Barangkali ada persepsi bahwa dua puluh lima nabi itu mirip seperti urut-urutan 
Raja atau Presiden dengan "masa bakti" tertentu. Misal: 1) Adam (8525 - 8425 
SM), 2) Idris (8425 - 8350 SM), 3) Nuh ... dan seterusnya. Yang satu 
menggantikan yang sebelumnya, dan masing-masing dipersepsi membawa semacam 
"GBHN" sendiri-sendiri yang mengganti atau menyempurnakan yang sebelumnya. Lalu 
semua orang yang hidup di kurun waktu tertentu harus mengikuti "GBHN" yang 
dibawa oleh Nabi yang hidup di kurun waktu itu. "GBHN" dari kurun sebelumnya 
harus dianggap sudah tidak valid. 

Apa iya sesederhana itu?


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Abdul Muiz <mui...@...> wrote:
>
> Abah HMNA,
> 
> (1) Dari mana Yusuf mendapat syari'at yang demikian itu, padahal bocah Yusuf
>  telah terpisah dari keluarga / komunitasnya sejak masih bocah ?
> 
> Kan sudah saya sampaikan riwayat hadits dari Mujahid yang menegaskan bahwa 
> Yusuf ketika kecilnya dipelihara oleh bibinya yang sangat sayang kepadanya. 
> Bibinya itu menyimpan ikat pinggang Nabi Ishak as. secara turun-temurun 
> diwariskan kepada anaknya yang tertua. Nabi Yakub sering datang kepada 
> saudara perempuannya untuk mengambil Yusuf, karena bibinya sangat sayang 
> kepadanya, beliau mempertahankan Yusuf supaya tetap di bawah asuhannya, 
> sehingga akhirnya beliau membuat suatu taktik dengan mengikatkan ikat 
> pinggang pusaka itu ke pinggang Yusuf, lalu di luarnya ditutup dengan bajunya 
> sehingga tidak kelihatan. Lalu beliau mengumumkan bahwa ikat pinggang pusaka 
> itu hilang dan dicuri orang. Kemudian semua anggota keluarga diperiksa dan 
> ternyata ikat pinggang itu kedapatan dipakai oleh Yusuf. Dan menurut syariat 
> Nabi Yakub as. waktu itu Yusuf harus diserahkan kepada bibinya sebagai hamba 
> sahaya selama satu tahun. Dan beliau baru dapat kembali kepada ayahnya
>  (Nabi Yakub) setelah bibinya meninggal dunia.
> 
> Jadi note Tafsir Qur'an versi Depag RI tentang penerapan syariat nabi Ya'qub 
> oleh Nabi Yusuf yang menghukum saudaranya itu bukan dengan Undang-Undang Raja 
> sesuai sekali dengan uraian hadits dari Mujahid tsb. Pengalaman masa kecil 
> Nabi Yusuf yang pernah dihukum dengan syariat Nabi Ya'qub masih tersimpan 
> kuat dalam memori Nabi Yusuf, makanya Nabi Yusuf menerapkan taktik serupa 
> pada diri sang adik Benyamin adalah mirip sekali dengan pengalaman masa 
> kecilnya.
> 
> (2) QS 2:213, perhatikan redaksi ........ wa anzala ma'ahumul kitaaba bil 
> haqqi ....... yang artinya, "Allah menurunkan bersama mereka al kitab dengan 
> benar".  tidaklah berarti setiap nabi diturunkan al kitab, dengan kata lain 
> ada keterwakilan kitab suci pada nabi tertentu sehingga yang lainnya tinggal 
> mengikutinya. Ini menunjukkan bahwa ada nabi yang menerima al kitab dan 
> adapula bahkan banyak yang tidak menerima al kitab. Di antara Nabi-Nabi yang 
> diberikan al kitab di antaranya yang paling valid dan disebutkan secara tegas 
> di qur'an adalah Suhuf kepada Nabi Ibrahahim, Taurat kepada Nabi Musa, Zabur 
> kepada Nabi Daud, Injil kepada Nabi Isa, dan Al Qur'an kepada Nabi Muhammad.
> 
> Nabi Harun tidak pernah diriwayatkan menerima al akitab, karena keberadaan 
> Nabi Harun adalah asisten Nabi Musa yang menerima Taurat. Begitu pula Nabi 
> Sulaiman tidak pernah dikisahkan menerima Al kitab yang hidupnya sezaman 
> dengan Ayahandanya yaitu Nabi Daud yang menerima Zabur, Termasuk pula Nabi 
> Yahya yang pernah saya postingkan itu menerapkan perkara hukum merujuk pada 
> Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa. Dan masih banyak Nabi-Nabi lain yang 
> tidak menerima al kitab.
> 
> Wassalam
> Abdul Mu'iz
> 
> --- Pada Sel, 27/4/10, H. M. Nur Abdurahman <mnur.abdurrah...@...> menulis:
> 
> Dari: H. M. Nur Abdurahman <mnur.abdurrah...@...>
> Judul: Re: Bls: ada terlupa <= Re: Bls: Ralat catatan kaki <= Re: 
> [wanita-muslimah] UU Penodaan Agama bukanlah syariat Islam tapi buatan 
> manusia Penindas
> Kepada: wanita-muslimah@yahoogroups.com
> Tanggal: Selasa, 27 April, 2010, 9:54 AM
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
>  
> 
> 
> 
>   
> 
> 
>     
>       
>       
>       
> 
> ----- Original Message ----- 
> 
> From: "Abdul Muiz" <mui...@yahoo. com>
> 
> To: <wanita-muslimah@ yahoogroups. com>
> 
> Sent: Monday, April 26, 2010 14:11
> 
> Subject: Re: Bls: ada terlupa <= Re: Bls: Ralat catatan kaki <= Re: 
> [wanita-muslimah] UU Penodaan Agama bukanlah syariat Islam tapi buatan 
> manusia Penindas
> 
> 
> 
> Abah HMNA,
> 
> 
> 
> 1) di QS 17:1, saya setuju "al Bashiir" diterjemahkan dengan Maha Melihat, 
> "al Aliim" adalah Maha berilmu (Mengetahui) . Bagi saya sepanjang terjemahan 
> itu mencantumkan text al Qur'an dalam Bahasa Arab, akan lebih mudah 
> dikontrol. Kalau ada kedekatan makna ya bisa dimaafkan, karena memang kosa 
> kata Bahasa Indonesia itu miskin banget.
> 
> 
> 
> 2) di QS 21:33, coba kita bandingkan berbagai versi terjemahan berikut :
> 
> 
> 
> (a) Tafsir depag RI menerjemahkan, "Dan Dialah yang telah menciptakan malam 
> 
> dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar 
> 
> di dalam garis edarnya".
> 
> 
> 
> (b) Dr Mohsin, "And He it is Who has created the night and the day, and 
> 
> the sun and the moon, each in an orbit floating".
> 
> 
> 
> (c) Pickthal, "And He it is Who created the night and the day, and the 
> 
> sun and the moon. They float, each in an orbit".
> 
> 
> 
> (d) Yusuf Ali, "It is He Who created the Night and the Day, and the sun 
> 
> and the moon: all (the celestial bodies) swim along each in its rounded 
> 
> course".
> 
> 
> 
> Kayaknya abah HMNA lebih setuju penerjemahan versi yusuf Ali ya ???
> 
> ############ ######### ######### ######### ######### ######### ######### 
> ######### ######### ##
> 
> HMNA:
> 
> Memang all (the celestial bodies) SWIM along each in its rounded course". 
> Kata yasbahuwn ditasrifkan dari Sin-Ba-ha, sabaha artinya berenang. Kalau 
> sabaha diterjemahkan dengan float masih kurang kena, karena float itu artinya 
> tidak punya gerak sendiri, sedangkan sabaha = berenang, benda itu punya gerak 
> sendiri dalam arus, ibarat orang berenang di sungai yang sedang punya arus. 
> Silakan simak Seri 281 di bawah.
> 
> 
> 
> ************ ********* **
> 
> 
> 
> BISMILLA-HIRRAHMA- NIRRAHIYM
> 
> 
> 
> WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU
> 
> [Kolom Tetap Hatian Fajar]
> 
> 281. Benda-benda Langit yang Berenang dalam Dukhan
> 
> 
> 
> Firman Allah SWT:
> 
>     Inna  Rabbakumu Llahu Lladziy Khalaqa sSamawati walArdha  fiy Sittati 
> Ayya-min, Tsumma Staway 'alay l'Arsyi Yudabbiru lAmra (S. Yuwnus,  3).  
> Sesungguhnya  Maha Pemeliharamu  Allah  yang  telah menciptakan  banyak 
> langit dan bumi dalam enam masa, kemudian  ia menyengaja atas 'Arasy mengatur 
> urusan (10:3). 
> 
>     Langit  dalam  ayat  (10:3)  dalam  bentuk  jama'  asSamawatu sehingga 
> berma'na benda-benda di atas bola langit yang juga biasa disebut dengan 
> benda-benda langit. Salah satu urusan Allah SWT di atas  'Arasy  adalah  
> mengurus  langit  yang  dipenuhiNya  dengan dukhan. 
> 
>     Tsumma  Staway ila- sSama-i waHiya Dukha-nun (S.  Fushshilat, 11). 
> Kemudian Ia menyengaja kepada langit dan dia (berisi) dukhan (41-11). 
> 
>     Dalam  ayat  (41:11) langit dinyatakan  dalam  bentuk  mufrad (tunggal,  
> singular)  asSama-u, ini  bermakna  bukan  benda-benda langit  sSamawati  
> yang  jama', melainkan  bermakna  ruang  antar bintang-bintang, yang berisi 
> dukhan. Dalam  Seri 278, 22 Juni 1997, telah  dijelaskan  klasifikasi 
> 
> bintang-bintang menurut kriteria Al Quran: kawkab, nujum,  buruj. Lalu  di  
> samping itu ada pula yang disebut dukhan  yang  mengisi ruang  antar  
> bintang.  Kawkab adalah jenis  bintang  yang  tidak bersinar, hanya bercahaya 
> karena memantulkan sinar dari matahari. Termasuk  dalam  jenis  kawkab  
> adalah  bumi  kita  ini   beserta satelitnya  (bulan) dan satelit matahari, 
> yang dalam  ilmu  falak dengan  memakai  kriteri sifat gerak (yang sekarang  
> sudah  tidak relevan lagi) disebut planet dan komet. Nujum adalah bintang 
> yang panas  menyala,  ibarat  obor  yang  menyala  (Syihabun  Tsaqib). 
> Dilihat  dari kriteria panas menyala ini, maka matahari  termasuk nujum.  
> Buruj adalah gugus bintang dari jenis nujum.  Dalam  ilmu falak  buruj ini 
> disebut galaxy. Ruang di antara  nujum  tidaklah hampa  melainkan berisi 
> dukhan. Dukhan dalam ilmu  falak  disebut gas interstellair.
> 
>     Di dalam buruj Milkyway dukhan itu beredar mengelilingi pusat Milkyway  
> bersama-sama dengan nujum. Buruj Milkyway adalah  gugus bintang yang terdiri 
> atas jutaan nujum, salah satu anggota  gugus itu ialah matahari. Gerak 
> berkeliling itu disebut gerak  bersama. Buruj   Milkyway  itu  ibarat  cakra  
> berbentuk  lensa   cembung, berisikan  dukhan  dan  jutaan nujum. Dukhan  itu 
>  walaupun  amat renggang  dibandingkan dengan kepadatan massa nujum, akan  
> tetapi volume  dukhan  itu sangat besar dibandingkan volume  nujum  itu. Maka 
>  jumlah  massa dukhan itu secara keseluruhan  sangat  besar. Dengan  demikian 
>  dukhan  itu berpengaruh  besar  terhadap  gerak bersama  itu.  Dukhan  itu 
> mengontrol  secara  keseluruhan  gerak bersama  dari  isi buruj Milkyway. 
