Saya juga menduga bahwa ada kemungkinan pernyataan mengambil hati publik Islam 
tersebut terkait dengan kepentingan politiknya. Tapi, khan sah-sah saja, memang 
pangsa muslim khan menggiurkan kuantitasnya :)

Tapi, kembali ke esensi tuduhannya sebagai SARA, masih belum menjelaskan alasan 
pidatonya tersebut disebut SARA.

Kalau diperhatikan lagi kalimat dalam link berita tersebut. Saya memahaminya, 
JK sedang melihat struktur perekonomian kita yang tidak balance, titik lemah 
negeri kita. Penguasaan ekonomi Indonesia belum mampu menyejahterakan 
masyarakat secara luas dan merata, namun dikuasai oleh beberapa persen manusia 
saja.

JK bukan sedang menyalahkan non-muslim yang memiliki semangat berbisnis. Begitu 
juga dengan etnis Tionghoa yang juga berbisnis.

Tepat seperti yang disampaikan oleh Kusalacitto. Dia sedang berbicara di 
hadapan umat muslim, dan mengeluhkan rendahnya semangat pengusaha di kalangan 
muslim. Begitu juga dengan penduduk Indonesia pada umumnya, yang mayoritas 
muslim, yang lebih senang jadi pegawai negeri. Dia sedang menyalahkan 
kawan-kawannya segama, yang tidak memiliki semangat bisnis. 

Saya kira, jika pernyataan JK berhasil menyemangati pendengarnya. Yang ada 
adalah Indonesia yang akan maju secara ekonomi. Karena kekuatan besar muslim, 
akan menggeliat untuk menggerakkan perekonomian.

Sebagai seorang Tionghoa, saya sangat mendukung, jadi punya banyak kawan-kawan 
bisnis baru. Saya yakin, JK tidak sedang mengajak bangsa Indonesia untuk 
terpecah belah. Dia sedang menyemangati kantong-kantong kekuatan yang selama 
ini masih tertidur.


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "Leon Agustian" <leon.agust...@...> 
wrote:
>
> Aah… bung Gunawan cuma memutar-mutar kalimat saja, coba baca dengan teliti:
> 
>  
> 
> ……….. masih didominasi oleh kaum non-Muslim terutama etnis Tionghoa 
> (China)."
> 
>  
> 
> Apakah kalimat ini kurang jelas non-Muslim ke-Cina-annya? Padahal kalau cuma 
> bilang non-Muslim tok, ga ada tambahan Tionghoanya juga masih rasis (apalagi 
> dengan tambahan TIonghoa-nya).  Ini kan masalah ekonomi INDONESIA dan bukan 
> ekonomi suatu agama tertentu!!! Hal-hal spt inilah yang menyulut bibit-bibit 
> antipati pada suatu golongan tertentu yang menimbulkan persepsi bahwa 
> golongan tersebut menguasai ekonomi Indonesia, yang mana terbukti menjadi 
> trigger penjarahan Mei ’98.
> 
>  
> 
> Tapi memang apa mau dikata, mungkin maksudnya ..ya begitu ….!
> 
>  
> 
> From: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
> [mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com] On Behalf Of kusalacitto gunawan
> Sent: Tuesday, August 31, 2010 12:48 PM
> To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
> Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Pidato JK bernuansa dan menuju rasisme ==> 
> Titik Lemah RI Bidang Ekonomi
> 
>  
> 
>   
> 
> Menurut saya,
> 
>  
> 
> Pernyataan JK jelas tidak rasis.
> 
>  
> 
> Bila dibaca sebait kalimatnya saja, memang terkesan rasis. Tetapi ketika kita 
> membaca seluruh beritanya, jelas tidak rasis. Walaupun mungkin ada beberapa 
> daripada sodara-sodara sudah antipati terlebih dahulu dengan sosok JK, maupun 
> dengan latar belakang JK yang KAMMI.
> 
>  
> 
> Menurut saya,
> 
> Pidato JK adalah pada tempatnya, yaitu untuk orang Islam di Universitas 
> Muhamadiyah. Dimana tujuan JK adalah mengalamatkan masalah pelaku ekonomi 
> yang masih minim dikalangan Islam. Dan secara umum, menurut JK Ekonomi 
> Indonesia masih minim dikuasai oleh Muslim. Dan menurut JK, maka itulah 
> ekonomi Indonesia masih lemah, karena mayoritas penduduknya, yang beragama 
> Islam, tidak menjadi pedagang (pelaku ekonomi langsung).
> 
>  
> 
> Jadi bukan sertamerta menganggap Orang Tionghoa bukan lah orang Indonesia 
> atau karena orang Tionghoa dan non muslim maka Ekonomi ini lemah. 
> 
>  
> 
>  
> 
>  
> 
>  
> 
> 2010/8/30 ChanCT <sa...@...>
> 
>   
> 
>  
> 
> Saya teruskan pendapat beberapa sahabat yang dengan tegas mengkritik 
> pernyataan mantan wk. Presiden Jusuf Kala didepan Universitas Muhammadiyah 
> Malang, berbau rasis. Mantan Presiden Jusuf Kalla menyatakan bahwa titik 
> lemah Indonesia saat ini adalah terletak di bidang ekonomi yang belum mampu 
> menyejahterakan masyarakat secara luas dan merata. Katanya, "Berbagai bidang 
> sudah terlayani dan terpenuhi dengan baik, seperti bidang kesehatan, 
> pendidikan, politik. Namun, perekonomian kita masih sangat lemah, sehingga 
> menjadi titik lemah negeri kita," Lebih lanjut tegas Jusuf Kalla,  
> "perekonomian Indonesia sampai sekarang masih didominasi oleh kaum non-Muslim 
> terutama etnis Tionghoa (China)."
> 
>  
> 
> Salam,
> 
> ChanCT
> 
>  
> 
>  
> 
> ----- 原始郵件----- 
> 
> 寄件者: Y.T.Taher <mailto:ariya...@...>  
> 
> æ"¶ä»¶è€…: temu_er...@yahoogroups.com 
> 
> 副本: arif.hars...@... ; Magili <mailto:magil...@...>  ; iwamardi 
> <mailto:iwama...@...>  
> 
> 傳é€&#65533;日期: 2010å¹´8月30日 7:14
> 
> 主旨: Re: [temu_eropa] Re: Pidato JK bernuansa dan menuju rasisme ==> Titik 
> Lemah RI Bidang Ekonomi
> 
>  
> 
> Siapa sih yang tidak tahu siapa JK itu? Waktu Suharto berkuasa, JK adalah 
> Ketua Umum KAMI-Komando Aksi Mahasiswa Indonesia-Bagian Timur di Makassar. 
> Kita semua tahu, KAMI adalah alat dan kepanjangan tangan dan pembela 
> mati-matian fasis Suharto untuk membinasakan dan menjarah orang-orang 
> progresip/kiri pengikut Bung Karno, termasuk teman-teman Tionghoa yang  
> hartanya dirampas atau dihancurkan, wanita dan gadis-gadisnya diperkosa dan 
> para pemimpinnya dimasukkan penjara dan ada yang dibunuh. Ingat akan 
> perlakuan mereka atas Ketua Baperki Siauw Giok Tjan, dan anggota/pimpinan 
> Baperki lainnya di seluruh Indonesia.. "Jangan Sekali-kali Melupakan 
> Sejarah!" Becik ketitik Olo ketoro!
> 
> 
> YTTaher.
> 
>  
> 
> 
>   ----- Original Message ----- 
>   From: arif harsana 
>   To: temu_er...@yahoogroups.com 
>   Sent: Monday, August 30, 2010 6:30 AM
>   Subject: AW: [temu_eropa] Re: Pidato JK bernuansa dan menuju rasisme ==> 
> Titik Lemah RI Bidang Ekonomi
> 
>     
>   J. Fischer, bekas menteri luar negeri Jerman dan juga tokoh partai Hijau 
> (Die Gruenen)
>   pernah mengemukakan, bahwa dengan dibasminya kaum Jahudi di Jerman oleh 
> Fasisme
>   yang dikepalai Hitler, yang  ikut dirugikan justru bangsa Jerman sendiri. 
> Sebab 
>   dengan terjadinya Holocaust itu, Jerman mengalami kemunduran besar dalam 
> perkembangan 
>   masyarakatnya, karena hilangnya (dibunuhnya) sebagian besar putra-putri 
> terbaiknya dibidang 
>   ilmu dan pengetahuan, juga dibidang seni sastra dan budaya pada umumnya. 
>   Menurut Fischer, orang Jahudi yang tinggal di Jerman sejak ratusan tahun 
> telah 
>   memberikan  sumbangan besar sekali bagi tumbuh dan berkembangnya bangsa 
> Jerman. Dunia 
>   mengenal tokoh-tokoh pemikir Jahudi seperti Einstein dibidang ilmu 
> pengetahuan alam, 
>   seorang filosof besar Karl Max dan masih banyak lagi tokoh-tokoh besar 
> dibidangnya 
>   masing-masing.
> 
>   Indonesia mengalami nasib serupa dengan terjadinya Genosida '65 terhadap 
> semua 
>   elemen kiri yang anti kolonialisme dan imperialisme. Kudeta merangkak 
> Suharto telah berhasil 
>   merestorasi penjajahan di Indnesia dengan gaya baru, model Orde Baru.
>   Rasialisme pada dasarnya adalah anak kandung Fasisme. 
>   Dalam hubungannya dengan pidato JK itu, saya kira benar penilaian bung 
> Iwamardi,
>   bahwa pidatonya  itu berbau rasialis, maka perlu dikritik. Jangan sampai 
> diulang 
>   kembali kesalahan masa lalu. Setiap sukubangsa di Tanah Air kita yang 
> multiethnis dan 
>   multikultural itu memiliki keunggulannya masing-masing. Apabila keunggulan 
> yang dimiliki oleh 
>   setiap komponen bangsa ini bisa dijalin dengan tali persahabatan dan 
> semangat 
>   solidaritas yang baik, niscaya kebhinekaan bangsa kita bisa menjadi faktor 
> positip utuk kemajuan 
>   bangsa.
>   Karena itu, semangat dan jiwa Bhineka Tunggal Ika mesti dipelihara dari 
> ancaman
>   yang bisa meretakkan kohesi kehidupan bermasyarakat di Indonesia.
> 
>   Salam,
> 
>   Arif  H.
> 
>   ________________________________
>   Von: iwamardi <iwama...@...>
>   An: temu_er...@yahoogroups.com
>   Gesendet: Sonntag, den 29. August 2010, 15:29:36 Uhr
>   Betreff: [temu_eropa] Re: Pidato JK bernuansa dan menuju rasisme ==> Titik 
> Lemah 
>   RI Bidang Ekonomi
> 
>     
> 
>   Komentar :
> 
>   ** Titik lemah yang lebih pokok di Republik Indonesia dewasa ini adalah di 
>   bidang MORAL dan POLITIK !
>   Bila moral rendah sudah menjadi patokan untuk hidup, maka semua bidang akan 
>   hancur.Bukan hanya ekonomi, tetapi politik, kebudayaan juga menyurut 
> menjadi 
>   gembos .
> 
>   Di Indonesia, si A, seorang yang berkendaraan Mercedes model paling baru, 
>   mempunyai rumah megah, bisa main golf dst., akan jauh dihargai dari pada 
>   seorang B, pejabat tinggi jujur yang rumahnya kecil, mobilnya umur 15 tahun 
> dan 
>   orangnya sederhana.
>   Masyarakat tidak menggubris lagi, darimana si A bisa membeli rumah mewah, 
> beli 
>   Mercedes dan bisa main golf ! Tidak mau tahu bahwa si A bisa begitu karena 
> dia 
>   korupsi , menipu, mencuri kekayaan negara dan bermain KKN .
>   Kebudayaan bejad ini yang sedang mencekam masyarakat Indonesia, adalah 
> sumber 
>   dari keterbelakangan disegala bidang ! 
> 
>   Si B dianggap masyarakat sebagai orang naiv, bodoh karena melawan arus.
>   Inilah satu titik lemah di RI ini.
>   Moral yang tidak patriotik, yang egois mementingkan diri,keluarga dan kroni 
>   inilah sumber pokok ke terjungkelnya Indonesia kejurang kenistaan sekarang 
> ini. 
> 
>   Begitupun Politik Pemerintah , sangat menentukan kemajuan suatu bangsa. 
>   Politik yang dijalankan orba (salah satu pelakunya adalah JK !) adalah 
> politik 
>   penjualan negara dan bangsa Indonesia dan pengabdian kepada modal 
> internasional 
>   yang dipimpin USA, yang sejak orba berdiri sampai sekarang telah mengacak 
> acak 
>   sumber alam dan lingkungan hidup Indonesia. Indonesia adalah negeri 1/2 
> jajahan 
>   kaum modal multi nasional asing !
>   Politik dan moral adalah saudara kembar , dimana politik rusak, moralpun 
> bejad 
>   dan timabal balik juga, dimana moral bejad, politikpun akan rusak!
> 
> 
>   Politik pemerintah yang mengabdi 100% kepada modal asing dan perut sendiri 
>   inilah yang menyebabkan semuanya hancur, termasuk ekonomidan kebudayaan 
>   Indonesia, dan ini dimulai dengan lahirnya dan kemudian dikonsolidasi 
> selama 32 
>   tahun oleh orba Suharto, dan diteruskan oleh rejim rejim reformasi sekarang 
>   ini.
> 
>   ** Penganalisaan disalah satu bidang (dalam hal ini, oleh JK dibidang 
>   ekonomi)samasekali jangan dihubung-hubungkan kan dengan suku bangsa, agama 
> , ras 
>   dan golongan (SARA) ! 
> 
>   Tak bisa sebab kebobrokan ekonomi Indonesia dilemparkan kesalah satu suku 
> atau 
>   golongan, tetapi sistem keseluruhanlah yang menjadi sebab, sistem politik 
> yang 
>   ada dan moral yang diakibatkannya.
>   Dijaman orba, tak bisa dikatakan hanya golongan Tionghoa atau hanya 
> golongan 
>   "pribumi" yang "menikmati" keterbukaan ber KKN, segolongan kecil dari kedua 
>   duanya bekerja sama menggunakan kesempatan memperkaya diri de´ngan 
> menggunakan 
>   fasilitas yang disediakan untuk menguras kekayaan alam kita sambil merusak 
>   keharmonisan lingkungan alam !
>   Keluarga Cendana , para jendral pendiri orba bersama segolongan kecil 
> pengusaha 
>   Tionghoa dan lain lainnya, telah dengan seenak jidatnya menguras dan 
> menjual 
>   kekayaan alam Indonesia.
>   Suharto bersama kroni kroninya dari ABRI bergandengan dengan Lim Siu Liong, 
> Bob 
>   Hasan dll. dengan terang terangan telah mencuri kekayaan Indonesia yang 
>   menjadikan mereka konglomerat multi miliarder $ !
> 
>   Sedangkan rakyat biasa tidak mampu menyekolahkan anak anaknya, juga 
> sebagian 
>   besar suku Tionghoa mengalami penidasan politik rasisme orba Suharto ! .
>   Bahasa & tulisan Tionghoa dilarang, politik pemaksaan asilmilasi 
> dijalankan. 
>   Berkali kali terjadi huru hara rasisme yang dikendalikan oleh pemerintah 
> orba 
>   ini.
>   Sejak pemerintahan Megawati dan Gus Dur, politik rasis orba ini sudah 
>   ditanggalkan , dan sekarang ada letupan api rasis yang dinyalakan Jusuf 
> Kala, 
>   demi untuk mencapai tujuan politiknya , mencari simpati "pribumi" agar 
> memilih 
>   partainya dalam pilkada pilkada sekarang ini dan pemilu 2014 karena 
> menurunnya 
>   persentase Golkar! Hal ini harus kita waspadai !
>   Tak mengherankan , karena Golkar adalah partai yang dilahirkan dan 
> dibesarkan 
>   oleh orba , dan JK adalah salah satu architeknya.
>   Titik lemah yang paling menonjol adalah bidang politik , ini yang harus 
>   dijebol,dirombak menjadi sistem politik baru yang patriotik dan memihak 
> rakyat 
>   banyak , politik yang pada gilirannya akan menjebol sistem ekonomi yang 
> penuh 
>   kurap dan penyakit kangker KKN dan membangun ekonomi baru yang mengabdi 
> rakyat 
>   banyak !
> 
>   Berchotbach merubah ekonomi dengan cara menyinggung SARA sebagai sebab 
> adalah 
>   propaganda manuver pembelokan , propaganda kosong , peletus ressentiment 
>   (resentment) dan pikiran rasis dari JK untuk tetap melindungi politik jual 
>   negara kepada kaum neoliberal saja !
> 
>   iwa
> 
>   ________________________________
>   From: GELORA45 <sa...@...>
>   To: GELORA_In <gelor...@yahoogroups.com>
>   Sent: Sun, August 29, 2010 4:43:47 AM
>   Subject: [GELORA45] JK: Titik Lemah RI Bidang Ekonomi
> 
>    
> 
>   JK: Titik Lemah RI Bidang Ekonomi
>   Sabtu, 28 Agustus 2010 22:48 WIB | Ekonomi & Bisnis | Makro | Dibaca 898 
> kali
>   Malang (ANTARA News) - Mantan Presiden Jusuf Kalla menyatakan bahwa titik 
> lemah 
>   Indonesia saat ini adalah terletak di bidang ekonomi yang belum mampu 
>   menyejahterakan masyarakat secara luas dan merata.
> 
>   "Berbagai bidang sudah terlayani dan terpenuhi dengan baik, seperti bidang 
>   kesehatan, pendidikan, politik. Namun, perekonomian kita masih sangat 
> lemah, 
>   sehingga menjadi titik lemah negeri kita," tegas Jusuf Kalla ketika menjadi 
>   pembicara dalam "Kajian Ramadan" di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), 
>   Sabtu malam.
> 
>   Menurut Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) itu, hal tersebut bisa terjadi 
>   karena tidak banyak umat Islam yang menguasai persoalan terkait 
> perekonomian.
> 
>   Akibatnya, tegas Jufuf Kalla, perekonomian Indonesia sampai sekarang masih 
>   didominasi oleh kaum non-Muslim terutama etnis Tionghoa (China).
> 
>   Selain yang menguasai bidang ekonomi sangat rendah, katanya, masyarakat 
>   Indonesia pada umumnya lebih memilih menjadi pegawai negeri sipil (PNS) 
> atau 
>   profesi lainnya ketimbang menjadi pengusaha.
> 
>   Oleh karena itu, lanjutnya, umat Islam dan masyarakat Indonesia harus mulai 
>   bangkit menggali semua potensi ekonominya, sebab potensi ekonomi ini 
> merupakan 
>   suatu kemutlakan yang harus dilakukan.
> 
>   Ia mengibaratkan bahwa memulai usaha seperti renang. Dimana untuk mahir 
>   berenang harus belajar, demikian juga dengan usaha yang harus dimulai, 
> tanpa 
>   ada niat memulai pasti tidak akan pernah bisa menjadi pengusaha.
> 
>   "Kalau kita tidak belajar dulu secara teori dan dipraktikkan menjadi 
> seorang 
>   pengusaha, kita tidak akan pernah bisa menjadi pengusaha termasuk pengusaha 
>   dalam bidang perdagangan," ujarnya menambahkan.
> 
>   Ia mengatakan, rasulallah dulu seorang pedagang, bahkan masuknya Islam ke 
>   Indonesia juga melalui perdagangan, kenapa pondasi yang sudah ada itu tidak 
>   dikembangkan lagi untuk menjadi lembaga atau negara yang mandiri.
> 
>   Senada dengan Jusuf Kalla, mantan Mendiknas yang juga sesepuh Muhammadiyah 
> Prof 
>   A Malik Fajar mengatakan, menggerakkan perekonomian harus dimulai dengan 
> niat.
> 
>   "Niat dan memulai berwira usaha itu memang sulit, tapi memulai itu sudah 
>   menjadi modal berharga dan menjadi pondasi yang kuat bagi berkembangnya 
>   perekonomian yang pada akhirnya mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat 
>   secara luas," tegasnya.
>   (E009/Z002)
> 
>   [Non-text portions of this message have been removed]
> 
>   [Non-text portions of this message have been removed]
> 
> 
> 
>   
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
> 
> 
> 
> ------------------------------------
> 
> Yahoo! Groups Links
>


Kirim email ke