oh kalo bukan membandingkan produsen vs pedagang... okeelaaaah... cincay itu... 
hehee

cuma sebelumnya sy bedakan pemain2 dalam perdagangan (versi sy pribadi) ...
ada produsen: pihak yg fokusnya menghasilkan produk...
ada konsumen: end user yg membeli produk u dipakai sendiri, bukan u dijual
ada ritel: pihak yg fokusnya menjual produk kepada konsumen
ada penyalur: pihak yg fokusnya mendistribusikan produk ke titik distribusi 
selanjutnya, dan terakhir ke ritel

produsen  --> distributor --> agen --> grosir --> pengecer --> konsumen

setiap titik distribusi memerlukan strategi bisnis yg spesifik, karena 
pelanggannya spesifik

kalo menurut sy istilahnya u pedagang bukan 'memperpanjang rantai distribusi', 
karena kalau seberapa panjang rantai distribusi itu tergantung strategi 
pemasaran masing2 produk...
yg sy gambarkan di atas kan strategi pemasaran konvensional, yg ujung2nya 
adalah toko atau peritel...

apakah ada titik distribusi yg merangkap? menurut sy ada....
sperti carefour... u sebagian produk dia bertindak sebagai distributor 
sekaligus peritel...

kalo mnurut sy, sbenernya bukan maksud perdagangan u memisahkan konsumen dgn 
produsen, itu cuma masalah ekonomis saja... konsumen sperti sy cenderung males 
ke toko yg hanya jual indomie aja, sy juga pengen pilihan mie yg laen... kare, 
sedap, alhamie.. dsb....
ga mungkin kan indofood jual produk pesaingnya? makanya grup indo bikin 
superindo, indomart dan pewaralaba OMI .... ini strategi u menjaring konsumen 
(sekigus dapet untung dari produk saingan hehehehe)... 
tapi hal ini bukan bermaksud 'memperpanjang rantai distribusi'....

menurut sy, telalu banyak memikirkan kendala malah membuat orang jd kena 
kelumpuhan analitis...
gara2 terlalu banyak informsi jadinya bingung mo mutusin apa...
kalo sy biarin aja sarana prasarana dan fasilitas minim... think global act 
local aja...

menurut sy inti dari perdagangan adalah silaturahmi... adalah wajar kalau sy 
sebagai seorang produsen minyak kelapa memberi promosi ke tokoh masyarakat di 
suatu daerah. Jaringan silaturahmi seorang ustad biasanya lebih luas daripada 
penduduk biasa.
Daripada sy mengetuk pintu penduduk satu demi satu u menawarkan minyak kelapa 
sy, lebih baik sy getok aja kepalanya.. atau orang yg berpengaruh... (ah jadi 
inget tipping point... bagaimana sesuatu menjadi wabah)
sekaligus orang ini bisa jadi figur panutan... kalo sang figur menggunakan 
minyak kelapa sy, fansnya pasti ikut pake... ini hanya strategi pemasaran....

yg jadi masalah... punya kemampuan memproduksi belum tentu punya kemampuan 
memasarkan...
gimana menemukan pasar... membentuknya... mengelola... dsb...
makanya kalo menurut sy.. biarlah yg memproduksi ambil fokus di produksi..
yg memasarkan ambil fokus di pemasaran...
buat dalam suatu kemitraan yg baik dan saling menguntungkan...

ada baiknya kalo petani bisa memasarkan langsung.. sperti di ostrali.. belanda 
dan negara lain
mreka suka dateng ke pasar bawa traktornya sekalian... (gitu Om DWS?)
tapi juga ada sisi pembatasnya... pasarnya hanya bisa lokal...
padahal kalo diserahkan ke distributor.. bisa melanglang buana produknya...
yaa smuanya ada itungan ekonomisnya

mprie


----- Original Message ----
From: Ary Setijadi Prihatmanto <[EMAIL PROTECTED]>
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Sent: Saturday, May 31, 2008 8:04:34 AM
Subject: Re: [wanita-muslimah] Bisnis Pintu Utama Rezeki


mas prie,

saya kira kita bukan bicara produsen vs. pedagang.

Kata kunci dalam perdagangan itu-kan RANTAI DISTRIBUSI
Pedagang MURNI itu betul-betul memanfaatkan scarcity produk/jasa dengan 
menambah PANJANG rantai distribusi.
Yang penting kulakannya berapa, dijual berapa
Kalo perlu kartel dengan target sasaran mengurangi keberdayaan produsen dan 
konsumen
dengan memisahkan PRODUSEN dari KONSUMEN sehingga pasar dapat dikendalikan.