> Gerak bersama  yang  dikontrol oleh   dukhan  itu  menyebabkan  buruj  
> Milkyway  dalam   keadaan keseimbangan  yang  dinamis. Dan begitu pula  
> keadaannnya  dengan buruj  yang lain, yang jumlahnya juta-jutaan
>  pula, yang  bergerak saling menjauhi.
> 
>     Di samping gerak bersama itu di dalam buruj Milkyway matahari bergerak  
> relatif terhadap dukhan. Kecepatan tangensial  matahari dalam  gerak  bersama 
> itu sekitar 450 km per  detik  mengelilingi pusat  Bimasakti. Dengan demikian 
> matahari memerlukan  waktu  224 juta  tahun  untuk  satu kali  mengedari  
> pusat  buruj  Milkyway. Kecepatan  relatif  matahari terhadap dukhan sekitar  
> 45  km  per detik.  Jadi  sesungguhnya setiap kawkab dan nujum  bahkan  buruj 
> juga  berenang  dalam  dukhan. Oleh  sebab  itu  kata  yasbahuwna haruslah  
> diterjemahkan  dengan berenang dalam  ayat  Kullun  fiy falakin  yasbahuwna  
> (S.Al Anbiyaa 33 dan S.Yasin  40),  semuanya berenang  dalam  jalurnya.  
> Apabila ayat dalam  kedua  surah  itu diterjemahkan   dengan:   semua  
> bergerak  atau   beredar   dalam lintasannya  akan mengurangi makna yang asli 
> dari ayat  tersebut. Yasbahuwna ditasrifkan dari akar kata yang dibentuk oleh 
> Sin, Ba, Ha, Sabaha artinya berenang. 
> 
>     Seperti  disebutkan  di atas Allah SWT mengatur  urusan  dari atas 
> 'Arasy, termasuk mengurus dukhan. Yaitu setiap saat  terjadi proses  dukhan 
> menambah volume nujum. Sambil berenang  nujum  itu membawa  serta  dukhan  
> yang  dilaluinya.  Makin  lambat  gerakan berenang  itu  makin  banyak  
> dukhan  yang  disedotnya.   Apabila kecepatan  berenang  nujum itu hanya 
> sekitar 2 sampai  3  km  per detik,  maka  nujum  itu  akan  menjadi  nujum  
> raksasa,  seperti misalnya   nujum  raksasa  Betelgeuse,  Razalgethi  dan   
> Epsilon Aurigae.  Nujum  raksasa Betelgeuse diameternya  sekitar  2  kali 
> 
> lingkaran  yang  dibentuk  oleh  lintasan  bumi.  Nujum   raksasa Razalgethi  
> diameternya  kurang  lebih  besarnya  seperti   garis lengkung   yang  
> dibentuk  oleh  lintasan  Saturnus.    Sedangkan diameter  nujum  raksasa 
> Epsilon Aurigae sekitar 0.6  kali  garis lengkung yang dibentuk lintasan 
> Pluto. 
> 
>     Untuk kecepatan berenang 12 sampai 15 km per detik,  walaupun nujum  itu 
> menyedot dukhan tidaklah sampai mengalami  pertambahan volume  berarti, 
> sehingga tidak sempat menjadi raksasa.  Demikian pula matahari yang menjadi 
> pusat tatasurya kita tidak akan  dapat menjadi  raksasa, karena kecepatan 
> berenangnya 45 km  per  detik, jauh di atas 15 km per detik. 
