thanks mas ary, masukannya. Aku "simpen" dulu boleh ya?
soale, mo menuntaskan dua buku yg saya bilang tadi,
biar ngerti konteksnya apa dan baru menyelesaikan mikirnya :-)
(maklum, otaknya kurang encer, kemungkinan kurang se-ons juga :P)
kalo gak, jurus sotoy-ku nanti yg keluar hehehe...
ntar bullshiting, biasalah :P
kaya bikin paper semalam sebelum deadline :P

plus, wiken ini ikutan pelatihan cedaw.. (telat banget ga sih? hehe..)
ini lagi bantuin panitianya nyari bahan buat diskusi ntar sore.. hehe..


Herni

2008/11/7 Ary Setijadi Prihatmanto <[EMAIL PROTECTED]>

>   mbak herni, nggak tahu nih ada hubungannya ato tidak.
>
> 0. bagi saya tidak ada itu "hukum islam", tapi "hukum yang islami".
> Karena islam itu sistem nilai. Kira-kira sama dengan "sistem nilai
> keluarga" --> hukum yang menjunjung nilai-nilai keluarga, ada yang tidak.
>
> 1. jika kita mencoba menggunakan terminologi "hukum barat",
> maka kita juga harus bisa menjelaskan "hukum yang bukan barat".
> Dan semesta pembicaraannya berbeda tataran dengan "hukum islami" vs "hukum
> tidak islami".
> Mencampur semesta pembicaraan membuat jadi tidak jelas, mana islam yang
> universal itu.
>
> 2. pluralisme hukum, bagi saya terkait dengan dengan terminologi:
> - hal-hal yang universal (contohnya logika)
> - hal-hal yang terkait dengan konteks tempat, budaya, sejarah dll. (adat,
> barat, timur, arab, kebiasaan, agama, nilai persis nyawa manusia, sejarah
> perbudakan, sifat permisif dll.)
> yang merupakan hal-hal dipertimbangkan dengan muara pada produk hukum
> positif yang berlaku.
> Label "Islam" jelas tidak termasuk di situ.
> Kalo "klaim" sih bisa saja,
> atau "Islam sbg. agama institusional, klan, fiqh" yang berarti turunan
> praktis sebagai bagian dari ritual agama.
>
> 3. Jadi tidak penting darimana kerangka berfikir untuk pengambilan hukum
> itu diperoleh, selama mengikuti proses diskusi komunitas yang jujur dan
> berorientasi pada kemaslahatan bersama. Kalo produknya tidak sempurna pun,
> seperti UU Pornografi ini, saya anggap itu harga yang harus dibayar dari
> istiqamahnya kita pada proses yang benar.
>
> 4. Akibatnya, sebetulnya dalam kerangka berfikir islami, tidak terpikir ada
> terminologi negara sekuler.
> karena memang tidak melembaga seperti eropa jaman abad pertengahan ketika
> gereja sbg. institusi saling berebut pengaruh dengan raja dan bermain
> politik.
> Bahkan negara yang islami itu sifatnya IMHO malah sekuler,
> karena keadilan sebagai sendi islam menuntut:
> - perlakuan kepada seluruh umat manusia secara sama tanpa memandang agama.
> - kebebasan kepada setiap orang untuk melakukan apa-apa yang tidak diatur
> di dalam UU.
>
> 5. IMHO, posisi yang tepat bagi islam sbg. sistem nilai itu bukan langsung
> pada label hukum itu.
> Tapi dalam bagaimana proses menilai produk hukum itu. Misalnya UU 1974 kita
> nilai apakah islami atau tidak.
> Jadi tidak bisa dari awal kita sudah beri label, hukum yang di draft oleh
> PKS itu "hukum islam",
> IMHO itu "hukum PKS", pertanyaannya tinggal "islami" apa tidak.
> Kalo islami kita dukung, kalo tidak islami, biar dikasih label "hukum
> Allah" sekalipun ya dibuang saja.
>
> salam
> Ary
>
> ----- Original Message -----
> From: herni nurbayanti
> To: wanita-muslimah@yahoogroups.com <wanita-muslimah%40yahoogroups.com>
> Sent: Thursday, November 06, 2008 11:29 AM
> Subject: Re: [wanita-muslimah] puji-ulfa bakal cerai-inikah yang
> diinginkan?
>
>  maksyudnya mas ary, sistemnya yg berbeda ya?
> sementara "hukum barat" kan punya sistemnya sendiri ya..
> cuma, kadang2 kita memakai kerangka/cara berpikir hukum barat ke dalam hal2
> yg mas ary bilang tadi.
