jadi PNS, anggota Dewan, pejabat smp rebutan jadi menteri, 
pres/wapres.. itulah yg byk terjadi dech..
 
Padahal menggalakkan agrobisnis, peternakan lebih mulya..
memiliki palawija di sekitar pekarangan rumahnya, menghijaukan kebunnya khan 
lumayan..
Beternak kambing untuk dijual saat hari raya kurban juga bisnis yg lumayan.. 
apalgi punya rombongan sapi/kerbau...wah bisa kalah yg kerja dikantoran 
he3... 
 
Sy punya teman org arab lokal menurutnya di Arab punya 5 pasang onta maka 
tdk perlu bekerja di perusahaan pemerintahan atau pabrik2.. setiap tahun 
anaknya saja beranak dan purna jualnya sgt lumayan minimal 1 ekor anaknya 
seharga 3 motor bebek he3...
Di arab pengembala onta pakai HP, pakai mobil.. keren dech.. just inspiration...
 
Bisnis perdagangan.. pemerintah kita saja belum bisa.. bgmn rakyatnya ya.. 
 
Padahal negeri kita tropis di garis khatulistiwa.. sgt eeenaak..
 
Slm,
ali 
   
--- On Sat, 5/31/08, achmad chodjim <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

From: achmad chodjim <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: Re: [wanita-muslimah] Bisnis Pintu Utama Rezeki
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Date: Saturday, May 31, 2008, 5:41 AM






Saya pernah menjelaskan "berdagang" sebagai 90% pintu rezeki ini beberapa tahun 
yang lalu di WM ini. Pada zaman Nabi jenis pekerjaan itu sedikit, seperti 
bertani dan berdagang. Dan, berdagang jelas paling menguntungkan waktu itu. 
Namun, di zaman sekarang, yang berhasil bukanlah pedagang tapi industriawan 
yang menguasai bidang keuangan dan informasi.

Lihatlah negara-negara kaya nan makmur, semuanya adalah negera industri maju. 
Bangsa Cina dan India yang dikenal ulet dalam berdagang akhirnya juga berkiprah 
dalam dunia industri. Kalau ada negara kaya yang hidup dari berdagang ya 
Singapura, tapi ini disebabkan negeri kecil yang penduduknya 5 juta dalam 
sebuah pulau. Negeri semacam ini malah efektif bergerak di dunia perdagangan.

Sekarang bayangkan NKRI yang berpenduduk 237 juta yang terdiri dari 17 ribu 
pulau. Apanya yang diperdagangkan bila tidak mampu membangun industri 
besar-besaran. Kalau kita memilih sebagai bangsa pedagang, ya kita akan menjadi 
"pedagang kaki lima" di dunia.

Wassalam,
chodjim

----- Original Message ----- 
From: Lina Dahlan 
To: wanita-muslimah@ yahoogroups. com 
Sent: Tuesday, May 27, 2008 10:33 PM
Subject: [wanita-muslimah] Bisnis Pintu Utama Rezeki

Bisnis Pintu Utama Rezeki.

Coba lah urutkan10 orang terkaya di dunia. Lalu tengoklah apa 
pekerjaan mereka ? Juga 10 orang terkaya di Indonesia, apa pekerjaan 
mereka. Bagaimana mereka bisa sampai sebegitu kaya? Apakah profesi 
mereka presiden, politisi, pengacara, dokter, atau artis? 
No..no..no. Mereka pebisnis ulung.

Kenyataan ini sudah ada dalam `pemikiran' Rasulullah SAW 14 abad 
lalu. Dalam sebuah riwayat, beliau bersabda,"Hendaklah kamu 
berdagang karena di dalamnya terdapat 90% pintu rezeki." (HR Ahmad)

Profesi pebisnis inipun banyak disandang oleh para nabi-nabi mulia. 
Nabi Daud as, misalnya dikenal sebagai pengrajin bahan baku daun 
kurma. Dalam suatu riwayat lainnya Nabi Daud as dikenal sbg 
pengrajin baju besi. Nabi lainnya adalah Nabi Idris as yang dikenal 
sbg penjahit. Nabi Zakariya as sebagai pebisnis kayu. Nabi Musa as 
sbg peternak. Nabi Muhammad SAWpun dikenal sbg pedagang. Juga, para 
sahabat spt Ustman Bin Affan ra dan ulama besar semacam Iamm Abu 
Hanifah. Jadi, berbisnis itu profesi mulia.

"Sesungguhnya sebaik baik mata pencaharian adalah seorang pedagang" 
(HR Baihaqi)

"Pedagang yang jujur dand apat dipercaya (amanah) adalah bersama 
sama para Nabi, orang2 yang membenarkan risalah Nabi saw 
(shiddiqin), dan para syuhada" (HR At-Tirmidzi.

Kenyataan ini sudah ada dalam `pemikiran' Rasulullah SAW 14 abad 
lalu. Dalam sebuah riwayat, beliau bersabda,"Hendaklah kamu 
berdagang karena di dalamnya terdapat 90% pintu rezeki." (HR Ahmad)

Apakah kita (umat Islam) masih ingin bertahan dengan berkutat 
menjemput rezeki pada pintu yang hanya 10 persen? Atau hanya puas 
menjadi pembual di milis?...:-) . Duh ngejek diri sendiri neh.

Wassalam,

continued to Bisnis Sebagai Satu Cabang Jihad...:-)

[Non-text portions of this message have been removed]

 














      

[Non-text portions of this message have been removed]

Reply via email to