At 12:04 AM 8/6/2008, you wrote:

>Saya pikir bukannya tidak mau, akan tetapi mereka harus berpikir
>panjang dalam masalah ini. Kondisi sekarang swasta saja tidak mampu
>untuk menyerap tenaga kerja yang besar, lalu mau dikemanakan ratusan
>ribu atau mungkin milyaran pegawai negeri yang bakal kehilangan
>kerjaan.

Saya tidak setuju atas pendapat ini.
Berapa besar sih angkatan kerja Indonesia?  95 Juta orang.
Berapa besar jumlah PNS?  3,73 Juta orang. (hanya 4% dari angkatan 
kerja dan jumlah segitu menghabiskan biaya Rp. 100+ Trilyun per tahun 
untuk memeliharanya (belum termasuk ongkos pensiun yang shortfall)

Jelas sekali bahwa PNS adalah minoritas dari angkatan kerja Indonesia 
tetapi ongkos mereka sangat-sangat-sangat mahal dibandingkan angkatan 
kerja di sektor non-pemerintah.

Masak iya penyerapan tenaga kerja justru dilakukan oleh bagian dari 
ekonomi yang kurang efisien???  Ini sama saja dengan menurunkan 
efisiensi seluruh bagian.  Dan penurunan efisiensi berarti perlu 
lebih banyak input untuk output yang sama (atau menurun).  Can we 
(really) afford it?


>Sekarang sebaiknya kita2 di swasta ini yang harus bekerja
>lebih keras sehingga kita mampu memberikan sedikit space kepada orang
>lain yang akhirnya secara berangsur-angsur pemerintah juga bisa mulai
>mengurangi tanggungannya yang udah keburu meleddak.

Kita yang di swasta JUSTRU sudah bekerja terlalu keras (secara tidak 
perlu) karena terlalu banyak biaya siluman, biaya birokrasi, dan 
berbagai biaya tinggi yang dikenakan oleh birokrasi.  Output ekonomi 
akan naik - justru kalau beban itu dikurangi BUKAN ditambah.

Pegawai swasta menghadapi resiko PHK dan siklus bisnis -- sesuatu 
yang tidak dihadapi oleh PNS padahal cost akibat birokrasi selalu 
meningkat dan tidak pernah turun.

Ini berarti BUKAN pegawai swasta yang harus bekerja lebih keras 
tetapi pegawai non-swasta yang bekerja lebih keras lagi.


Kirim email ke