> 
>     Allah  mentaqdirkan  kecepatan  tangensial  bulan  dan   bumi sedemikian  
> rupa  sehingga jarak antara bulan dengan  bumi  serta jarak  antara  bumi 
> dengan matahari sudah  tertentu  pula.  Dalam jarak tertentu itu apabila 
> terjadi gerhana matahari penuh,  bulan tepat-tepat menutup matahari dilihat 
> dari bumi. Demikianlah  pada waktu  gerhana matahari penuh dapatlah 
> disaksikan,  bahkan  telah difoto bahwa matahari dibungkus oleh lapisan yang 
> disebut corona. Dalam  foto itu dapat disaksikan bahwa pada lapisan terluar  
> dari corona itu terdiri atas dukhan yang disedot oleh matahari.
> 
>     Andaikan  Allah SWT mentaqdirkan kecepatan berenang  matahari hanya  2  
> sampai 3 km per detik, matahari akan  menjadi  raksasa. Dalam  proses menjadi 
> raksasa itu akhirnya matahari akan  melahap satelit-satelitnya  yang  tidak 
> sempat  membeku,  karena  sebelum membeku  telah  terlebih  dahulu dilahap  
> matahari.  Namun  Allah tidaklah  mentaqdirkan  matahari dengan kecepatan  
> serendah  itu. Allah  mentaqdirkan kecepatan berenang matahari 45 km  per  
> detik sehingga  matahari  tidak  menjadi raksasa,  bumi  tidak  dilahap 
> matahari,  karena  Allah berkehendak menciptakan manusia di  atas bumi. Bumi 
> ibarat lahan ataupun pabrik bagi manusia untuk menanam ataupun  memproduksi  
> produk  yang  berkualitas  yaitu  amal-amal kebajikan. Allah memberikan 
> otoritas kepada manusia untuk memilih memproduksi  amal-amal  kebajikan atau 
> amal-amal  kejahatan  yang akan dipertanggung- jawabkannya kepada Allah SWT 
> kelak dalam  Hari Pengadilan. WaLlahu A'lamu bi shShawab.
> 
> 
> 
> *** Makassar, 13 Juli 1997
> 
>    [H.Muh.Nur Abdurrahman]
> 
> http://waii- hmna.blogspot. com/1997/ 07/281-benda- benda-langit- 
> yang-berenang. html
> 
> 
> 
> ############ ######### ######### ######### ######### ######### ######### 
> ######### ###
> 
> 
> 
> 3) Tentang Nabi Yusuf menghukum saudaranya tidak dengan Undang-Undang Raja, 
> memang tidak ditegaskan oleh Qur'an apakah Nabi Yusuf menggunakan syariat 
> Nabi Yusuf ataukah syariat Nabi Ya'qub. 
> 
> 
> 
> Penjelasan Abah HMNA memang masuk akal karena Nabi Yusuf setelah remaja 
> (pasca dicelakakan saudara2nya dilemparkan ke sumur) hingga menjadi pejabat 
> kerajaan Mesir tidak pernah betemu Nabi Ya'qub, bertemu kembali dengan Nabi 
> Ya'qub setelah peristiwa skenario menjebak saudaranya.
> 
> 
> 
> Sebenarnya Nabi yusuf punya pengalaman masa kecil pernah dihukum dengan 
> syariat leluhurnya, coba simak tafsir QS 12:77 di link berikut : 
> http://c.1asphost. com/sibin/ Alquran_Tafsir. asp?pageno= 4&SuratKe= 12#61
> 
> 
> 
> saya copy pastekan tafsir QS ayat tsb sebagai berikut : Saudara-saudara Yusuf 
> berkata: "Jika Bunyamin mencuri, maka sesungguhnya
> 
>  telah mencuri pula saudaranya sebelum itu." Tuduhan bahwa Yusuf pernah 
> 
> mencuri menunjukkan bahwa sifat hasud masih tersembunyi dalam hati 
> 
> saudara-saudaranya. Diriwayatkan oleh Ibnu Abbas dari Nabi saw., 
> 
> bahwa Yusuf pernah mencuri sebuah patung emas dan perak dari kakeknya, 
> 
> lalu patung tersebut dipecahkan dan dibuangnya di jalan. Itulah yang 
> 
> menjadikan alasan saudara-saudaranya menuduh beliau pernah mencuri. Ada 
> 
> pula riwayat lain dari Mujahid yang menegaskan bahwa Yusuf ketika 
> 
> kecilnya dipelihara oleh bibinya yang sangat sayang kepadanya. Bibinya 
> 
> itu menyimpan ikat pinggang Nabi Ishak as. secara turun-temurun 
> 
> diwariskan kepada anaknya yang tertua. Nabi Yakub sering datang kepada 
> 
> saudara perempuannya untuk mengambil Yusuf, karena bibinya sangat sayang
> 
>  kepadanya, beliau mempertahankan Yusuf supaya tetap di bawah asuhannya,
> 
>  sehingga akhirnya beliau membuat suatu taktik dengan mengikatkan ikat 
> 
> pinggang pusaka itu ke pinggang Yusuf, lalu di luarnya ditutup dengan 
> 
> bajunya sehingga tidak kelihatan. Lalu beliau mengumumkan bahwa ikat 
> 
> pinggang pusaka itu hilang dan dicuri orang. Kemudian semua anggota 
> 
> keluarga diperiksa dan ternyata ikat pinggang itu kedapatan dipakai oleh
> 
>  Yusuf. Dan menurut syariat Nabi Yakub as. waktu itu Yusuf harus 
> 
> diserahkan kepada bibinya sebagai hamba sahaya selama satu tahun. Dan 
> 
> beliau baru dapat kembali kepada ayahnya (Nabi Yakub) setelah bibinya 
> 
> meninggal dunia. Dan peristiwa inilah yang dijadikan tuduhan oleh 
> 
> saudara-saudaranya bahwa beliau pernah mencuri. Maka Yusuf 
> 
> menyembunyikan kejengkelan hatinya ketika mendengar tuduhan itu, hanya 
> 
> hati kecilnya berkata: "Kamu lebih buruk kedudukanmu karena kamu dahulu 
> 
> pernah mencuri Yusuf sehingga dijauhkan dari ayahnya, lalu dimasukkan ke
> 
>  dalam sumur, kemudian dijual sebagai budak belian kepada kafilah yang 
> 
> menuju ke Mesir dan menerangkan kepada Nabi Yakub bahwa Yusuf dimakan 
> 
> serigala. Allah lebih mengetahui tentang ucapan kamu itu."
> 
> 
> 
> Jadi sebenarnya pernyataan Abah HMNA bahwa Nabi Yusuf menghukum saudaranya 
> berdasarkan syari'atnya sendiri berdasarkan al kitab dari Allah tidak ada 
> dasar nash yang menyebutkan demikian.
> 
> ############ ######### ######### ######### ######### ######### ######### 
> ######### #####
> 
> HMNA:
> 
> Memang tidak ada Nash yang secara eksplisit menyebutkan demikian. Tetapi 
> bagaimana menjawab pertanyaan ini ? Dari mana Yusuf mendapat syari'at yang 
> demikian itu, padahal bocah Yusuf telah terpisah dari keluarga / komunitasnya 
> sejak masih bocah ? Maka kesimpulannya dari Kitab yang diturunkan Allah 
> kepadanya, sesuai Nash:
> 
> Maka Allah membangkitkan nabi-nabi  untuk penggembira dan penggentar dan 
> menurunkan Kitab bersama mereka itu di atas kebenaran untuk (menetapkan 
> keputusan) hukum (siapa yang benar) di antara manusia tentang perkara yang 
> mereka perselisihkan (2:213). 
> 
> ############ ######### ######### ######### ######### ######### ######### 
> ######### ######
> 
> 
> 
> Wassalam
> 
> Abdul Mu'iz
> 
> 
> 
> 
>  
> 
> 
> 
>   
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
>


Kirim email ke