> begitukah?
>
> Pluralisme hukum emang lagi trend.. gak cuma hukum Islam tapi juga hukum
> adat..
> trendnya sekarang kan, hukum adat ini diakui menjadi hukum
> nasional...padahal gak harus gitu...
> mengakui hukum adat bukan berarti mengtransformasikannya ke dalam hukum
> nasional...
> alasannya sederhana, emang sistemnya beda.... cara berpikirnya pun beda..
> persoalannya, apakah perlu disamakan? karena proses menyamakan ini
> berpeluang utk "membunuh" sistem lain.
> yg satu mengalahkan yg lain... kita memang punya masalah dng pengakuan
> hukum
> adat..
> tapi solusinya tidak harus dng mengakomodasi (dan mengtransformasikannya!)
> ke dalam sistem hukum nasional..
> cuma, kalau saya ditanya solusinya apa, bingung juga hehehehe...
> mending gini, coba ajukan solusi, nanti saya kritik hihihihi...
>
> aku gak paham soal pluralisme hukum hehehe.. masih baca-baca aja... iseng..
> kalau ada yg tertarik, ada bukunya Ratno Lukito berjudul hukum sakral dan
> hukum sekuler
> thesis yg diterjemahkan... pake pendekatan pluralisme hukum..
> satu lagi, buku lama terbitan 1990... judulnya religion in public and
> private life..
> tapi jangan tanya saya, karena belum khatam bacanya..
> dan saya slow reader banget... hehehe...
>
> kalau ada yg tertarik, mungkin bisa baca2 itu karena menarik...
> kalau yg religion in public and private life, dia melihat hubungan public -
> private ini
> dan dia kritik, orang kalo bicara soal agama di ruang publik-privat,
> debatnya selalu antara teokrasi vs civil religion (ini istilah yg dia
> gunakan). Dan dia mengkritik dan menganalisa keduanya.. kadang metode
> berpikir spt itu cukup ampuh utk melihat alternatif lain.
> karena pendekatan dia yg spt itu, kritis, makanya tuh buku saya beli..
> tapi mungkin ada orang lain yg kalau baca buku itu, bisa menjelaskannya
> secara lebih terstruktur dan mudah
>
> Menurut saya sih, sekarang lagi hangat2nya isu soal itu ya?
> relevan banget gitu maksudnya..
> gak ada salahnya utk baca2, sekedar agar memahami konteks saat ini..
>
> Herni
> 2008/11/5 Ary Setijadi Prihatmanto <[EMAIL 
> PROTECTED]<ary.setijadi%40gmail.com>
> >
>
> > wah mbak herni jangan tanya model gitu dong...
> > susah njawabnya... nanti malah menyesatkan... lha wong amatiran
> > mending diskusi saja... ;-)
> >
> > bagi saya islam itu sistem nilai, bukan fiqh. Itulah yang membuat islam
> > universal dan selalu relevan.
> > Fiqh itu hanyalah juklak praktis dari penerapan sistem nilai itu yang
> > dibuat berdasarkan penafsiran thd nash (Quran, Sunnah, Hukum Alam dll.)
> yang
> > terikat dengan konteks ruang dan waktu. Akibatnya, bagi saya fiqh itu
> > berkembang sesuai dengan pemahaman akan sistem nilai itu yang
> mudah-mudahan
> > semakin lama-semakin baik.Tentu saja fiqh tidak mungkin "loncat" atau
> > meninggalkan begitu saja faktor emosional dan history. Secara natural,
> > perubahan yang terjadi evolutif sesuai dengan evolusi umat manusia.
> >
> > Kesepakatan penggunaan KUHP, UU Perkawinan 1974, Hukum Perikatan menurut
> > saya merupakan bagian dari fiqh itu sendiri. Aturan-aturan itu dan
> > lingkungan pelaksanaannya merupakan usaha bersama dari komunitas dalam
> > menerapkan sistem nilai islam menjadi petunjuk praktis, baik secara sadar
> > atau pun tidak.
> >
> > Jadi kalo kita bicara sistem nilai yang terkait dengan perjanjian, islam
> > pasti memiliki aspek-aspek yang terkait dan "hint-hint". Misalnya tentang
> > pentingnya keadilan, nilai perjanjian, sikap amanah, pencatatan,
> keberadaan
> > saksi, keterkaitan dengan ulil amri (dalam bentuk aturan) dll. Sedangkan
> > pada tataran praktis, adalah "PR" setiap generasi manusia untuk
> menjabarkan
> > sistem nilai dan hint-hint itu dalam bentuk aturan-aturan praktis yang
> > DIDISKUSIKAN dalam majelis ilmu dengan niat baik untuk kemaslahatan
> bersama.
> >
> >
> > Jadi dialektika yang terkait dengan UU perikatan bagi saya sudah islami,
> > tinggal diisi oleh orang-orang yang memang kapabel dan bijak sehingga
> > dialektikanya mengarah pada hal-hal yang semakin sempurna.
> >
> > Demikian pendapat saya, wallahua'lam bishowab.
> >
> > ----- Original Message -----
> > From: herni nurbayanti
> > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
> > <wanita-muslimah%40yahoogroups.com><wanita-muslimah%
> 40yahoogroups.com>
> > Sent: Wednesday, November 05, 2008 12:47 PM
> > Subject: Re: [wanita-muslimah] puji-ulfa bakal cerai-inikah yang
> > diinginkan?
> >
> > Mas Ary,
> >
> > Mau nanya doooong.. Kalau di Islam, ada syarat2 sah perjanjian gak?
> > Memang perjanjian adalah janji yg harus ditunaikan, tapi adakah batasan
> > soal
> > itu?
> > Batasan yg kalau dilanggar, konsekuensinya bisa berupa:
> > - perjanjiannya batal demi hukum
> > - bisa diajukan pembatalan..
> > waktu kuliah hukum islam dulu, sering ketiduran hehehehe...
> > dosennya galak sih.. lho? :P
> >
> > makasih,
> > Herni
> >
> > 2008/11/13 Ary Setijadi Prihatmanto <[EMAIL 
> > PROTECTED]<ary.setijadi%40gmail.com>
> <ary.setijadi%40gmail.com>
> > >
> >
> > > mbak Ning,
> > >
> > > IMHO, nikah yang nggak dicatat di KUA juga nggak islami dan nggak sah.
> > > Sebab:
> > > - Agar sesuai dengan aturan yang berlaku (taat pada ulil amri)
> > > - Nabi bilang, perjanjian yang tidak tunai, harus dicatat...
> > > - Perlindungan bagi pasangan dan keluarga itu sendiri (nggak tercatat,
> > > tidak punya kekuatan hukum)
> > > Jadi, IMHO nikah nggak dicatat KUA itu haram.
> > >
> > > Istilah "nikah agama" sama "nikah negara" adalah contoh cara berfikir
> > > "sekuler yang sejati".
> > > Katanya nggak mau dibilang sepilis... ;-)
> > >
> > > Soal Hengki,
> > > kalo menurut saya, jika dia nggak setuju seharusnya dia tidak teken
> > kontrak
> > > itu.
> > > Kontrak itu janji, janji harus ditunaikan. Kalo ada yang setuju cara
> dia,
> > > berarti setuju thd sikap tidak amanah.
> > >
> > > Bukan malah "mempermainkan agama" untuk kepentingan diri sendiri.
> > >
> > > Salam
> > > Ary
> > >
> > > ----- Original Message -----
> > > From: Tri Budi Lestyaningsih (Ning)
>  > > To: 
> wanita-muslimah@yahoogroups.com<wanita-muslimah%40yahoogroups.com><wanita-muslimah%
> 40yahoogroups.com><wanita-muslimah%
> > 40yahoogroups.com>
> > > Sent: Wednesday, November 05, 2008 8:55 AM
> > > Subject: RE: [wanita-muslimah] puji-ulfa bakal cerai-inikah yang
> > > diinginkan?
> > >
> > > Setuju, Pak Chodjim..
> > >
> > > Makanya Pak Puji itu menolak dibilang Nikah Sirri. Wong dia nikah
> > > terang-terangan, ada saksi dan dihadiri banyak orang. Begitu menurut
> > > berita.
> > >
> > > Hanya saja, orang sekarang banyak merancukan nikah sirri sebagai nikah
> > > yang tidak tercatat di KUA. Padahal banyak orang nikah seperti itu,
> > > tetapi tidak sirri. Ada yang mengatakan nikah seperti itu adalah nikah
> > > secara agama. Setahu saya Rasulullah memerintahkan untuk mengumumkan
> > > suatu pernikahan, tidak boleh disembunyikan. Kalau disembunyikan juga
> > > bisa menjadi fitnah nantinya, bukan ?
> > >
> > > Kalau yang nikah sirri itu, contohnya : artis Hengky Kurniawan, kalau
> > > ngga salah sengaja sirri karena terikat kontrak yang melarang untuk
> > > menikah. Trus ada artis siapa dulu itu, malah sempat sampai punya anak,
> > > tapi menyembunyikan pernikahannya, juga dengan alasan yang sama. Nah
> itu
> > > yang sirri. Ini menurut pengakuan ybs sendiri.. kemarin sempat lihat di
> > > berita.
> > >
> > > Wallahua'lam.
> > > Wassalaam,
> > > -Ning
> > >
> > > ________________________________
> > >
> > > From: wanita-muslimah@yahoogroups.com<wanita-muslimah%40yahoogroups.com>
> <wanita-muslimah%40yahoogroups.com><wanita-muslimah%
> > 40yahoogroups.com>
> > > [mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com<wanita-muslimah%40yahoogroups.com>
> <wanita-muslimah%40yahoogroups.com>
> > <wanita-muslimah%40yahoogroups.com>]
> > > On Behalf Of achmad chodjim
> > > Sent: Thursday, November 06, 2008 12:36 AM
> > > To: 
> > > wanita-muslimah@yahoogroups.com<wanita-muslimah%40yahoogroups.com><wanita-muslimah%
> 40yahoogroups.com><wanita-muslimah%
> > 40yahoogroups.com>
> > > Subject: Re: [wanita-muslimah] puji-ulfa bakal cerai-inikah yang
> > > diinginkan?
> > >
> > > Nikah sirri itu anti Islam dan merupakan perbuatan jahiliyah. Nikah ya
> > > nikah tak ada embel-embel sirri alias dirahasiakan (sirri). Nikah itu
> > > harus diumumkan, tidak boleh sirri alias disembunyikan.
> > >
> > > Dalam Islam nikah itu diatur melalui hukum. Dan landasan hukum itu
> > > adalah QS 4:59 yaitu ketaatan kepada Allah, Rasul, dan Ulil Amri. UU
> > > Perkawinan 1/1974 itu produk Ulil Amri yang harus ditaati. Orang yang
> > > melanggar UU tersebut ya akan dikenai sanksi yang secara operasional
> > > dijabarkan di KUHP. Bila tidak bersedia menerima UU tersebut ya harus
> > > protes dulu untuk direvisi lagi ditingkat legislatif.
> > >
> > > suwun,
> > > chodjim
> > >
> > > ----- Original Message -----
> > > From: rina hasan
> > > To: 
> > > wanita-muslimah@yahoogroups.com<wanita-muslimah%40yahoogroups.com><wanita-muslimah%
> 40yahoogroups.com><wanita-muslimah%
> > 40yahoogroups.com>
> > > <mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com<wanita-muslimah%2540yahoogroups.com>
> <wanita-muslimah%2540yahoogroups.com>
> > <wanita-muslimah%2540yahoogroups.com>>
> > >
> > > Sent: Monday, November 03, 2008 2:16 AM
> > > Subject: Re: [wanita-muslimah] puji-ulfa bakal cerai-inikah yang
> > > diinginkan?
> > >
> > > posted by: "Ari Condro"
> > > [EMAIL PROTECTED] <masarcon%40gmail.com> <masarcon%40gmail.com>
> <masarcon%40gmail.com>
> > <mailto:masarcon%40gmail.com <masarcon%2540gmail.com> <masarcon%
> 2540gmail.com><masarcon%
> > 2540gmail.com>>
> > >
> > >
> > > masarcon
> > >
> > > Sun Nov 2, 2008 2:59 pm (PST)
> > >
> > > Mui mengusut nikah sirri ? Emang pernah ?
> > >
> > > Lagian buat apa ? Bukannya sudah sesuai dengan syariat islam ? Ingan
> > > islam is the solution!
> > >
> > > [Non-text portions of this message have been removed]
> > >
> > > [Non-text portions of this message have been removed]
> > >
> > > ----------------------------------------------------------
> > >
> > > Internal Virus Database is out-of-date.
> > > Checked by AVG.
> > > Version: 7.5.549 / Virus Database: 270.8.6/1765 - Release Date:
> > 03/11/2008
> > > 16:59
> > >
> > > [Non-text portions of this message have been removed]
> > >
> > >
> > >
> >
> > [Non-text portions of this message have been removed]
> >
> > [Non-text portions of this message have been removed]
> >
> >
> >
>
> [Non-text portions of this message have been removed]
>
> ----------------------------------------------------------
>
> Internal Virus Database is out-of-date.
> Checked by AVG.
> Version: 7.5.549 / Virus Database: 270.8.6/1765 - Release Date: 03/11/2008
> 16:59
>
> [Non-text portions of this message have been removed]
>
> 
>


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke