Huh? Benarkah? Masyaallah...

Untuk mencegah kaburnya karyawan, kan banyak cara lain. Andaikan 
perusahaan mempunyai reputasi baik dan buat karyawan nyaman bekerja 
disitu, karyawan juga gak mau keluar dan kabur. Ya ya ya masalahnya 
perusahaan gak mau banyak keluar uang untuk masalah ketenagakerjaan. 
Selama bisa menekan karyawan, ya karyawan yg ditekan. Dan betul 
posisi tawar karyawan rendah. Perusahaan kan punya department (ato 
paling gak orang) sendiri utk mengurusi masalah kepagawaian, ya 
mestinya itu kerjaan department/orang tsb.

Saya sendiri gak tau bagaimana proses penerimaan karyawannya. Apakah 
pihak perusahaan sudah menginformasikan bhw ijazah asli akan ditahan 
selama kerja kontrak?

Disnaker juga ngapain aja? Giliran karyawan cilik yang bermasalah 
aja, gak ada yang mo denger. Soale gak ada duitnya!

Dalam urusan ini Indonesia ini bener2 seperti negri dongeng.

Halloo Depnaker! Tolong dipertegas segala aturan main ketenagakerjaan 
di negeri ini dunk! 

Makasih Mas Syafei untuk informasinya.
wassalam,
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "syafei2002" <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:
>
> Mbak, saya juga mengalami masalah yang sama.
> 
> Tentang fenomena ditahannya ijazah asli, tanpa maksud membenarkan, 
itu
> juga akibat ulah -sebagian- pekerja sendiri. Banyak pekerja yang 
kabur
>  . Jika masih dalam kontrak, tentu itu melanggar kesepakatan, kalau
> bukan berstatus kontrak hal itu sangat merepotkan pihak perusahaan.
> Perusahaan sendiri malas mengurus jika terjadi masalah seperti itu,
> karena kalau mengurus berarti bakalan keluar 'cost' lagi ditambah
> kelakuan aparat kita yang sama-sama kita ketahui.
> 
> Perusahaan tempat saya kerja di Batam dulu, yang notabene cukup 
bagus
> dalam masalah ketenaga kerjaan untuk ukuran rata-rata, pada akhirnya
> ikut mensyaratkan penahanan ijazah asli untuk karyawan baru, karena
> kejadian kaburnya karyawan yang berulang kali.
> 
> Kalau persh yang menahan ijazah saya itu ada di Solo. Saya sudah
> mengajukan pengunduran diri satu bulan sebelumnya, tapi berusaha
> ditahan. Waktu satu bulan itu sebenarnya cukup untuk digunakan 
mencari
> pengganti saya, tapi tidak dilakukan. 
> 
> Setelah makin dekat dengan tanggal pengunduran diri, persh akhirnya
> membolehkan saya keluar dengan syarat saya harus menyelesaikan
> pekerjaan sampai dengan yang mereka inginkan. Syarat itu tentu saya
> tolak, karena saya bukan karyawan kontrak atau borongan.
> 
> Saya akhirnya tetap keluar, tapi gaji terakhir tidak dibayarkan dan
> ijazah asli saya tetap ditahan. Saya sudah laporkan hal itu ke
> Disnaker, tapi nggak ada tindakan. Nyari-nyari LBH yang bisa memberi
> advokasi gratisan (mana sanggup kalau harus bayar), belum ketemu. 
> 
> Soal outsourcing .. Kalau mengacu ke UU Ketenaga kerjaan No ... 
(lupa)
> th. 2003 itu, outsourcing jelas dilarang dipakai di 'main business'.
> Outsourcing hanya bisa dipakai di luar itu, kayak security, cleaning
> service, dsb. Tapi anehnya UU itu hanya berisi larangan, gak ada 
yang
> memuat sangsi bagi yang melanggar. Kayak macan ompong.
> 
> Ketidak tegasan sangsi dalam UU tsb., di tambah perilaku aparat 
kita,
> di tambah posisi tawar kita yang lemah di depan investor, jadilah
> outsourcing menjadi fenomena yang wajar dan seolah-olah sah.
> 
> Salam
> 
> --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Lina Dahlan" <linadahlan@>
> wrote:
> >
> > Mo curhat. Seorang keponakan (cewe) teman bekerja di anak 
perusahaan 
> > Telkomsel di daerah Roxi. Ditempatkan di counter Telkomsel di 
daerah 
> > Jakarta Barat. Setelah beberapa bulan, di mutasi ke counter 
Telkomsel 
> > Karawang. Keponakanku keberatan kalo dipindah ke sana karena 
jauh. 
> > Jadi, dia mengundurkan diri. Sudah 2 Minggu mengundurkan diri, 
tetapi 
> > Ijazah asli belum dikembalikan dan gajinya selama 1bulan 2 minggu 
> > belum di bayar. Keponakan tsb sudah bulak balik mo ambil ijazah 
dan 
> > gajinya, tapi selalu aja ada alasan sehingga pulang tanpa hasil. 
> > Statusnya bukan kontrak.
> > 
> > Saya heran, mengapa perusahaan sekarang2 ini (lagi trend?) 
menahan 
> > Ijazah asli seorang karyawan? Apa haknya ? Perusahaan tsb punya 
> > pengacara katanya. Soalnya waktu keponakan itu datang kesekian 
> > kalinya ke kantor itu dan kebetulan bos gak ada, dia bicara ama 
> > pengacara tsb. Tapi lagi2 pengacaranya gak tau apa-apa soal 
> > ijazah?...huh?
> > 
> > Kata keponakanku yang lain biasanya kalo Bank BUMN (kontrak) 
memang 
> > menahan ijazah asli?? Apa bener ya ?
> > 
> > Saya sarankan kepada teman itu untuk minta bantuan LBH Apik atau 
> > semacamnya. Karena setahu saya LBH Apik itu gratis dan dia hanya 
> > membela kaum pere yang tidak berpenghasilan ato dibawah 1.5juta 
per 
> > bulan.
> > 
> > Perusahaan tsb betul2 telah mendzalimi hak karyawan. Sekarang 
> > keponakan tsb tidak bisa melamar kemana-mana krn ijazah ditahan 
> > (dismpan di Bank, katanya). Sedang bulak-balik ke Roxi butuh 
biaya. 
> > Mana gaji belon dibayar. 
> > 
> > 2) Keponakan saya melamar langsung ke Anteve (apa Metroteve ya?). 
> > Sudah diterima dengan kontrak selama 2 tahun, tapi semua urusan 
> > dikembalikan kepada outsourcing. Jadi, setiap bulan akan dipotong 
> > untuk soutsourcing sebanyak 1jt50rb selama 2 tahun.
> > Aje gile! Apa kerja outsourcing emangnya? Malakin orang aja..
> > 
> > Dimana-mana di Indonesia ini pemalakan udah jadi suatu yang 
lumrah 
> > ya? Dari urusan metromini sampe metroteve bahkan ke lembaga 
Negara.
> > 
> > Alamak!
> > 
> > Wassalam,
> >
>


Kirim email ke