dalih ayat-ayat suci oleh MUI.
> 
> AB
> 



                           

       
---------------------------------
Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile.  Try it now.

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke