Kenapa wanita arab kalau keluar negeri jarang pakai jilbab ya ?

Kok hanya taat ketika di arab saja ? :))



Sent from my BlackBerry� wireless device from XL GPRS network

-----Original Message-----
From: "Trulee Khadija" <[EMAIL PROTECTED]>

Date: Sun, 24 Aug 2008 21:59:30 
To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
Subject: Re: [wanita-muslimah] Jilbab ibarat topi baja buat militer - Re: 
Jilbab = kerudung?


Assalamualaikum wrwb..

Ikutan nimbrung ya..
Wah.. wah..
dalilnya apa tuh bahwa Allah 'SENANG' melihat aneka warna rambut
wanita di seantero bumi (dgn catatan.. terbuka)?

Itulah kalo berbicara yang dipake hanya (ma'af) otaknya aja.. tapi
tanpa ilmu. Sementara salah satu fungsi otak adalah bukan melogikakan
segala hal tapi tanpa tau ilmunya..

Tentu saja jilbab bukan topi militer. Mau diibaratkan seperti apapun..
ya ngga kan pernah sama. Dari bahannya aja udah beda, fungsi apalagi..
Anak SD pun tau perbedaannya.. :)

Perintah berjilbab jelas2 ada di dalam Al Qur'an. Bagaimana mungkin
Mediacare mampu mengatas namakan Allah dalam berpendapat? Bagaimana
anda mampu mengetahui Allah 'SENANG' dengan segala keterbukaan dan
'SEDIH' dengan ketertutupan? Bagaimana mungkin anda MAMPU memiliki
pengetahuan tentang bagaimana perasaan Allah?

Meminjam istilah anda.. Berkrubyung2 (btw, bahasa Indonesia ya ini?
Baru denger soalnya..).. jangan salah lho. Di balik hljab panjang dan
gamis gombyor itu.. pakaian mereka (wanita2 Arab) ngga kalah dengan
pakaian2 yg dipakai oleh selebritis dunia.. Secara mereka orang Arab
gitu loh.. duitnya berjibun.

Temen saya kerja di Riyadh dan memiliki banyak teman Arab dr kalangan
biasa2 aja sampe yg sangat kaya raya..
Kalau mereka mengadakan pesta.. mereka memang mengenakan pakaian
krubyung2 itu ke rumah yg punya hajatan..
Lalu mereka akan masuk suatu ruangan megah lengkap dengan segala
dekorasi mewah utk pesta (ruang pesta laki2 dan wanita terpisah).. dan
di ruangan itu mereka akan melepaskan busana krubyung2 mereka..
VOILA!! Walaupun wanita Arab terkenal dengan bentuk tubuh yang
besar2.. tapi masih banyak lagi yg memiliki tubuh aduhai yg sangat
terawat. Mereka mengenakan pakaian seksi rancangan desainer kelas
dunia dilengkapi dengan perhiasan bertahtakan intan berlian.. dan make
up yg sempurna!
Sejauh yang saya ingat.. saya ngga pernah liat wajah2 orang Arab itu
dipenuhi jerawat.. komedo mungkin ya... tapi kalo jerawat koq
sepertinya enggak tuh.. Kalau anda amati, kulit  wajah2 orang Arab
sangat halus, bersih dan sehat. Mungkin ini anugerah Allah karna
kerelaan mereka utk mau bersusah payah mengenakan busana yang 'buat
kita' kelihatan menyengsarakan..

Kesadaran para jilbabers utk merawat diri sangat besar. Sekarang
banyak sekali tempat2 senam khusus muslimah.. Peminatnya juga banyak.
Belum kolam2 renang yg memfasilitasi kesenangan kaum hawa yg suka
olahraga air dengan menyediakan hari2 khusus utk para akhwat ini. Jadi
salah banget kalo busana gombyor identik dengan ketidakmauan dan
ketidakmampuan utk merawat diri..

Masalah keimanan seseorang.. hanya yg bersangkutan dan Allah yang
tahu.. Jadi kalau anda tidak/belum memiliki ilmu mengenai masalah
keimanan, please dech.. jangan bermain2 atau mengutak-atik
permasalahan yang anda kupas secara mentah ini.. :)

Saya minta maaf apabila ada kata2 saya yang ngga berkenan..
Tapi jangan pernah mewakili Allah dalam hal berperasaan atau dalam hal
apapun.. Untuk tahu bagaimana proses terjadinya selembar rambutpun,
pasti anda ngga kan pernah tahu jawabnya.. bagaimana mungkin anda bisa
mengatas namakan Allah dalam hal berperasaan? Jangan2 ntar ada THE
NEXT LIA EDEN lagi.. Hiiii..

Wassalam..



On 8/24/08, mediacare <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Iya saya setuju kalau jilbab itu ibarat topi baja yang dipakai pasukan
> militer saat berperang. Saya yakin seyakinnya, Allah senang kok melihat
> aneka warna rambut kaum perempuan di Bumi. Allah justru sedih kalau
> keindahan rambut perempuan itu malah ditutup brukut.
>
> Mengukur keimanan seseorang hendaknya diukur dari otaknya, bukan dari busana
> yang dikenakannya. Busana itu adalah bagian dari budaya, semakin tinggi daya
> seninya, gaya busana pun kian beragam model dan coraknya, tak sekadar
> krubyung-krubyung warna hitam pekat seperti di Arab sana.
> Menurutku, apa yang mereka kenakan justru sebentuk penjara kekuasaan kaum
> lelaki, tapi mereka tak menyadarinya. Semakin otoriter sebuah kekuasaan,
> busana warganya harus seragam dengan dalih itu permintaan dari Allah, baik
> corak dan warnanya.
>
> Busana krubyung-krubyung juga akan membuat kaum perempuan malas untuk
> berolahraga, badan gendut dengan perut bergelambir tak masalah. Wajah penuh
> jerawat dan hidung penuh komedo tak masalah, toh yang terlihat dari
> pandangan orang lain cuma matanya saja. Busana krubyung-kryubung juga bikin
> kaum perempuan malas berdandan ria buat dirinya sendiri. Mereka kehilangan
> pesona buat memikat lawan jenis dan susah bikin decak kagum kaum sejenisnya.
>
> wass,
>
> rd
>
>
>   ----- Original Message -----
>   From: sunny
>   To: [EMAIL PROTECTED]
>   Sent: Tuesday, August 26, 2008 2:09 AM
>   Subject: Re: [mediacare] Re: Jilbab = kerudung?
>
>
>   Hemat saya jilbab tidak ada hubungan apa-apa dengan keimanan seseorang,
> karena keimanan adalah masalah otak bukan hanya dengan tutup kepala
> menunjukkan keimaman sesorang dan anti iblis bin seytan, tetapi kalau ada
> penjual kain yang pandai ngoceh agama dan meyakinkan bahwa ada hubungannya
> dengan dan keimanan  bisa saja. Tetapi apakah itu logis bila dilihat pada
> keadaan lingkungan di mana agama itu didirikan. Dulunya jilbab itu dipakai
> oleh semua penganut agama Semit di gurun pasir. Jadi bukan spesial agama
> tertentu saja.
>
>   Tutup kepala  itu ada banyak macam corak, bisa dipakai sebagai dekorasi
> mempercantik wajah,  melindungi kepala dari kedinginan atau matahri terik
> dan teristimewa bagi yang berdiam  di gurun pasir di ialah mencegah debu
> yang dibawah oleh angin dan melekat di kepala. [Serdadu pakai tutup kepala
> atau topi waja untuk melindungi kepala dari peluru atau pecahan granat
> musush].
>
>   Hendaklah dipahami bahwa air di region gurun itu termasuk barang mewah
> yang terbatas, jadi harus berhemat bagi kaum nomadik. Bukan saja jiblab
> tetapi juga cador, nikap etc itu untuk mencegah debu masuk mulut, lubang
> hidung. Untuk membersihkan debu yang melekat di badan membutuhkan
> air,sedangkan  persediaan air terbatas bagi mereka yang berdiam digurun dan
> semi-gurun (semi dessert). Solusinya penghematan air ialah kepala  dan muka
> ditutup dan berbaju panjang yang disebut garabeya  guna melindungi badan.
>
>
>     ----- Original Message -----
>     From: Irma Dana
>     To: [EMAIL PROTECTED]
>     Sent: Sunday, August 24, 2008 5:25 PM
>     Subject: [mediacare] Re: Jilbab = kerudung?
>
>
>
>     Jilbab......
>     apakah itu juga bagian dari peningkatan keimanan seseorang?
>     dimana setelah berjilbab pun masih banyak ujian yang harus mrk
> selesaikan
>     berjilbab upaya untuk menghargai dirinya sendiri...setuju!
>     tapi jadi hancur citra jilbabnya ketika seseorang mempertontonkan
> lekukan tubuhnya? gimana ya
>     bukan wanita berjilbab saja yang harus menutup lekukan tubuhnya...
>     jadi teringat seseorang yg berjilbab...dan mau kencan dgn laki2 yang
> masih berstatus suami orang...gimana tuh?
>     waduh....rumit juga ya...perempuan itu harus bisa membela dirinya
> sendiri, itu kata teman...
>
>
>     peace,
>     irma
>
>     --
>     Irma Dana
>     http://dawala.wordpress.com [lagi belajar nulis]
>
>
>
>
>
> [Non-text portions of this message have been removed]
>
>



[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke