Apa hubungannya yah pakai jilbab dengan masalah takut dan berani ?

istri dan anak pk jilbab, biasa aja tuh :)). Mungkin baru rese ribut kalau anak 
pengen jadi penyiar di perancis, atau pengen kerja di rs mitra bekasi barat 
atau kalau kita migrasi ke perancis.

*  :(  keluh *

salam,



-----Original Message-----
From: izzuddin al qassam <wanitaacehtang...@yahoo.com>

Date: Mon, 22 Dec 2008 21:52:11 
To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
Subject: Re: [wanita-muslimah] Jilbab Warna Warni



jilbab? siapa takut..
walau seluruh dunia menentang
yang namanya bener ya tetap bener
gitu kok repot mas.....


--- On Mon, 12/22/08, Ari Condro <masar...@gmail.com> wrote:
From: Ari Condro <masar...@gmail.com>
Subject: Re: [wanita-muslimah] Jilbab Warna Warni
To: "Milis wm" <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
Date: Monday, December 22, 2008, 9:34 PM










    
            Kalau anakku sih suka pakai jilbab sapi dan jilbab kumbang.  Ada 
antena dan kupingnya gitu.  :))



Bedanya apa yah sama jilbab lontong dan jilbab teletubbies ?  Kayaknya kok 
lucu.  Dapat beli di mana, oom ?





salam,







-----Original Message-----

From: "herri.permana" <herri.permana@ yahoo.co. id>



Date: Tue, 23 Dec 2008 05:27:16 

To: <wanita-muslimah@ yahoogroups. com>

Subject: [wanita-muslimah] Jilbab Warna Warni





Jilbab Warna Warni



oleh : Herri Permana



"Tidak ada manusia yang sempurna , contohnya saya" begitu tulisan

di sebuah kaos yang diproduksi oleh Dagadu Jogja.Walaupun "nakal"

tapi sebetulnya tulisan tersebut memiliki makna juga.Walaupun kita

mengakui manusia itu tidak ada sempurna tapi jarang ada orang yang

mau mengakui bahwa dirinya juga tidak sempurna.



Kegairahan masyarakat Indonesia terutama di kalangan menengah

keatas terhadap hal-hal yang berbau spritualitas menggairahkan pula

trend pemakaian jilbab.Di pesta-pesta perkawinan termasuk yang

dilakukan di gedung-gedung mewah dengan biaya ratusan juta bahkan

miliaran rupiah , baju muslimah  menjadi busana wajib kalangan ibu

ibu seperti juga gaun malam yang menjadi busana wajib dalam pesta

pesta kalangan Eropa.



Trend ini juga berimbas pada remaja putri.Banyak remaja putri yang

tidak canggung lagi mengenakan kerudung , termasuk untuk pergi

ke tempat-tempat gaul seperti mall , cafe , arena ice skating , 

bowling

dll.Berkembanglah trend "jilbab gaul" di kalangan remaja putri yang

biasanya terdiri dari kerudung dengan beragam corak dan warna

yang biasanya diikatkan dibelakang dan digabungkan dengan busana

casual berlengan panjang yang kadang kala cukup ketat.



Trend terakhir ini kemudian melahirkan protes dan kecaman dari

berbagai kalangan terutama kalangan yang merasa berjilbab dengan

"benar".Istilah "jilbab lontong" , "jilbab teletubbies" dan semacamnya

kemudian muncul untuk menanggapi trend "jilbab gaul" tersebut.

Mereka langsung mengangkat wacana mengenai berjilbab yang baik

dan benar seraya menuding "jilbab gaul" itu sebagai contoh yang buruk.



Sebenarnya bagaimanakah berjilbab yang benar itu.Sebagian kalangan

secara umum mengatakan berjilbab yang benar itu cukup dengan tidak

menunjukkan atau menonjolkan bentuk potongan tubuh , tapi sebagian

kalangan lainnya menganggapnya belum cukup dan belum benar , mereka

mengharuskan berjilbab itu dengan mengenakan baju terusan/jubah tebal

dan kerudung yang lebar dan panjang , sebagian lagi kemudian 

mengatakan

itu belum benar , yang benar itu pakaian jilbab itu harus berwarna 

gelap ,

sebagian lagi kemudian menganggapnya belum cukup dan belum benar ,

berjilbab yang benar itu harus pakai cadar , sebagian lainnya kemudian

menganggapnya belum cukup dan belum benar , karena matanya pun

harus ditutup dengan kain tipis (burqa).



Dalam Tuntunan Adabul Mar'ah Fil Islam (Fatwa Tarjih Muhammadiyah

ke XX di Garut) disebutkan walaupun dalam surah An Nur 30 ada

potongan pakaian yang disebut jilbab dan khimar , itu tidak berarti

bahwa semua wanita dari bangsa apapun dan zaman apapun harus

memakai jilbab dan khimar tersebut , Fatima Mernissi dalam sebuah

tulisannya menyebut jilbab itu statusnya adalah hanya sebagai pembeda

antara perempuan merdeka dengan perempuan budak , selain itu wacana

jilbab ini jarang diulas dalam fiqh-fiqh klasik karena sebagian ulama

memandangnya tidak wajib karena tidak adanya kata amr (perintah)

disana.



Dari sini kita bisa melihat adanya banyak keaneragaman tafsir mengenai

jilbab ini baik yang mewajibkannya ataupun tidak memiliki kecabangan

kecabangan lain.Tapi di luar perbedaan fiqh dan tafsiran tersebuut 

yang

lebih utama adalah masalah sikap dan penerimaan kita terhadap yang

berjilbab ataupun tidak , yang berjilbab panjang atau pendek , yang

berjilbab gaul atau yang pakai cadar.



Sudah bukan rahasia lagi kalau perilaku para aktivis putri di masjid

masjid kadangkala menyebabkan orang lain enggan datang ke masjid.

Identitas berupa salah satu jenis jilbab tertentu cenderung dipaksakan

pada semua orang.Mereka menganggap diri sebagai pemilik kebenaran

tunggal , dan semua perempuan yang berjilbab beda bahkan tidak

berjilbab dianggap sebagai kelompok pendosa dan cenderung disisihkan

dari pergaulan di kalangan mereka.Apakah perilaku seperti ini 

merupakan

perilaku yang berakhlaq.Bukankah Rasulullah diutus Allah untuk

menyempurnakan akhlaq bukan memaksa orang supaya berjilbab.



Jadi kenapa harus mengecam dan mengejek para pengguna jilbab gaul ,

apakah dengan melakukan hal ini maka anda akan merasa diri paling 

benar.

Bukankah Al Qur'an surah Al Hujurat ayat 11 melarang perilaku seperti 

ini.

Kenapa tidak membiarkan semuanya berproses secara bertahap.Orang

yang memegang pendapat yang mewajibkan jilbab seharusnya juga

berpikir bahwa proses untuk itu tidak mudah , keputusan tersebut

merupakan keputusan revolusioner bagi seorang perempuan , contoh

kecil saja ia tentu harus "mempensiunkan" sejumlah besar koleksi

bajunya , membeli sejumlah baju baru dan kerudung , dan kemungkinan

bakal tersisih dari pergaulan , bagi seseorang apalagi seorang remaja

tersisih dari komunitas pergaulan akan menjadi sebuah bencana besar.

Jadi hargailah kalangan "jilbab gaul"  ini karena mereka sedang 

berusaha

untuk berproses dan ini hal yang tidak mudah , jangan malahan mengecam

dan memberi mereka julukan yang buruk-buruk Bukankah Allah melarang

kita member gelar yang buruk-buruk pada seseorangpun mengetahui 

kehendak

Allah , bisa jadi para jilbaber gaul itu lebih mendapat banyak pahala 

dari 

Allah daripada kalangan yang berjilbab panjang tapi bersikap sombong 

dan eksklusif serta ujub pada diri sendiri merasa dirinya paling 

sholeh 

dan alim.



Jadi bagi yang merasa memakai jilbab dengan benar berhentilah 

berpikir 

sebagai yang paling benar lalu memandang remeh dan rendah orang lain

yang berjilbab beda atau juga yang tidak berjilbab.Biarkanla h warna

warni ini sebagai sesuatu yang pantas disyukuri bukankah Allah 

menciptakan

perbedaan itu agar kita semua saling mengenal (QS Al-Hujurat : 13).

Jadi mamfaatkanlah bulan Ramadhan ini untuk merenung dan mejauhi 

sikap eksklusif dan penuh prasangka terhadap yang berpakaian beda , 

mulailah belajar untuk saling menghormati dan memahami  , karena 

inilah

inti ajaran Islam.







[Non-text portions of this message have been removed]




      

    
    
        
         
        
        








        


        
        


      

[Non-text portions of this message have been removed]




[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke