Golden shake-hand program untuk PNS mahal dari sisi ekonomi, apalagi dari sisi politiknya. Sapa sih, President RI, yang mau menjalankan ini dengan resiko menanggung caci maki selama 5 tahun ia menjabat dan hampir pasti tak akan terpilih lagi untuk masa jabatan berikutnya? Kalo Cuma label di bibir pada saat kampanye, saya sih ngak akan percaya deh... (contoh SBY-JK, ketika kampanya malah berjanji ngak akan naikin BBM) Usulan untuk membiarkan jumlah PNS menurun secara organic (dg sendirinya, karena pensiun) mungkin malah lebih reliable, karena ongkos politiknya lebih murah. Walaupun tak ada jaminan, Presiden berikutnya, mau melanjutkan program ini. Mungkin kalo di "put" di konstitusi seperti jumlah minimla caleg perempuan ataupun biaya pendidikan, baru bisa menggigit. Barangkali, diskusi strategi pengurangan PNS bisa sangat menarik. Saya sendiri-frankly- belum kepikir strategi yg paling manjur, relative murah biayanya dari sisi ekonomi maupun politik. Anyone? -----Original Message----- From: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Poltak Hotradero Sent: Monday, August 04, 2008 12:06 PM To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Subject: RE: [Keuangan] Fw: Nonton Bung Poltak Hotradero
Betul golden handshake itu mahal. Tetapi bisa membeli waktu. Dalam skema yang anda usulkan - waktu yang diperlukan untuk merampingkan birokrasi menjadi terlalu lama. Perlu waktu sangat panjang. Bisa puluhan tahun, hanya untuk merampingkan hingga 1/2 ukuran saat ini. (CATATAN: karir di PNS jangka waktunya bisa sangat panjang - taruh kata 30 tahun. Ini berarti secara proporsi hitungan bodoh-bodohan (supaya sederhana) - yang bisa dikurangi setiap tahun maksimum hanya 1/30 dari seluruh jumlah. Itu dengan replacement nol -- bila ada replacement 50% seperti usulan anda -- maka waktunya akan jauh lebih panjang lagi untuk mencapai ukuran ideal...) Dan karena waktu adalah juga komoditi (yang harus dibayar) -- maka berarti usulan anda pun punya konsekuensi ongkos, yang juga tidak kalah mahalnya. Itu sebabnya mengapa saya selalu sebutkan - pilihan ekonomi itu tidak pernah gampang... [Non-text portions of this message have been removed]