This is a forwarded message ***Comment Tentang PLN...dongeng dari desa...
(note : sudah dirapikan formatnya, tanpa menghapus body text). Syafril mailto:[EMAIL PROTECTED] End*** >From : Ipung Purwomarwanto <[EMAIL PROTECTED]> To : [EMAIL PROTECTED] Date : Tuesday, April 23, 2002, 7:04:34 AM Subject: [EL77itb] ===8<==============Original message text=============== Luar biasa ! Wit, tolong dong nulis di majalah Energi (khusus mengupas masalah listrik dan energi ).Yang jelas pertumbuhan permintaan listrik di Ind masih di atas 10 %/annum (padalah pertumbuhan ekonomi nasional tidak lebih dari 4 %), artinya setiap 10 tahun beban melonjak 2 kalinya.Ini memerlukan biaya investasi yang luar biasa besar, kecuali ada yang bisa menemukan teknologi pembangkit dan jaringan yang murah ! ipung pwm ----- Original Message ----- From: witart2001 <[EMAIL PROTECTED]> To: <[EMAIL PROTECTED]> Sent: Saturday, April 20, 2002 1:59 PM Subject: Re: [EL77itb] > Halo, Yon, apa khabar. > > Ingin ikut mikir litrik pedesaan ?? Wah, buanyaaak sekali masalahnya. > Tapi juga buaaanyaaak sekali peluangnya. > > Yang saya tahu di tahun 1995 - 1997, (sumber BPS) > - jumlah desa di Indonesia sekitar 60.000-an. > - jumlah kecamatan di atas 2000-an. > - jumlah kabupaten sekitar 300-an, dengan 27 propinsi data, pada > waktu itu. > > Ini problem remote area, dengan problem utama koordinasi. Baik, > sistemnya, maupun kualitas orang-orang-nya. Saya khawatir Ipung > nanti tenggelam sendirian, dan saya yakin beliau perlu bantuan > (minimal pemikiran) teman-teman semua. > > Lho, kok tahu ??? Saya kan bilang sedang ada di hutan. Jadi jauh > dari kota, deket dengan desa. > > Memang mudah kita bilang kualitas orang yang kuranglah. Tapi, itulah > yang menjadi salah satu penyebab beliau-beliau tersebut gampang > digoda jaelangkung financial. > > Masih banyak saudara-saudara kita yang berada di "desa", di suatu > wilayah remote area, seperti di pedalaman kalimantan, sulawesi, > irian, maupun sumatera sendiri. Transfer dagangnya menggunakan > teknik barter, karena lembaran maupun logam rupiah tidak merembes > sampai ke sana untuk digunakan sebagai alat tukar. Seperti kita > ketahui, rupiah itu 60 % dari 60 % uang beredar di Indonesia looping > di glodok, bej dan singapur. > > Bagaimana PLN bisa me-listrik-i "desa"-"desa" seperti itu ? Apakah > PLN menerima pembayaran rekening dengan ikan sungai, buah-buah-an > atau rotan ?? > > Saya pernah ikut membantu membuat program untuk administrasi proyek > listrik pedesaan. Program jadi. Data ada. Tapi sistem belum juga > jalan. Datanya, tidak standar. Tergantung historis konsultan yang > pernah mampir ke PLN. Masing-masing punya standar kode sendiri. > Tidak ada kesinambungan. Kodifikasi tiang PLN sendiri di setiap area > tidak standar. Gardu pada peta perencanaan sering bergeser ketika > dibangun. Padahal ini mencakup wilayah seluruh Indonesia. > > Kenapa tidak jalan ?? Personel yang ditunjuk untuk urusan Listrik > pedesaan, tidak ingin dipatok terus ngurusi itu, tentunya juga ingin > ada kemajuan karier yang lebih tinggi. Sementara regenerasi kurang > mulus. Terus terang ini bukan hanya problem PLN saja, tapi rata-rata > BUMN-lah, kecuali mungkin Indosat, kata sementara orang (sorri Pak > Budi Pras). > > Lalu sudah ada komputerisasi program tetapi kenapa juga tak jalan ?? > Selain masalah mutasi personel yang sudah dilatih, juga adanya > ketakutan terhadap data yang valid dan mutakhir. Itu bisa menghapus > wilayah abu-abu, yang sangat digemari orang-orang orde baru. > > Peluangnya ??? > > Sebenarnya PLN bisa dan punya program small business system. Tapi > kayaknya berjalan sendiri dan kurang jalinannya dengan instansi > lain. Coba, orang desa kalau mau bikin sabun detergent (cuci) dalam > jumlah banyak, untuk mengaduk (processing) pake tangan, tentu berat > sekali. Apalagi kalau detergent yang diaduk punya volume satu drum. > Nah, disitulah peran motor listrik yang bisa dirakit jadi mesin > pengaduk, lalu dikirim ke desa. Lha, supaya muter, PLN harus > menjemput bola, menarik kabel ke pelanggan. Jangan menunggu > pelanggan terus, donk. > > Dan jangan sampai menunggu terus seperti nasib transmisi serat optik > Jawa-Bali (ikut di kabel transmisi power), yang bandwidthnya besar, > tapi pemakaiannya minim sekali. Habis orang PLN-nya nunggu di loket > terus, sich. (Sorry, Pung). > > Inkubator, (seperti yang ada di lab elka), juga punya peluang untuk > jadi mesin tetas ternak. Inkubator itu bisa dengan minyak tanah, > tapi lebih efisien jika menggunakan listrik. Tapi, sekarang para > peternak kita sedang diserang paha-paha dari Amrik, ya ??? > > Yach, Yon, itu sekedar dongeng waktu itu. Mudah-mudah-an, PLN > sekarang lebih baik dan lebih maju lagi. Mudah-mudah-an LEN mampu > membuat mesin bandeng presto yang pake listrik dan pake vacuum. PLN > mestinya senang kalau itu benar terjadi, karena pemakaian kwh > meningkat. Saya juga senang, karena bisa buka dagangan lele presto, > ikan emas presto, atau ikan patin presto, supaya produknya mudah > didistribusikan merata ke seluruh Indonesia. Yach, itung-itung > mengurangi putaran uang di glodok, bej, dan singapur, agar lebih > merata ke seluruh (pasar) nusantara. > > wassalam, > >> --- In [EMAIL PROTECTED], Yoyon Ahmudiarto <[EMAIL PROTECTED]> wrote: >> >> Aku ingin ikut mikirin, tapi masalah apanya yang prioritas? >>> --- Ipung Purwomarwanto <[EMAIL PROTECTED]> wrote: >>> Proyeknya : dimaki-maki orang karena keandalan jelek-lah, tegangan >>> drop-lah, baca meter enggak becus-lah dan lah-lah lainnya. >>> Sering juga sih diundang pesta karena di desanya sudah dimasuki >>> listrik. Hopo tumon, orang lain sudah mikir ke angkasa luar, >>> saudara-saudara kita masih 56 % alias sekitar 100 juta orang belum >>> menikmati listrik >>> Ayo dong ikut dipikirkan, anda kan termasuk 2 % penduduk Indonesia >>> yang "beruntung" alias lulus dari PT ( ITB lagi !). >>> ipung pwm >>>> ----- Original Message ----- >>>> From: witart2001 <[EMAIL PROTECTED]> >>>> To: <[EMAIL PROTECTED]> >>>> Sent: Thursday, April 18, 2002 1:18 PM >>>> Subject: Re: [EL77itb] >>>> Justru PLN yang dari desa ke desa itu, yang sering banyak >>>> proyeknya, seperti RE I dan II, benar khan ??? >>>> >>>> witarto >>>>>--- In [EMAIL PROTECTED], Ipung Purwomarwanto >>>>> <[EMAIL PROTECTED]> wrote: >>>>> Betul, Yon. Tapi saya yang urusannya dari desa ke desa (bukan >>>>> dengan listrik swasta lho ). >>>>>> ----- Original Message ----- >>>>>> From: Yoyon Ahmudiarto <[EMAIL PROTECTED]> >>>>>> To: <[EMAIL PROTECTED]> >>>>>> Sent: Tuesday, April 16, 2002 8:19 AM >>>>>> Subject: Re: [EL77itb] >>>>>>> Ipung, anda juga di PLN? ===8<===========End of original message text=========== --[YONSATU - ITB]---------------------------------------------------------- Online archive : <http://yonsatu.mahawarman.net> Moderators : <mailto:[EMAIL PROTECTED]> Unsubscribe : <mailto:[EMAIL PROTECTED]> Vacation : <mailto:[EMAIL PROTECTED]?BODY=vacation%20yonsatu> 1 Mail/day : <mailto:[EMAIL PROTECTED]?BODY=set%20yonsatu%20digest>