Beternak
kambing adalah suatu kegiatan yang sangat menguntungkan, selama dalam
menjalankan usaha tersebut dikelola secara benar dan serius. Tidak ada
kata yang tidak mungkin. Begitulah ungkapan kata yang harus diungkapkan
dalam menjalani suatu usaha. Selama kita serius dan tekun dalam
menjalani usaha ini, pasti tujuan dan cita-cita kita akan tercapai.
Ada beberapa hal utama yang harus kita siapkan sebelum kita menjalani usaha ini.
1. mempersiapkan lahan pakan.
Ketersediaan pakan adalah hal yang sangat fital bagi kelangsungan
peternakan. Mustahil suatu usaha peternakan terwujud tanpa diimbangi
dengan ketersediaan pakan. Untuk mempersiapkan pakan, sudah seharusnya
kita mempunyai gambaran tentang jumlah kambing yang akan kita pelihara.
Semakin banyak kambing yang akan kita pelihara, maka semakin luas lahan
pakan yang harus kita siapkan, begitu juga sebaliknya, semakin sedikit
kambing yang akan kita pelihara, maka lahan yang harus kita siapkan
juga tidak terlalu luas.
Pakan kambing yang ideal seharusnya tidak terdiri dari satu macam jenis
saja. Kita dapat mencampur pakan tersebut dari berbagai macam daun
daunan. Tetapi untuk peternakan yang mempunyai kapasitas besar, pakan
yang mudah dan selalu terjamin ketersediaannya adalah rumput gajah.
Karena rumput gajah dapat dipanen umur 40-50 hari. Sehingga peternak
harus dapat mengatur jadwal pemenenan yang tepat. Sehingga di harapkan
rumput gajah tersebut dapat selalu dipanen untuk pemberian pakan
kambing. Peternak dapat menyewa lahan untuk menanam rumput gajah
tersebut.
Berikut ini adalah cara penanaman rumput gajah ;
a) sediakan rumput gajah berupa stek. Bibit ini dapat diperoleh dari petani 
ataupun dari dinas peternakan setempat.
b) Cangkul lahan tanam dengan kedalam 20 cm dan dibuat parit dengan jarak antar 
parit selebar 60 cm.
c) Buat lubang tanam dengan kedalaman 15 cm, jarak antar lubang tanan sekitar 
50-60 cm.
d) Beri pupuk pada lubang tanaman, pupuk dapat berupa pupuk kandang maupun 
pupuk pabrikansi seperti urea atau npk.
e) Masukkan bibit rumput gajah sebanyak tiga stek per lobang tanam.
f) Panen rumput gajah pertama dapat dilakukan pada tiga bulan pertama,
hanya saja rumput panenan pertama ini biasanya kurang disenangi oleh
kambing, sehingga biasanya rumput gajah tersebut dibuang.
g) Bersihkan segera rumput liar yang tumbuh setelah panenan pertama
dilakukan, lalu beri pupuk kandang secukupnya pada tanaman tadi.
h) Setelah 40-50 hari kemudian panenan ke dua dapat dilakukan dan
biasanya rumput pada panenan yang ke dua ini lebih disukai oleh
kambing, karena memiliki batang yang tidak terlalu keras.
Selain diberi pakan pokok berupa hijauan, sebaiknya kambing juga
diberi pakan tambahan berupa pakan penguat sebagai penguat. Sumber
pakan penguat dapat berupa dedak jagung, ampas tahu, bungkil kacang
tanah, kulit kedelai atau campuran pakan tersebut.
Pakan penguat tersebut jumlahnya tidak harus banyak, tetapi diusahaan
setiap hari selalu disajikan ke kambing, supaya kambing tersebut tidak
kekurangan mineral maupun protein.
2.Membuat kandang.
Prinsip kandang yang ideal adalah tempat yang nyaman bagi ternak
kambing itu sendiri. Kandang diusahakan dibuat dari bahan yang awet dan
tahan lama, terutama pada lantai kandang, kerena lantai tersebut
merupakan pijakan pada saat kambing berada di dalam kandang. Apabila
lantai kandang mudah patah maka akan dapat membahayakan kambing yang
kita pelihara. Lantai kandang tidak boleh menggunakan papa yang terlalu
lebar. karena papan yang lebar akan menghambat kotoran ataupun urin
terbuang secara lancar. dampaknya kambing akan cepat kotor. menurut
saya, lantai kandang yang ideal adalah lantai yang menggunakan bahan
dasar bambu, karena selain harganya lebih murah, lantai bambu juga
mempunyai lebaran yang pas (6 cm), sehingga kotoran dan urin langsung
jatuh ke bawah.
Kandang dibikin model panggung dan lantai kandang harus dibuat miring
agar kotoran kambing dapat dengan mudah dibersihkan. Selain itu dengan
kemiringan lantai kandang, maka kita akan dengan mudah menampung urin
kambing menuju tempat yang dikehendaki. Karena urine dan kotoran
kambing (srintil) mempunyai nilai jual yang sangat bagus.
Dengan kandang model panggung, kita juga akan dapat dengan mudah
mengontrol kesehatan kambing itu sendiri. Karena kesehatan kambing
dapat dipantau dari kotoran kambing yang di keluarkannya. Misal,
kotoran kambing agak menggumpal merupakan pertanda bahwa kambing
tersebut terkena cacingan dan harus segera diberi obat cacing.
Kandang juga harus dilengkapi dengan tempat minuman kambing yang
letaknya dibelakang kandang dan posisinya berada di luar kandang.
Kerena kalau tempat air itu berada di dalam, kambing akan
menggaru-garukkan tanduk ditempat air, sehingga air gampang tumpah.
3.Memilih Induk.
Tahap yang paling menentukan dalam usaha peternakan kambing adalah
penjaringan material kandang atau pemilihan induk. Karena apabila kita
salah dalam memilih induk dapat dipastikan kita akan rugi dalam
menjalankan usaha ini. Karena pada prinsipnya, kambing baik maupun
kambing jelek tetap makan. Dan makan adalah biaya. Makanya jangan
gegabah dalam melakukan pembelian induk. Kalaupun ada kambing jelek
beranak bagus itu merukakan suatu keberuntungan belaka. Tetapi kalau
kita memilih induk dengan benar dan tepat, maka peluang untuk
mendapatkan keturunan yang bagus sangatlah besar.
Memang tidak mungkin seekor kambing itu sempurna secara kasat mata,
tetapi ada beberapa kriteria wajib, yang harus peternak pilih. Karena
hal ini nantinya akan berpengaruh pada keturunan berikutnya. Kriteria
yang termaksud adalah :
a). Warna harus hitam.
Warna hitam adalah warna yang sangat favorit dalam kelas kambing
etawa. Apalagi pola hitam tersebut berada tepat dan presisi dibagian
kepala. Ada beberapa kelompok petani yang menyebut dengan istilah
“kepala hitam atau ndas ireng”
(Jawa Timur). Sebagus apapun kambing itu, kalau warna tidak hitam maka
pamor kambing tersebut akan berkurang. Kambing dengan warna pola hitam
berarti memiliki gen warna hitam, yang apabila nanti dikawinkan dengan
pejantan warna hitam, harapannya cempe yang akan dihasilkan memiliki
pola warna hitam juga. Sebagai gambaran, kambing standart, pola warna
hitam lebih mahal minimal Rp. 250.000, jika di banding dengan kambing
pola warna coklat, dengan umur yang sama.
b). Telinga tipis, panjang dan lurus ke bawah.
Telinga tipis dan panjang merupakan syarat wajib bagi calon induk.
Baik induk pejantan maupun induk betina. Telinga harus terkesan jatuh
ke bawah, ujung pangkal telinga tidak boleh ada patahan. Telinga juga
tidak boleh melebar ke bawah. Kebanyakan kambing yang berada di
pasaran, posisi telinga atas sudah baik, tetapi di bawah melebar atau
melengkung ke samping. Faktor telinga yang bagus sangat penting sekali
bagi peternak, karena akan berpengaruh ke keturunan yang dihasilkan.
c. factor pelengkap lain.
Sudah penulis katakan, tidak ada kambing yang sempurna. Kalaulah ada
yang bagus di pola, mungkin kambing itu memiliki kekurangan dipanjang
telinga atau pada bagian yang lain. Tetapi minimal kita sebagai
peternak harus mencari bakalan induk yang mendekati sempurna. Ada
beberapa factor pelengkap lain yang dapat dipilih supaya kambing yang
akan kita beli nantinya mendekati sempurna. Beberapa factor tersebut
diantaranya,kaki atau tulangan yang besar dan kokoh, kulit yang tebal,
ekor yang melengkung ke atas, bulu ekor yang lebat, mata yang cerah,
tanduk yang simetris ke belakang, cekungan yang besar pada hidung
kambing.
Factor pelengkap sifatnya tidak wajib. Tetapi kalau itu ada dikambing
yang bakal di beli, tidak ada salahnya apabila peternak mengambilnya
sebagai calon induk. Dengan pencatatan data yang lengkap, peternak
nantiya akan dapat menciptakan keturunan yang stabil, jika berbagai
elemen tersebut di kawinsilangkan, tetapi hal ini memerlukan waktu dan
biaya yang sangat amat lama dan mahal.
Jika ingin menciptakan trah kambing seperti yang dikehendaki
peternak, hal pertama yang dilakukan peternak adalah mencari induk yang
berproduksi tinggi dan pejantan yag memiliki induk dengan tingkat
produksi yang tinggi pula. Lebih baik lagi jika keduanya (induk dan
pejantan) berasal dari induk dan pejantan yang sama (kelahiran kembar).
Jika sudah cukup umur, indukan dan pejantan tersebut dikawinkan. Dengan
manajemen yang baik, kambing bisa beranak 2 kali dalam 3 tahun. Dalam 2
tahun bisa menghasilkan 6 ekor cempe. Cempe-cempe jantan bisa di jual,
sedangkan cempe betina terus di pelihara sampai dewasa kelamin dan jika
sudah cukup umur di kawinkan dengan pejantan nenek moyangnya. Jika
pejantan nenek moyangnya sudah mati atau sudah tidak terlalu kuat, bisa
di gantikan dengan pejantan lain yang masih sedarah. Dari
perkawinan-perkawinan ini akan selalu di hasilkan individu-individu
baru yang variasinya sangat lebar, tetapi semakin lama variasi tersebut
akan semakain mengecil dan mendekati seragam. Individu-individu yang
produksinya tinggi terus dipertahankan sebagai induk, sedangkan
individu-individu yang tingkat produsinya rendah bisa di singkirkan
atau di jual.



      

Reply via email to