itulah dinamika politik dan proses demokratisasi. soal yang kita hadapi, adalah 
bagaimana partisipasi politik warga kian mengental dan keterlibatannya kian 
memasuki keberbagai wilayah keputusan, dan elite jangan hanya merumuskan 
berdasarkan pikirannya sendiri, tapi juga memang benear-benar didasarkan kepada 
kebutuhan warga.
hhd.

--- On Tue, 12/9/08, Setiadji Achmad <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
From: Setiadji Achmad <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: Re: Bls: Bls: [WongBanten] Sepertinya Boleh Juga Tuh!
To: WongBanten@yahoogroups.com
Date: Tuesday, December 9, 2008, 11:36 AM










    
            setelah itupun diperkirakan akan ada golput baru lagi dan menjadi 
political force baru,dan selanjutnya seperti itu akan selalu ada golongan atau 
kelompok2 yg kecewa....





From: halim hd <[EMAIL PROTECTED] com>
To: [EMAIL PROTECTED] ups.com
Sent: Wednesday, December 10, 2008 1:59:03 AM
Subject: Re: Bls: Bls: [WongBanten] Sepertinya Boleh Juga Tuh!







naaah, kan, kita bicara tentang bagaimana me-manage, mengelola suara 
orang-orang kecewa. dan untuk mengelola tentunya bukan membutuhkan waktu. saya 
memiliki sejenis harapan untuk pemilu tahun 2014, dan test case untuk hal itu 
pada tahun 2009, bahwa suara golput akan diperhatikan bukan sekedar 
ditawar-tawarkan oleh mereka untuk mencoblos, tapi suara golput yang masuk 
kedalam jaringan sosial akan memberikan tawaran kriteria; golput bukan nantinya 
sekedar moral force tapi akan menjadi political force di dalam proses politik 
di indonesia.
anda punya gagasan untuk masukan?
hhd.

--- On Tue, 12/9/08, iip umar rifai <[EMAIL PROTECTED] com> wrote:

From: iip umar rifai <[EMAIL PROTECTED] com>
Subject: Re: Bls: Bls: [WongBanten] Sepertinya Boleh Juga Tuh!
To: [EMAIL PROTECTED] ups.com
Date: Tuesday, December 9, 2008, 3:21 AM







kriteria "menimbulkan kerusakan minimum" bisa dilihat dari track record ybs dan 
peluang merugikan masyarakat pada saat nanti menjabat sebagai pemimpin, kita 
bicara sebelum pemilihan bukan sesudahnya. Ketimbang kecewa lantas golput, 
kenapa tidak sekalian membentuk kelompok kecewa dan memanajenya menjadi 
kekuatan baru, jika anggotanya signifikan khan bisa mendatangi calon dan lantas 
membuat kontrak politik misalnya.


-iip-


2008/12/9 halim hd <[EMAIL PROTECTED] com>










kriteria anda, "mana yang paling sedikit menimbulkan kerusakan", saya 
menolaknya. sebab, kriteria ini agak fatalistik. kriteria "menimbulkan 
kerusakan minum" itu apa? misalnya jika seorang bupati yang kita pilih, dan 
lalu melakukan penebangan pohon, dan mengijinkan sebuah bukit digusur, apakah 
lebih baik atau lebih jelek, dibandingkan buopati atou walkot yang maen gusur 
pkl? 
saya membayangkan, apa ada walkot dan bupati di banten ini yang bersedia untuk 
KONRAK SOSIAL POLITIK secara terbuka, dan bukan sekedar menyodorkan tampangnya?
hhd.


--- On Tue, 12/9/08, iip umar rifai <[EMAIL PROTECTED] com> wrote:


From: iip umar rifai <[EMAIL PROTECTED] com>
Subject: Re: Bls: Bls: [WongBanten] Sepertinya Boleh Juga Tuh!
To: [EMAIL PROTECTED] ups.com
Date: Tuesday, December 9, 2008, 2:02 AM







Penegasanya sudah pasti yang ini "pemimpin yang mau merubah image bangsa kita 
sebagai bangsa tukang jahit menjadi bangsa yang mandiri", karena saya tanya 
lagi bagaimana mendukung pemimpin yang demikian itu, tidak mungkin toh saya 
menanyakan bagaimana mendukung pemimpin yang Hardolin.


Intinya sih tetap saja saya itu mengejar point bagaimana melakukan perubahan 
jika dengan golput? seandainya ada 4 calon pemimpin, dan semuanya brengsek, 
tidak sesuai dengan keinginan kita, tapi saya pikir saya, anda dan rekan-rekan 
yang lain-lain akan bisa menilai mana yang paling sedikit membuat kerusakan. 
Bukan opsi "MANA YANG LEBIH BAIK" yang kita cari diantara 4 calon tadi , tapi 
kita ambil minimumnya "MANA YANG PALING SEDIKIT MENIMBULKAN KERUSAKAN".. 
.......dan setelah itu kita tidak berhenti berjuang.... terus lakukan 
perbaikan... terus dan terus.....






2008/12/9 halim hd <[EMAIL PROTECTED] com>











quote anda gak jelas, karena sp. saparudin menyandingkan dua sisi pemimpin. 
yang mana yang demikian itu?


--- On Tue, 12/9/08, iip umar rifai <[EMAIL PROTECTED] com> wrote:



From: iip umar rifai <[EMAIL PROTECTED] com>
Subject: Re: Bls: Bls: [WongBanten] Sepertinya Boleh Juga Tuh!
To: [EMAIL PROTECTED] ups.com

Date: Tuesday, December 9, 2008, 1:16 AM







Saya sudah quote email kang Udin, tentang "pemimpin yg demikian", mata anda 
kabur kang?




2008/12/9 halim hd <[EMAIL PROTECTED] com>











pertanyaannya kabur: "pemimpin yang demikian". yang demikian kayak si 
"hardolin", dahar modol ulin? atow kayak sukarno, SUka bongKAR moNOpoli? atow 
kayak suharto, SUka HARTa Orang? atow kayak SBY: Suka Boong Yaaa? 
hhd.


--- On Mon, 12/8/08, iip umar rifai <[EMAIL PROTECTED] com> wrote:



From: iip umar rifai <[EMAIL PROTECTED] com>
Subject: Re: Bls: Bls: [WongBanten] Sepertinya Boleh Juga Tuh!
To: [EMAIL PROTECTED] ups.com

Date: Monday, December 8, 2008, 11:17 PM







Kang Saprudin,


Gimana kita bisa tahu kalau ada pemimpin yang demikian? bagaimana mendukungnya?




2008/12/9 Sp Saprudin <[EMAIL PROTECTED] co.id>

.... 






Satu lagi yaitu kalau ada pemimpin yang mau merubah image bangsa kita sebagai 
bangsa tukang jahit menjadi bangsa yang mandiri, walau apapun konsekuensi 
nantinya, maka perlu didukung, maka saya coblos hidungnya.

Selagi para pemimpin bangsa kita masih jadi sapi perahan pihak asing, selagi 
bangsa kita tunduk kepada doktrin2 dan dogma2 pihak asing, maka menurut 
pandangan saya "jika saya mencoblos sama saja dengan menyetujui berlangsungnya 
homogenisme asing dibumi pertiwi ini".
Jadi pemilu lima tahunan hanya ajang pesta pora para don yuan dan kaum borjuis 
dan tertawa diatas penderitaan rakyat. Berapa milyar uang yang dikeluarkan 
untuk pesta demokrasi itu? Ini juga masih dikorupsi. Penyelenggara pemilu aja 
gicu, apalagi pelaksana roda pemerintahan, lebih gicu, gicu deh!!! 
 


. 



. 








      
      

    
    
        
         
        
        








        


        
        


      

Kirim email ke