At 02:06 PM 8/4/2008, you wrote:

>Golden shake-hand program untuk PNS mahal dari sisi ekonomi, apalagi
>dari sisi politiknya. Sapa sih, President RI, yang mau menjalankan ini
>dengan resiko menanggung caci maki selama 5 tahun ia menjabat dan hampir
>pasti tak akan terpilih lagi untuk masa jabatan berikutnya? Kalo Cuma
>label di bibir pada saat kampanye, saya sih ngak akan percaya deh...
>(contoh SBY-JK, ketika kampanya malah berjanji ngak akan naikin BBM)

Mas Oka,

Kenapa dicaci maki?  Menurut saya rakyat malah lebih senang - karena 
mereka akan tahu bahwa urusan dengan PNS bisa lebih ringkas.  Jumlah 
PNS yang lebih sedikit juga berarti lebih gampang diawasi dari 
tindakan pungli & korupsi.  Dengan jumlah PNS yang lebih sedikit - 
berarti belanja perlengkapan pemerintah juga bisa sangat ditekan 
(mulai dari kursi dan meja, hingga komputer, tinta printer, dan 
kendaraan dinas...).  PNS yang tersisa bisa bekerja dengan 
perlengkapan kerja yang lebih layak.

Ukuran akhir tentunya adalah berapa besar handshake-nya yang akan 
diberikan.  Apakah sama dengan 2 tahun gaji?  3 tahun gaji?  5 tahun 
gaji?  Makin besar tentu akan makin mahal ongkos Golden Handshake 
ini.  TETAPI duit sebanyak itu nantinya juga akan mengalir ke 
masyarakat dalam bentuk konsumsi dan investasi.  Dan ini berarti 
bersifat stimulus terhadap ekonomi nasional.

Saya cukup yakin para PNS yang mengambil Golden Handshake tentu bisa 
menjadi wiraswastawan handal (toh dari sejak jadi PNS kerjanya juga 
udah ngobyek part time... sekalian aja full time.  dimodalin 
pulak).  Bila gelombang pertama sukses -- maka akan makin mendorong 
lebih banyak lagi PNS yang mau menerima Golden Handshake.  Alhasil, 
lebih cepat lagi usaha pengurangan PNS ini bisa tercapai - dan 
berarti lebih banyak lagi duit yang bisa dihemat dalam jangka panjang.

Kalau para ex-PNS ini bisa difasilitasi dengan kemudahan pendaftaran 
perusahaan dan kemudahan administratif memperoleh kredit (karena toh 
identitas mereka sudah terdaftar jelas) dengan agunan duit pembayaran 
Golden Handshake -- maka kita bisa dengan cepat mencetak sedemikian 
banyak entrepreneur yang suatu saat juga akan merekrut pegawai 
(supaya mereka juga tahu gimana beratnya ngebayar orang yang malas 
kerja) sekaligus menjadi pembayar pajak.

Sekali dayung - dua tiga pulau terlampaui....
(speedboat?)


>Usulan untuk membiarkan jumlah PNS menurun secara organic (dg
>sendirinya, karena pensiun) mungkin malah lebih reliable, karena ongkos
>politiknya lebih murah. Walaupun tak ada jaminan, Presiden berikutnya,
>mau melanjutkan program ini. Mungkin kalo di "put" di konstitusi seperti
>jumlah minimla caleg perempuan ataupun biaya pendidikan, baru bisa
>menggigit.


Penurunan PNS secara organik sebenarnya punya masalah yang 
sangat-sangat-sangat serius, tapi jarang diangkat ke permukaan.

Masalah tersebut terkait dengan posisi shortfall investasi PT. Taspen 
- yang punya kewajiban menjadi pembayar dana pensiun PNS.  Per tahun 
2003 - PT. Taspen punya angka shortfall (kekurangan) investasi 
sebesar..... sekitar Rp. 300-350 Trilyun.   (Ya benar -- kata 
"TRILYUN" - dan BUKAN MILYAR, plus itu per tahun 2003.  Berapa tahun 
2008?  Wah nggak tau persis, tapi yang pasti angka shortfall ini 
makin melebar).

Bila ini tidak ditutupi - maka dapat dipastikan jumlah investasi PT. 
Taspen tidak akan cukup untuk membayar semua penerima manfaat pensiun 
PNS.  Ada yang bakal nggak kebagian.  (Dan ini bisa jutaan orang).

Anda bisa bayangkan bagaimana jadinya kalau para PNS itu baru 
menemukan fakta tersebut saat mereka sudah renta dan mencapai usia 
pensiun....  (duh untung aku bukan PNS...)

Suka atau tidak suka, skema pengurangan PNS secara organik juga akan 
berhadapan dengan fakta (mengerikan) tersebut...  Semakin lama, 
shortfall akan semakin besar dan biayanya akan semakin mahal.




>Barangkali, diskusi strategi pengurangan PNS bisa sangat menarik. Saya
>sendiri-frankly- belum kepikir strategi yg paling manjur, relative murah
>biayanya dari sisi ekonomi maupun politik. Anyone?


Ayo... ada alternatif lainnya?




>-----Original Message-----
>From: 
><mailto:AhliKeuangan-Indonesia%40yahoogroups.com>AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
>[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Poltak
>Hotradero
>Sent: Monday, August 04, 2008 12:06 PM
>To: 
><mailto:AhliKeuangan-Indonesia%40yahoogroups.com>AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
>Subject: RE: [Keuangan] Fw: Nonton Bung Poltak Hotradero
>

Reply via email to