Pak Muhana, saya kapok jadi peternak kambing. Dulu ketika masih remaja, orang 
tua saya punya kambing hingga puluhan ekor. Cara pemeliharaanya sederhana, 
cukup bikin kandang saja, adapun pakannya kebetula di kampung saya banyak kebun 
kelapa dimana banyak tumbuh rumput-rumput liar seperti halnya rumuput gajah itu 
dan kambingpun dilepas bebas. Pernah saya menggembalakan kambing orang tua. 
Biasanya kambing dikeluarkan dari kandang setiap hari pada jam 10.00. Sebelum 
kambing dikeluarkan dari kandang, saya pernah memberikan instruksi kepada para 
kambing agar "makanlah rumput-rumput atau padang ilalang yang terhampar di 
kebun kelapa, tapi jangan kamu makan tanaman petani yang ada diperkebunan". 
Kebetulan kambingnya pada nurut semua atas intruksi saya.
Setelah memberikan instruksi, pintu kandang saya buka dan para kambingpun 
berlarian keluar menuju padang rumput yang ada di perkebunan kelapa dengan 
diikuti oleh saya dari belakang sebagai komandan.
Pas sekitar jam 2, pada hari itu saya ngantuk berat dan kebetulan di tengah 
kebun kelapa ada gubuk tempat pembuatan kopra dan sayapun pergi ke gubuk itu 
untuk tidur sebentar. Sedangkan para kambing saya biarkan bebas memakan rumput.
Selang beberapa jam, saya terbangun karena ada  suara orang yang berteriak dan 
memaki-maki  kambing. Saya hampiri suara orang tadi, ternyata suara orang itu 
ternyata Pak Kubil tukang panjat kelapa yang biasa memetik buah kelapa yang 
sudah tua. Apa gerangan membuat Pak Kubil marah-marah kepada Kambing saya? Saya 
tanya "pak, ada apa, koq maki-maki kambing saya?". Mendapat teguran dari saya, 
pak Kubil malah makin marah "nah, nih dia orangnya, hey syetan kalo punya 
kambing yang bener ngurusnya! Itu kambing kamu tadi nyeruduk pantat saya, lihat 
nih kolor saya sampe robek!! Sambil tersenyum saya menyahut "yah Bapak, 
namanya juga kambing, gak usah esomi eh..emosi gitu dong, kambing kan binatang 
gak punya akal, cukup bapak singkirkan aja biar menjauh dari Bapak". Tapi Pak 
Kubil malah membentak "Udah diam jangan banyak bacot, kamunya yang harus punya 
otak, udah tahu kambing binatang, kenapa kamu tidak menjaganya. Kambing ama 
yang punyanya sama aja
 gak punya otak!!!".
(maaf ada kata-kata kasar, ini sekedar ilustrasi pengalaman saya dulu).
Nah itulah sekilas cerita ngurus kambing. banyak suka dukanya. Sukanya jika 
kambing tumbuh sehat, gemuk-gemuk dan banyak anak, maka tingkat kesejahteraan 
keluarga saya meningkat. Apalagi menjelang hari raya Iedul Adha, banyak sekali 
pesanan baik dari kota maupun peloksok kampung. Dukanya banyak mulai dari 
penyakit dan nubruk pantat orang urusannya jadi berabe. Bahkan saya sendiri 
pernah diseruduk kambing sampe kaki saya keseleo. Mangkanya saya kapok jadi 
peternak kambing.
Ok, beternak kambing merupakan potensi yang cukup menjanjikan. Jika sudah 
berkembang dan punya relasi rumah makan sate, atau restoran kita bisa sebagai 
pemasok daging kambing. Gak usah gengsi coy, ada modal, cukup kita sebagai 
tuan, cari orang yang punya bakat memelihara kambing.
Terima kasih atas infonya Pak Muhana, maaf komentar saya gak nyambung dengan 
materinya, maklum lah saya geus kolot, kieu mun ngomong teh, rada pabaliut, 
hampura. 
  
----- Original Message ----
From: farras f muhana <[EMAIL PROTECTED]>
To: WongBanten@yahoogroups.com
Sent: Thursday, May 15, 2008 11:45:55 AM
Subject: [WongBanten] TIP BETERNAK KAMBING


Beternak kambing adalah suatu kegiatan yang sangat menguntungkan, selama dalam 
menjalankan usaha tersebut dikelola secara benar dan serius. Tidak ada kata 
yang tidak mungkin. Begitulah ungkapan kata yang harus diungkapkan dalam 
menjalani suatu usaha. Selama kita serius dan tekun dalam menjalani usaha ini, 
pasti tujuan dan cita-cita kita akan tercapai.
Ada beberapa hal utama yang harus kita siapkan sebelum kita menjalani usaha ini.
1. mempersiapkan lahan pakan.
Ketersediaan pakan adalah hal yang sangat fital bagi kelangsungan peternakan. 
Mustahil suatu usaha peternakan terwujud tanpa diimbangi dengan ketersediaan 
pakan. Untuk mempersiapkan pakan, sudah seharusnya kita mempunyai gambaran 
tentang jumlah kambing yang akan kita pelihara. Semakin banyak kambing yang 
akan kita pelihara, maka semakin luas lahan pakan yang harus kita siapkan, 
begitu juga sebaliknya, semakin sedikit kambing yang akan kita pelihara, maka 
lahan yang harus kita siapkan juga tidak terlalu luas.
Pakan kambing yang ideal seharusnya tidak terdiri dari satu macam jenis saja. 
Kita dapat mencampur pakan tersebut dari berbagai macam daun daunan. Tetapi 
untuk peternakan yang mempunyai kapasitas besar, pakan yang mudah dan selalu 
terjamin ketersediaannya adalah rumput gajah. Karena rumput gajah dapat dipanen 
umur 40-50 hari. Sehingga peternak harus dapat mengatur jadwal pemenenan yang 
tepat. Sehingga di harapkan rumput gajah tersebut dapat selalu dipanen untuk 
pemberian pakan kambing. Peternak dapat menyewa lahan untuk menanam rumput 
gajah tersebut.
Berikut ini adalah cara penanaman rumput gajah ;
a) sediakan rumput gajah berupa stek. Bibit ini dapat diperoleh dari petani 
ataupun dari dinas peternakan setempat.
b) Cangkul lahan tanam dengan kedalam 20 cm dan dibuat parit dengan jarak antar 
parit selebar 60 cm.
c) Buat lubang tanam dengan kedalaman 15 cm, jarak antar lubang tanan sekitar 
50-60 cm.
d) Beri pupuk pada lubang tanaman, pupuk dapat berupa pupuk kandang maupun 
pupuk pabrikansi seperti urea atau npk.
e) Masukkan bibit rumput gajah sebanyak tiga stek per lobang tanam.
f) Panen rumput gajah pertama dapat dilakukan pada tiga bulan pertama, hanya 
saja rumput panenan pertama ini biasanya kurang disenangi oleh kambing, 
sehingga biasanya rumput gajah tersebut dibuang.
g) Bersihkan segera rumput liar yang tumbuh setelah panenan pertama dilakukan, 
lalu beri pupuk kandang secukupnya pada tanaman tadi.
h) Setelah 40-50 hari kemudian panenan ke dua dapat dilakukan dan biasanya 
rumput pada panenan yang ke dua ini lebih disukai oleh kambing, karena memiliki 
batang yang tidak terlalu keras.
Selain diberi pakan pokok berupa hijauan, sebaiknya kambing juga diberi pakan 
tambahan berupa pakan penguat sebagai penguat. Sumber pakan penguat dapat 
berupa dedak jagung, ampas tahu, bungkil kacang tanah, kulit kedelai atau 
campuran pakan tersebut.
Pakan penguat tersebut jumlahnya tidak harus banyak, tetapi diusahaan setiap 
hari selalu disajikan ke kambing, supaya kambing tersebut tidak kekurangan 
mineral maupun protein.
2.Membuat kandang.
Prinsip kandang yang ideal adalah tempat yang nyaman bagi ternak kambing itu 
sendiri. Kandang diusahakan dibuat dari bahan yang awet dan tahan lama, 
terutama pada lantai kandang, kerena lantai tersebut merupakan pijakan pada 
saat kambing berada di dalam kandang. Apabila lantai kandang mudah patah maka 
akan dapat membahayakan kambing yang kita pelihara. Lantai kandang tidak boleh 
menggunakan papa yang terlalu lebar. karena papan yang lebar akan menghambat 
kotoran ataupun urin terbuang secara lancar. dampaknya kambing akan cepat 
kotor. menurut saya, lantai kandang yang ideal adalah lantai yang menggunakan 
bahan dasar bambu, karena selain harganya lebih murah, lantai bambu juga 
mempunyai lebaran yang pas (6 cm), sehingga kotoran dan urin langsung jatuh ke 
bawah.
Kandang dibikin model panggung dan lantai kandang harus dibuat miring agar 
kotoran kambing dapat dengan mudah dibersihkan. Selain itu dengan kemiringan 
lantai kandang, maka kita akan dengan mudah menampung urin kambing menuju 
tempat yang dikehendaki. Karena urine dan kotoran kambing (srintil) mempunyai 
nilai jual yang sangat bagus.
Dengan kandang model panggung, kita juga akan dapat dengan mudah mengontrol 
kesehatan kambing itu sendiri. Karena kesehatan kambing dapat dipantau dari 
kotoran kambing yang di keluarkannya. Misal, kotoran kambing agak menggumpal 
merupakan pertanda bahwa kambing tersebut terkena cacingan dan harus segera 
diberi obat cacing.
Kandang juga harus dilengkapi dengan tempat minuman kambing yang letaknya 
dibelakang kandang dan posisinya berada di luar kandang. Kerena kalau tempat 
air itu berada di dalam, kambing akan menggaru-garukkan tanduk ditempat air, 
sehingga air gampang tumpah.
3.Memilih Induk.
Tahap yang paling menentukan dalam usaha peternakan kambing adalah penjaringan 
material kandang atau pemilihan induk. Karena apabila kita salah dalam memilih 
induk dapat dipastikan kita akan rugi dalam menjalankan usaha ini. Karena pada 
prinsipnya, kambing baik maupun kambing jelek tetap makan. Dan makan adalah 
biaya. Makanya jangan gegabah dalam melakukan pembelian induk. Kalaupun ada 
kambing jelek beranak bagus itu merukakan suatu keberuntungan belaka. Tetapi 
kalau kita memilih induk dengan benar dan tepat, maka peluang untuk mendapatkan 
keturunan yang bagus sangatlah besar.
Memang tidak mungkin seekor kambing itu sempurna secara kasat mata, tetapi ada 
beberapa kriteria wajib, yang harus peternak pilih.. Karena hal ini nantinya 
akan berpengaruh pada keturunan berikutnya. Kriteria yang termaksud adalah :
a). Warna harus hitam.
Warna hitam adalah warna yang sangat favorit dalam kelas kambing etawa. Apalagi 
pola hitam tersebut berada tepat dan presisi dibagian kepala. Ada beberapa 
kelompok petani yang menyebut dengan istilah “kepala hitam atau ndas ireng” 
(Jawa Timur). Sebagus apapun kambing itu, kalau warna tidak hitam maka pamor 
kambing tersebut akan berkurang. Kambing dengan warna pola hitam berarti 
memiliki gen warna hitam, yang apabila nanti dikawinkan dengan pejantan warna 
hitam, harapannya cempe yang akan dihasilkan memiliki pola warna hitam juga. 
Sebagai gambaran, kambing standart, pola warna hitam lebih mahal minimal Rp. 
250..000, jika di banding dengan kambing pola warna coklat, dengan umur yang 
sama.
b). Telinga tipis, panjang dan lurus ke bawah.
Telinga tipis dan panjang merupakan syarat wajib bagi calon induk. Baik induk 
pejantan maupun induk betina. Telinga harus terkesan jatuh ke bawah, ujung 
pangkal telinga tidak boleh ada patahan. Telinga juga tidak boleh melebar ke 
bawah. Kebanyakan kambing yang berada di pasaran, posisi telinga atas sudah 
baik, tetapi di bawah melebar atau melengkung ke samping. Faktor telinga yang 
bagus sangat penting sekali bagi peternak, karena akan berpengaruh ke keturunan 
yang dihasilkan.
c. factor pelengkap lain.
Sudah penulis katakan, tidak ada kambing yang sempurna. Kalaulah ada yang bagus 
di pola, mungkin kambing itu memiliki kekurangan dipanjang telinga atau pada 
bagian yang lain. Tetapi minimal kita sebagai peternak harus mencari bakalan 
induk yang mendekati sempurna. Ada beberapa factor pelengkap lain yang dapat 
dipilih supaya kambing yang akan kita beli nantinya mendekati sempurna. 
Beberapa factor tersebut diantaranya, kaki atau tulangan yang besar dan kokoh, 
kulit yang tebal, ekor yang melengkung ke atas, bulu ekor yang lebat, mata yang 
cerah, tanduk yang simetris ke belakang, cekungan yang besar pada hidung 
kambing.
Factor pelengkap sifatnya tidak wajib. Tetapi kalau itu ada dikambing yang 
bakal di beli, tidak ada salahnya apabila peternak mengambilnya sebagai calon 
induk.. Dengan pencatatan data yang lengkap, peternak nantiya akan dapat 
menciptakan keturunan yang stabil, jika berbagai elemen tersebut di 
kawinsilangkan, tetapi hal ini memerlukan waktu dan biaya yang sangat amat lama 
dan mahal.
Jika ingin menciptakan trah kambing seperti yang dikehendaki peternak, hal 
pertama yang dilakukan peternak adalah mencari induk yang berproduksi tinggi 
dan pejantan yag memiliki induk dengan tingkat produksi yang tinggi pula. Lebih 
baik lagi jika keduanya (induk dan pejantan) berasal dari induk dan pejantan 
yang sama (kelahiran kembar). Jika sudah cukup umur, indukan dan pejantan 
tersebut dikawinkan. Dengan manajemen yang baik, kambing bisa beranak 2 kali 
dalam 3 tahun. Dalam 2 tahun bisa menghasilkan 6 ekor cempe. Cempe-cempe jantan 
bisa di jual, sedangkan cempe betina terus di pelihara sampai dewasa kelamin 
dan jika sudah cukup umur di kawinkan dengan pejantan nenek moyangnya. Jika 
pejantan nenek moyangnya sudah mati atau sudah tidak terlalu kuat, bisa di 
gantikan dengan pejantan lain yang masih sedarah. Dari perkawinan-perkawin an 
ini akan selalu di hasilkan individu-individu baru yang variasinya sangat 
lebar, tetapi semakin lama variasi tersebut akan
 semakain mengecil dan mendekati seragam. Individu-individu yang produksinya 
tinggi terus dipertahankan sebagai induk, sedangkan individu-individu yang 
tingkat produsinya rendah bisa di singkirkan atau di jual.




 


      

Reply via email to