Sebagian besar produk yang penting di Indonesia itu kira-kira terperangkap oleh 
situasi ini 
(minyak, sembako, DOC, beras sampai komputer) oleh berbagai keadaan a.l.:
- kondisi sosial ekonomi produsen (kurang kapital dll. sehingga terperangkap 
sistem ijon)
- informasi yang tidak merata (produsen tidak tahu situasi pasar yang 
sebenarnya)
- infrastruktur yang tidak memadai sehingga hanya segelintir orang punya akses 
ke pasar (Jalan yang buruk, sehingga hanya tengkulak yang punya mobil pickup 
yang bisa menyalurkan)
- peraturan untuk masuk pasar yang menyulitkan (bagaimana buat legal dari 
perusahaan dll.)
- kartel orang lama yang menghalangi orang baru dengan senjata network dan uang.
dll.

Secara tradisional, kalangan elit ulama biasanya menguasai daerah ini. Beras 
dan batik yang merupakan basis ekonomi dari ulama Sarekat Islam, NU dan 
Muhammadiyah, contohnya. Dan sebagai pedagang, luar biasa kapital yang berhasil 
dikumpulkan.
Namun pehatikan umat (yang notabene PRODUSEN beras dan batik rakyat), tidak 
terjadi tricle-down- effect. Walaupun mereka sendiri juga memang menjadi 
produsen.

IMHO, bukan perdagangan (broker) yang seperti ini yang berkah.
Al-Quran menyuruh kita untuk berbuat sesuatu "agar supaya kedaulatan (ekonomi) 
itu tidak hanya berputar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu" (QS 
59:7)

Hadits-hadits Nabi ttg perdagangan itu BUKAN untuk memuliakan pedagang,
tapi untuk mengajak para petani, peternak, pengrajin, sebagai basis masyarakat 
Islam waktu itu, 
untuk juga ikut mendistribusikan langsung ke konsumen.

Ini mirip juga dengan hadits "tangan diatas lebih baik dari tangan dibawah",
yang bukan untuk memuliakan orang kaya (bukankah orang kaya diancam juga dalam 
banyak nash yang lain?)
tapi untuk memberi dorongan bagi yang miskin.

Idea-nya adalah bagaimana mengurangi panjang rantai distribusi sehingga pasar 
menjadi lebih efisien.
Jadi PRODUSEN harus dimungkinkan oleh sistem untuk bisa berhubungan langsung 
dengan kosumen, 
alias selain jadi produsen juga jadi pedagang.Itulah yang mungkin terjadi pada 
era informasi dan kreativitas sekarang ini.
Internet dan jalur distribusi barang (yang seharusnya sudah mature) menjadi 
infrastruktur bagi siapa saja untuk memproduksi dan mendistribusikannya secara 
lebih efisien. Fenomena itu yang mulai terjadi sekarang.

Bagi saya, infrastruktur seperti jalan dan internet itu bagaikan air, api dan 
rumput pada zaman Nabi. Ada hadits yang berbunyi: "Manusia secara bersama-sama 
mempunyai hak atas tiga (sumberdaya alam): air, api dan rumput". Hadits ini 
IMHO terkait dengan ayat diatas. Akibatnya, adalah wajib bagi negara untuk 
mengusahakan semua sumberdaya itu demi kemakmuran bersama. 
"ada hak kita dari setiap barel minyak yang disedot dari bumi kita"

salam
Ary

----- Original Message ----- 
From: priambudi 
To: wanita-muslimah@ yahoogroups. com 
Sent: Friday, May 30, 2008 10:21 PM
Subject: Re: [wanita-muslimah] Bisnis Pintu Utama Rezeki

waah sy ga stuju tuh kalo dianggap jd produsen lebih menjanjikan

berapa banyak produk bagus, unggulan yg ternyata gagal di pasaran???
kalo dibilang laptop toshiba lebih bagus daripada IBM Thinkpad, ada yg stuju ga?
sapa yg menguasai pasar laptop? sapa yg teknologinya dijual ke prusahaan cina??

justru kalo kita tau gimana caranya berdagang, promosi, selling, marketing...
itu lebih dihargai daripada cuma bisa produksi...

kalo sy liat, yang bisa produksi itu banyak...
sekali ada 1 orang bisa bikin nasi goreng, ada banyak yg bisa ngikutin bikin 
nasi goreng...
tapi berapa banyak yg bisa jual nasi goreng sampe laku keras???
ga banyak...... 
temen sy ditarik jadi konsultan sana sini gara2 berhasil buat resto seafood 
didatangi 2000 orang perhari....

kalo mnurut sy, bidang produksi itu mengembangkan ilmu tentang produk, 
sedangkan berdagang mengembangkan ilmu tentang manusia.... 
yaa lebih mahal ilmu ttg manusia daripada ilmu ttg produk....

Indonesia sih... ga usah produksi sendiri juga bisa kaya...
jadi penjaga gerbang tol ajaa.... posisinya dah strategis kok....

mprie

----- Original Message ----
From: achmad chodjim <[EMAIL PROTECTED] com>
To: wanita-muslimah@ yahoogroups. com
Sent: Saturday, May 31, 2008 5:41:27 AM
Subject: Re: [wanita-muslimah] Bisnis Pintu Utama Rezeki

Saya pernah menjelaskan "berdagang" sebagai 90% pintu rezeki ini beberapa tahun 
yang lalu di WM ini. Pada zaman Nabi jenis pekerjaan itu sedikit, seperti 
bertani dan berdagang. Dan, berdagang jelas paling menguntungkan waktu itu. 
Namun, di zaman sekarang, yang berhasil bukanlah pedagang tapi industriawan 
yang menguasai bidang keuangan dan informasi.

Lihatlah negara-negara kaya nan makmur, semuanya adalah negera industri maju. 
Bangsa Cina dan India yang dikenal ulet dalam berdagang akhirnya juga berkiprah 
dalam dunia industri. Kalau ada negara kaya yang hidup dari berdagang ya 
Singapura, tapi ini disebabkan negeri kecil yang penduduknya 5 juta dalam 
sebuah pulau. Negeri semacam ini malah efektif bergerak di dunia perdagangan.

Sekarang bayangkan NKRI yang berpenduduk 237 juta yang terdiri dari 17 ribu 
pulau. Apanya yang diperdagangkan bila tidak mampu membangun industri 
besar-besaran. Kalau kita memilih sebagai bangsa pedagang, ya kita akan menjadi 
"pedagang kaki lima" di dunia.

Wassalam,
chodjim

----- Original Message ----- 
From: Lina Dahlan 
To: wanita-muslimah@ yahoogroups. com 
Sent: Tuesday, May 27, 2008 10:33 PM
Subject: [wanita-muslimah] Bisnis Pintu Utama Rezeki

Bisnis Pintu Utama Rezeki.

Coba lah urutkan10 orang terkaya di dunia. Lalu tengoklah apa 
pekerjaan mereka ? Juga 10 orang terkaya di Indonesia, apa pekerjaan 
mereka. Bagaimana mereka bisa sampai sebegitu kaya? Apakah profesi 
mereka presiden, politisi, pengacara, dokter, atau artis? 
No..no..no. Mereka pebisnis ulung.

Kenyataan ini sudah ada dalam `pemikiran' Rasulullah SAW 14 abad 
lalu. Dalam sebuah riwayat, beliau bersabda,"Hendaklah kamu 
berdagang karena di dalamnya terdapat 90% pintu rezeki." (HR Ahmad)

Profesi pebisnis inipun banyak disandang oleh para nabi-nabi mulia. 
Nabi Daud as, misalnya dikenal sebagai pengrajin bahan baku daun 
kurma. Dalam suatu riwayat lainnya Nabi Daud as dikenal sbg 
pengrajin baju besi. Nabi lainnya adalah Nabi Idris as yang dikenal 
sbg penjahit. Nabi Zakariya as sebagai pebisnis kayu. Nabi Musa as 
sbg peternak. Nabi Muhammad SAWpun dikenal sbg pedagang. Juga, para 
sahabat spt Ustman Bin Affan ra dan ulama besar semacam Iamm Abu 
Hanifah. Jadi, berbisnis itu profesi mulia.

"Sesungguhnya sebaik baik mata pencaharian adalah seorang pedagang" 
(HR Baihaqi)

"Pedagang yang jujur dand apat dipercaya (amanah) adalah bersama 
sama para Nabi, orang2 yang membenarkan risalah Nabi saw 
(shiddiqin), dan para syuhada" (HR At-Tirmidzi.

Kenyataan ini sudah ada dalam `pemikiran' Rasulullah SAW 14 abad 
lalu. Dalam sebuah riwayat, beliau bersabda,"Hendaklah kamu 
berdagang karena di dalamnya terdapat 90% pintu rezeki." (HR Ahmad)

Apakah kita (umat Islam) masih ingin bertahan dengan berkutat 
menjemput rezeki pada pintu yang hanya 10 persen? Atau hanya puas 
menjadi pembual di milis?...:-) . Duh ngejek diri sendiri neh.

Wassalam,

continued to Bisnis Sebagai Satu Cabang Jihad...:-)

[Non-text portions of this message have been removed]

[Non-text portions of this message have been removed]

------------ --------- --------- --------- --------- --------- -

No virus found in this incoming message.
Checked by AVG. 
Version: 7.5.524 / Virus Database: 269.24.4/1473 - Release Date: 29/05/2008 
19:53

[Non-text portions of this message have been removed]

    


      

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke