Mas ary,

Yg juga tidak bisa saya mengerti adalah ketika...
Orang pintar yang berpendidikan tinggi, tapi kok ya masih memiliki:

- wawasan yg sempit
- pikiran yg picik
- jiwa yang bodoh dan kerdil
- hati yang keras spt batu
- dan sifat2 unbelievable lainnya..

Lalu apa gunanya pendidikan bila tidak mampu mencerahkan?



2008/6/24 Ary Setijadi Prihatmanto <[EMAIL PROTECTED]>:

>   Pendidikan itu memang mahal mas.
> Tinggal siapa yang bayar.
>
> Saya kira semua juga TAHU kalo pendidikan itu aset bangsa.
> Masalahnya pendidikan "orang lain" itu BUKAN aset pribadi.
> Keluarga yang sadar arti penting pendidikan akan mengusahakan apa saja
> untuk pendidikan.
> Kecuali kalo Bapaknya takut kalah pinter sama anaknya. ;-))
>
> Kembali, tidak ada insentif apapun agar pemerintahan kita memprioritaskan
> pendidikan.
> Lha wong malah sumber masalah.
> Semakin banyak orang pinter, kita harus makin pinter lagi supaya bisa tetep
> jadi pejabat.
> Orang pinter itu harus dibayar lebih mahal dibanding orang bodoh.
>
> Soal negara berantakan karena diurusi orang bodoh, itu bukan urusan saya.
> Anak-cucu saya sudah terjamin kok...
> jadi ngapain saya harus ngurusin anak orang dan mengusahakan supaya
> pendidikan bisa murah?
>
> kira-kira begitu mas....
>
>
> ----- Original Message -----
> From: kayung
> To: wanita-muslimah@yahoogroups.com <wanita-muslimah%40yahoogroups.com>
> Sent: Monday, June 23, 2008 3:42 PM
> Subject: [wanita-muslimah] Re: Masuk Kedokteran Minimal Rp 40-60 Juta
>
> Negara seharusnya memenuhi hak rakyatnya apalagi generasi penerus
> untuk mendapatkan pendidikan. apalagi indonesia kan negara kaya,
> gemah ripah loh jinawi. bukannya minta digratisin biaya
> pendidikannya tapi masa sekolah aja bayarnya selangit. kesannya jadi
> kalau engga punya duit selangit engga bakal punya pendidikan yg
> memadai buat masa depan. hla gimana entar indonesia kedepannya? Yg
> mimpin akhirnya cuma orang2 dr generasi tak berpendidikan atau
> generasi orang2 'terdidik' tapi karena duit.
>
> selain pendidikan, nyari kerja di indonesia juga harus pakai duit
> selangit. padahal gaji engga naik2 ke langit. kebutuhan ajah yang
> naik kelangit. akhirnya orang miskin pada milih jalan kelangit deh.
> pengangguran melangit. jumlah tki juga melangit karena nyari kerja
> di negara sendiri bayar selangit tapi gaji membumi. hiks.....
>
> ironis.....indonesiaku inih.
> celakanya udah rela berkorban kerja jadi tki ke LN, kalau ada
> masalah negara engga melindungi. berapa tuh tki yg mengalami
> kekerasan atau bahkan meninggal di LN. negara cuma tutup mata, tutup
> telinga. mau melindungi kalau udah ada korban atau kalau dioprak2
> sama publik. mbelgedhes!!!
>
> kapan yah indonesia bisa seperti negara lain? yg menjamin hak hidup
> layak buat rakyatnya?
>
> kayung
>
> --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com <wanita-muslimah%40yahoogroups.com>,
> "Sunny" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >
> > Refleksi: Dirgahayu NKRI!? Hehehehe, NKRI bukan untuk Anda yang
> orang tua berpendapatan rendah atau miskin.
> >
> > -----
> > Harian Komentar
> > 23 Juni 2008
> >
> > Masuk Kedokteran Minimal Rp 40-60 Juta
> >
> >
> >
> >
> >
> > Menjadi mahasiswa program studi pendidikan dokter di Unsrat
> Manado, memang jauh jangkauan bagi kalangan ekonomi paspasan yang
> tidak memiliki prestasi akademik tinggi. Program studi ini
> hanya 'tersedia' bagi calon mahasiswa yang berduit. Pasalnya, untuk
> masuk lewat jalur SNMPTN atau kemitraan dan sumikolah, calon
> mahasiswa harus menyiapkan (minimal) Rp 40-60 juta.
> >
> > Sedangkan bagi calon mahasiswa dengan prestasi yang bagus pun,
> tetap harus menyiapkan uang minimal Rp10 juta. Berdasarkan data yang
> diperoleh koran ini, ranking 1-15 bagi calon mahasiswa T2 di
> Fakultas Kedokteran harus membayar Rp 10 juta. Sedangkan ranking 6-
> 10 membayar Rp 15 juta dan seterusnya sampai ranking 31 ke atas (Rp
> 40 juta). Plt Rektor Unsrat, Prof Dr LW Sondakh MEc sendiri dalam
> konfirmasi lalu membenarkan bahwa biaya masuk maksimal Rp 75 juta.
> >
> >
> > Menanggapi hal ini, sejumlah warga Manado mengaku prihatin bahwa
> biaya masuk Unsrat yang didambakan anak mereka, makin
> melangit. ''Kami sadari bahwa biaya pendidikan mahal. Tapi dengan
> biaya puluhan juta, kami kira terlalu besar. Apa kami PNS tidak bisa
> menyeko-lahkan anak ke Unsrat?'' ungkap Ny Patrice prihatin.
> >
> >
> > Sementara Pembantu Rektor I Unsrat Manado, Prof dr Bootje Moningka
> Daf. Sp.FK-K menegaskan bahwa biaya pendaftaran masuk di setiap
> fakultas keseluruhannya tidak ada perubahan melainkan memakai
> standard pembiayaan tahun 2007, sesuai rapat senat yang dilakukan
> tahun lalu. "Sesuai penyampaian pak rektor kepada saya kemarin,
> bahwa untuk pembiayaan pendaftaran Mahasiswa Baru (Maba) ke empat
> jalur yaitu Jalur T2, Sumikolah, SNMPTN dan Kemitraan bahwa tidak
> ada perubahan," ungkap Moningka, kepada harian ini di sela-sela
> penyerahan ISO di Politeknik Manado, akhir (20/06) pekan lalu.
> >
> >
> > Lebih lanjut Moningka menga-takan bahwa alasannya untuk tidak akan
> memakai mekanis-me pembiayaan pendaftaran untuk tahun 2008 ini,
> karena saat ini diri rektor masih berstatus pelaksana tugas, "Pak
> Rektor mengatakan bahwa nantilah jika sudah ada rektor terpilih maka
> biaya pendaftaran akan diubah.'' Di sisi lain, Moningka meminta
> agar pungutan di luar ketentuan dilaporkan. "Sekali lagi saya
> mengingatkan kepada para mahasiswa baru agar jangan takut untuk
> melapor jika ada pungutan yang di luar batas dari kewajaran yang
> dilaku-kan oleh panitia pendaftaran di setiap fakultas. Jika ada
> salah satu dosen ataupun dekan yang coba-coba melakukan pungutan
> liar maka dosen tersebut akan kami proses," warning Moningka.(
> >
> >
> > [Non-text portions of this message have been removed]
> >
>
>


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke