Bang Poltak keliru! Yang 90% itu sudah hak supplayer, dan karyawan yang dibeli 
keringatnya. Aspek sosial itu baru dihitung dari 10% bagian laba operasi itu. 
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

-----Original Message-----
From: Poltak Hotradero <hotrad...@gmail.com>
Date: Fri, 02 Oct 2009 12:22:02 
To: <AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com>
Subject: Re: Kapitalisme dan Hukum (was: Re: [Keuangan] Sunat Kuota
  Bandwidth Flash, Telkomsel Diancam Dilaporkan ke Polisi

At 11:50 AM 10/2/2009, you wrote:
>
>
>Jika memang terdapat bukti nyata bahwa semakin tinggi kapitalistik 
>suatu negeri berkorelasi dengan semakin tinggi kualitas pengadilan 
>dan semakin tinggi independensinya, terus penyebabnya apa?

Penyebabnya?  Lha itu kan sudah self-explanatory.  Bahwa keduanya 
saling memerlukan dan saling meningkatkan.  Positive sum-game.

Dan itu semua sudah tergambarkan secara empiris.  Negara paling 
bobrok secara kualitas hukum ternyata adalah negara yang paling tidak 
kondusif untuk berkembangnya kapitalisme.

Coba anda tanya diri sendiri:  anda lebih suka berdagang dengan 
perusahaan asal Belanda atau perusahaan asal Somalia?


>Bukannya sistem kapitalis liberal berarti pemegang modal bisa 
>berkuasa penuh tanpa memperhatikan fungsi sosial?

Coba perhatikan:

Perusahaan kan butuh pegawai.
Perusahaan kan butuh supplier.
Perusahaan kan butuh bahan baku.
Perusahaan kan butuh pembeli.
Perusahaan kan butuh penyedia modal kerja (bank, pasar obligasi, dll)
Perusahaan kan bayar pajak.

Apa iya itu semua bukan aspek sosial???

Dan sudah jelas bahwa SEBELUM pemegang saham dapat bagiannya (berupa 
dividen) - maka dia harus membayar: bahan baku, gaji pegawai, 
perusahaan supplier, bank serta pemegang obligasi, dan pemerintah 
(berupa pajak).

KALAU ada sisa-nya barulah jadi hak pemegang saham.  (dan itupun 
masih dipotong pajak sekali lagi...)


Kita lihat saja suatu bisnis seperti PT. Astra International.
Operating Profit Marginnya adalah 12,32%.
Ini berarti 87,68% dari nilai bisnis PT. Astra International adalah 
milik dan hak pihak lain.
Ini belum ditambah dengan bagian pemerintah berupa pajak - baik 
langsung maupun tidak langsung.

Kalau anda harus memberi kepada orang lain hampir 90% dari segala 
yang anda terima dan sisa yang 10% itu pun masih dipotong pajak 
30%  -- apa iya masih kurang juga aspek sosialnya????



>Fungsi sosial inilah yang selalu gencar disuarakan kaum anti 
>kapitalis sebagai sisi kelemahan fungsi kapitalis.


...dan mereka salah besar.




>--- In 
><mailto:AhliKeuangan-Indonesia%40yahoogroups.com>AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com,
> 
>Poltak Hotradero <hotrad...@...> wrote:
> >
> > At 11:06 AM 10/2/2009, you wrote:
> >
> > Di dunia ini, terdapat bukti kuat bahwa semakin
> > kapitalistik suatu negeri - semakin tinggi
> > kualitas pengadilan dan semakin tinggi independensinya.
> >
> > Kenapa begitu? Karena iklim ekonomi kapitalistik
> > memberi penghargaan sangat tinggi terhadap
> > kepastian penegakan hukum. Penegakan hukum ini
> > sangat penting karena terkait kontrak, yang
> > merupakan landasan hukum bagi setiap kehidupan ekonomi bercorak 
> kapitalistik.
> >
> > Disamping itu ada aspek reputasi. Reputasi itu
> > harganya mahal dan sangat berharga. Tidak ada
> > bisnis tanpa adanya reputasi yang baik - terutama
> > terkait dengan hukum dan kontrak. (Siapa sih
> > yang mau dagang sama orang yang kerjanya nggak
> > pernah tepat janji dan cidera hukum melulu?)
> >
> > Jadi, kalau nggak ada kepastian hukum, maka nggak ada kapitalisme.
> >
> > Nah bagaimana dengan Indonesia dengan
> > pengadilannya yang sedemikian bobrok - di mana
> > kontrak antara konsumen dan produsen tidak
> > dihormati? Apakah itu kapitalisme? Tentu saja bukan.
> >
> > Indonesia jelas bukan negara kapitalis. Nggak
> > tau apa jelasnya.... (Ekonomi Pancasila mungkin?)
> >
> >
> > >Inilah sisi kelam dari ekonomi kapitalis. Sudah
> > >waktunya memang Ekonomi Pancasila dilaksanakan di negeri ini.
> > >




[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------------------

=========================
Blog resmi AKI, dengan alamat www.ahlikeuangan-indonesia.com 
-------------------------
Facebook AKI, untuk mengenal member lain lebih personal, silahkan join 
http://www.facebook.com/group.php?gid=6247303045
-------------------------
Arsip Milis AKI online, demi kenyamanan Anda semua
http://www.mail-archive.com/ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com
=========================
Perhatian :
- Untuk kenyamanan bersama, dalam hal me-reply posting, potong/edit ekor 
posting sebelumnya
- Diskusi yg baik adalah bila saling menghormati pendapat yang ada. Anggota 
yang melanggar tata tertib millis akan dikenakan sanksi tegas
- Saran, kritik dan tulisan untuk blog silahkan 
ahlikeuangan-indonesia-ow...@yahoogroups.comyahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:ahlikeuangan-indonesia-dig...@yahoogroups.com 
    mailto:ahlikeuangan-indonesia-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ahlikeuangan-indonesia-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Reply via email to