Linadear,

Hal2 yg menyangkut rasa, seperti agama, keyakinan, hobi, selera jika di 
perlakukan seperti kriminal, di bikinkan UU
untuk dilarang jelas gak akan mempan.
Seperti halnya Al Arqam, dilarang, ya tetap saja ada. Diuber-uber sepanjang 
waktu oleh polis diaraja malaysia. Sampai sekarang tetap eksis.
Gak akan ada yg bisa mematikan  keyakinan : mau itu keyakinan dianggap sesat 
atau apapun.
Allah sendiri mengatakan orang jadi sesat, dapat hidayah kan DIA yg menentukan.
Yg seharusnya adalah gimana para ortu memberi pendidikan agama.

Yg dilarang, yg didemo itu mustinya yg 'jelas2' bikin penderitaan bagi orang 
lain.
Korupsi, misalnya, atau larangan merokok di tempat umum.
Sudah ada undang2nya, jelas gitu akibatnya, bikin sengsara orang lain tapi kan 
tetap saja eksis.
Korupsi kata KPK itu sudah jadi tradisi, merokok ditempat umum apalagi.

Tempo hari FPI merangsek kantor redaksi playboy, gedung kantor di rusak. Gedung 
itu punya sapa?
Itu kan artinya FPI melakukan tindak kriminal merusak hartabenda orang lain yg 
gak tau apa-apa.
Playboy disidang, tapi kan majalahnya tetap saja beredar, tetap seronok, 
hot.....
Jadi ngapain dulu2 itu buang2 tenaga untuk sesuatu yg percuma.
[ Justru yg beredar itu gosip, FPI di kasih upeti satu em supaya tutup mata]

salam, 
l.meilany



  ----- Original Message ----- 
  From: Lina Dahlan 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Monday, May 12, 2008 3:13 PM
  Subject: [wanita-muslimah] Re: [mediacare] Preman berjubah, Pemerintah dan 
Ahmadiyah


  Dear Mbak Mei,

  Mengapa baru sekarang?

  Karena sekarang lagi demokrasi kebablasan. Ato kita2 baru melek 
  demokrasi. Kan dulu emang jamannya Orba yang represif, jadi 
  Ahmadiyah gak bisa bergerak banyak. Juga semacam FPI dulu gak boleh 
  idup.

  Kalo soal pelarangan di Indonesia kan emang dari dulu Ahmadiyah udah 
  di larang.

  Jadi, kenapa ribut sekarang karena pemerintahnya (aparat hukumnya) 
  sekarang gak bisa bertindak tegas (bisa juga dibilang gak represif)

  wassalam,
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "L.Meilany" <[EMAIL PROTECTED]> 
  wrote:
  >
  > Nimbrung :
  > 
  > 1. Dulu waktu zaman Orba yg represif, bahkan sebenernya fatwa2 yg 
  melarang ini dan itu banyak. 
  > Kaitannya juga bukan melulu agama tapi menyangkut politik, demi 
  stabilitas.
  > Agama sampai buku, hiburan juga ketat diawasi.
  > Penetapan solat Ied, penetapan puasa ramadhan pertama otoritas 
  penuh MUI/Depag. Yg beda di 'koramilkan' karena dianggap 
  > menggangu stabilitas.
  > Kotbah jum'at yg harus di teliti, penetapan kotib Ied, solat 
  Jum'at semuanya diatur.
  >
  > Bukan sekedar sesat, kan Ahamdiyah di indonesia sudah eksis sejak 
  puluhan tahun lalu, knapa ribut2nya baru sekarang???????
  > 
  > 



   

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke