Fantastis ya bang ya, kuantitas PNS di negara kita ini. Berarti negara
kita cukup kaya kan ya, mampu nge'gaji pengangguran2 yang sering
kelihatan berkeliaran (snap shot metroTV) pake seragam (oknum lah
lagi2), mungkin kalo boleh jujur, seragam mereka ngga kotortuh selama
seminggu, lha wong dipake HANYA 2-3 JAM DALAM SEHARI.

Yang kerennya lagi, konon katanya, di negara yang memiliki jumlah
rumah ibadah yang saaaaaaaangaaaat banyak ini, Departemen Agama'nya
(dan Depdiknas) masuk ke jajaran top 5 TERKORUP diantara lembaga2
pemerintahan. Wooooow...

Boros...boros

Terpikir ngga sih, bagaimana jika Pemerintah periode berikutnya bikin
Departemen Korupsi (Dekor), untuk mengakomodasi kepentingan koruptor2.
Terus di universitas2 dibuka Program Studi Teknik/Sastra Korupsi, biar
tahanan2 KPK punya kerjaan jadi dosen. Pasti Harvard kalah dalam hal ini.

Salam

--- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, Poltak Hotradero
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> At 12:08 PM 8/3/2008, you wrote:
> 
> >Contoh sederhana yang saya ajukan dalam acara tsb. adalah bagaimana
> >Depdiknas punya 200 ribu orang lebih pegawai non-guru. Apa iya kita
> >perlu sebanyak itu - sementara banyak BUMN bisa beroperasi di seluruh
> >Indonesia - hanya dengan sepersepuluh angka itu.
> >
> >Komentar:
> >
> >Saya rasa nggak sepadan kalau membandingkan 
> >Depdiknas dengan BUMN (not apple to apple comparison).
> >Â
> >Beda dengan BUMN sebagaimana badan usaha lain 
> >yang harus memprioritaskan profit dalam laporan 
> >keuangan , yang dikelola oleh Depdiknas adalah 
> >pendidikan dengan siswanya dari pendidikan dasar 
> >hingga perguruan tinggi dan tersebar di wilayah 
> >seluas mendekati luas eropa dengan kondisi 
> >infrastruktur yang masih belum sempurna 
> >(Perancis memiliki luas sebesar propinsi papua, 
> >Belanda sebesar propinsi Banten).
> 
> 
> Saudara Heri.
> 
> Ini bukan masalah profit atau non profit.
> Ini masalah akal sehat.
> 
> Perhatikan catatan berikut:
> 
> ==  Jumlah karyawan PT. Telkom di seluruh Indonesia?  30 ribu orang
> ==  Jumlah karyawan Pertamina di seluruh Indonesia?  20 ribu orang.
> ==  Jumlah karyawan PLN di seluruh Indonesia?  52 ribu orang.
> ==  Jumlah karyawan PT. Pos di seluruh Indonesia? 26 ribu orang.
> ==  Jumlah karyawan PT. Bank Mandiri di seluruh Indonesia? 18 ribu
orang.
> 
> Sangat jelas bahwa TIDAK ADA ALASAN bahwa pegawai 
> Depdiknas non-guru jumlahnya harus sekitar 200 
> ribu orang.  (Perhatikan kata NON GURU).  Kita 
> perlu lebih banyak guru dan sekolah ketimbang 
> pegawai administratif.  Murid SD Negeri se 
> Indonesia jauh lebih butuh papan tulis daripada 
> ribuan stel seragam PNS administratif di Depdiknas.
> 
> Tambahkan lagi di bawah ini:
> 
> Apakah Dep Agama benar-benar perlu 182 ribu orang pegawai ??
> Apakah Dep Keuangan benar-benar perlu 72 ribu orang pegawai ??
> Apakah Pemda DKI benar-benar perlu 92 ribu orang pegawai???
> 
> Apa tidak aneh bila jumlah PNS di Departemen 
> Agama lebih banyak daripada jumlah pegawai 
> Telkom, PLN, Pertamina, Pos, dan Bank Mandiri dijadikan satu?
> 
> Apakah orang Indonesia jadi lebih ber-Tuhan dengan pegawai sebanyak itu?
> Apakah orang Indonesia jadi lebih manusiawi dengan pegawai sebanyak itu?
> Apakah ongkos naik haji menjadi lebih murah dengan pegawai sebanyak itu?
> 
> Bila jawabannya adalah Tidak, Tidak, dan 
> Tidak.... lantas kita dapat apa dengan 
> mengongkosi orang sebanyak itu?????  Kalau memang 
> alasannya adalah belas kasihan -- saya rasa kita membayar terlalu mahal.
>


Reply via email to