waaah... berarti kalo ada anak yg masuk ke suatu sekolah pilihan ortunya, boleh aja dia ga mematuhi peraturannya yaaa....??? eh.. atau maksudnya, boleh aja anak itu menolak sekolah pilihan ortunya dan memilih sendiri sekolahnya... bgitu yaa....
coba ah... suruh pilih mo masuk playgroup mana... mprie ----- Original Message ---- From: "[EMAIL PROTECTED]" <[EMAIL PROTECTED]> To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Wednesday, May 14, 2008 2:47:14 AM Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: PRO MBAK NING; SISTEM PEMERINTAHAN ALLAH DI BUMI ADALAH LIBERAL (QS 2: 256) Memang, kalau seseorang sudah masuk ke dalam suatu komunitas, maka ia harus tunduk kepada ketentuan yang berlaku dalam komunitas tersebut. Itu kalau masuknya secara sukarela dan disadari. Tetapi dalam hal agama, sebagian besar masuk karena mengikuti orang tua, tanpa mengerti lebih dulu tentang pilihan yang dipilihkan orang tua. Seandainya saja setiap anak mempunyai kebebasan untuk memilih agama apa yang ia akan masuki, setelah ia mempelajari semua pilihan, tentu ia akan mengerti apa hak dan kewajibannya dengan segala akibat yang harus ia harus terima jika ia sudah menjatuhkan pilihannya. KM ----Original Message---- From: florapamungkas@ yudara.com Date: 14/05/2008 2:22 To: <wanita-muslimah@ yahoogroups. com> Subj: [wanita-muslimah] Re: PRO MBAK NING; SISTEM PEMERINTAHAN ALLAH DI BUMI ADALAH LIBERAL (QS 2: 256) Kalau sepengetahuan saya, tafsir dalam surah Al Baqarah 256 : Tidak ada paksaan dalam agama itu adalah dalam konteks: tidak ada paksaan untuk masuk / memeluk agama Islam. Namun kalau sudah memeluk agama Islam, menjadi muslim, maka wajib untuk mentaati, tunduk pada ajaran agama Islam. Namanya saja muslim = to do Islam = mengerjakan agama Islam = tunduk pada perintah Allah dalam ajaranNya seperti yang Ia firmankan dalam Al Qur'an. Mohon pencerahan. Salam, Flora ------------ --------- -------- Re: PRO MBAK NING; SISTEM PEMERINTAHAN ALLAH DI BUMI ADALAH LIBERAL Posted by: "Ary Setijadi Prihatmanto" ary.setijadi@ gmail.com asetijadi2004 Tue May 13, 2008 2:24 am (PDT) ........... Sangat jelas Allah berkata: (1) tidak ada paksaan dalam beragama; (2) hidayah itu urusan Allah dll. Bagaimana mungkin keimanan kita mengijinkan kita memaksa anak kita? Sebesar apa pun keinginan kita, bagaimana kita memaksakan hal seperti itu bahkan kepada anak kita sendiri? Bagaimana kita mengaku beriman ketika kita "takut kepada Allah", tapi kemudian malah melanggar ketentuan Allah karena "takut" itu? Rule of conduct menjadi pembeda Penjagaan yan terbaik adalah penjagaan langsung dari Allah swt. Tugas kita adalah jelas melakukan yang terbaik dalam merawat dan membesarkan anak. Hasil akhirnya adalah urusan Allah. Demikian yang sudut pemahaman yang menurut saya tepat Ary [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed]