On Sat, 21 Sep 2002 21:46:30 +0700 Dayan (D) wrote:

> >saya kan cuma dengar-2x saat
> >latihan bersama Secaba Seroja saat Suskalak doang. 
> 
> Ya, tapi saya kan tidak tahu apa cerita mereka !!
> :)

Ok, sebagian dari cerita mereka ya tp bukan soal rapat perang,
melainkan antara pelajaran yg mrk dapat saat latihan dg kenyataan :

1. Perang Sangkur
   Hampir tidak pernah terjadi atau amat jarang terjadi.
   Salah satu dari mereka cerita mrk perlu melakukan perang sangkur krn
   saat itu sdg menjaga tawanan yg jumlah jauh lbh banyak dpd
   penjaganya, kemudian tawanan berontak. Stl kehabisan peluru, mrk tdk
   sempat mengisi lagi dan akhirnya bertempur dg sangkur.

   Saat itu, salah satu pelatih kami ikut nimbrung dg cerita dia
   melakukan perang sangkur di Sulsel (Kahar Muzakar), dia terpaksa
   melakukan  itu di sungai saat habis buang hajat ketemu musuh dan saat
   akan menembak ternyata senjatanya macet, demikian pula senjata
   lawannya (perang sangkur satu lawan satu).

2. Ranjau utk pengaman basis
   Di pelajaran, umumnya ranjau dipasang di tempat mrk berhenti atau
   basis perang. Kenyataannya, pemasangan ranjau ini sering mengenai
   teman sendiri (yg datang ke daerah itu stl mrk), baik akibat mrk
   malas membuat 'denah ranjau' utk diberikan ke markas pusat, atau
   mencabut kembali ranjau-2x tsb.

   Akhirnya mrk menggunakan 'ranjau kaleng', y.i. kaleng bekas
   'bekal makanan' mereka diikat dg tali rafia mengitari daerah
   perhentian mereka.

   Detektor ranjau makan banyak waktu, penggunaan bangalore torpedo utk
   'menyapu daerah beranjau' juga cuma menghamburkan resources saja. Mrk
   akhirnya menggunakan pancing dg multi kail yg diikat di bambu dan
   melakukan penyapuan daerah ranjau dg efektif dan murah :-)

> >> Diterjunkan di medan operasi, eh...malah dilanjutkan ! :(
> >
> >Maksudnya gimana nih ?
> 
> Maksud saya, bukan saja di daerah sendiri berkelahi. Setelah
> ditugaskan, perkelahian -kali ini baku tembak- juga terjadi di medan
> operasi. Dan kalau mengamati bahwa Kopassus pun sudah dilawan oleh
> Brimob -yang kebanyakan anggotanya adalah anak-anak 'kemarin sore'-
> maka tampaknya sistem penerimaan musti diperbaiki. Bagaimana bisa
> menghasilkan keluaran yang baik, jika kebanyakan anggota yang
> ditempatkan di lembaga kependidikan merasa bahwa karir mereka sudah
> tamat, sehingga mendidik pun tidak sepenuh hati ?

Hmm...ada benarnya, Kompie D (demo) umumnya merasa sbg kompie
terbuang. Tp rasanya pointnya bukan disitu, pointnya pendidikan
kejiwaannya kurang (?).

> >Barang apaan sih Latsitarda ?
> 
> Pelatihan Integrasi Taruna Dewasa, yang pesertanya antara lain praja
> STPDN dan taruna Akmil / Akpol ?

Apa yg dilatih ? Apa tujuan latihan ?

 


-- 
syafril
-------
Syafril Hermansyah<[EMAIL PROTECTED]>

--[YONSATU - ITB]----------------------------------------------------------
Online archive : <http://yonsatu.mahawarman.net>
Moderators     : <mailto:[EMAIL PROTECTED]>
Unsubscribe    : <mailto:[EMAIL PROTECTED]>
Vacation       : <mailto:[EMAIL PROTECTED]?BODY=vacation%20yonsatu>
1 Mail/day     : <mailto:[EMAIL PROTECTED]?BODY=set%20yonsatu%20digest>

Kirim email ke