At 09:23 PM 10/2/2009, you wrote:
>
>
>Ini analisis post-factum atau ex-post.Ada tautologi Bang,bagaimana 
>kita tahu reputasi seseorang bagus atau tidak? di ujung hidup 
>bukan?Lalu jika julukan kapitalis hanya utk mereka yg reputasinya 
>bagus,sama artinya tak mengatakan apa2.

Ini adalah analisis apa adanya.
Bahwa dalam SETIAP sistem ekonomi, dalam SETIAP kelompok masyarakat 
selalu ada bangsatnya.  APAPUN ideologi masyarakat tersebut.

Jangan pernah lupa, bahwa di abad pertengahan Eropa semasa Borghia - 
pernah terjadi se-isi Vatican isinya bangsat semua.  Apa iya 
ideologinya kurang elok?

Memang, anda baru akan tahu bahwa seseorang adalah bangsat se 
bangsat-bangsatnya hanyalah setelah terjadi - semata-mata sebuah 
bentuk resiko hidup.  Tinggal kita lihat saja, seberapa banyak jumlah 
bangsat dalam suatu kelompok masyarakat, dan apa yang dilakukan oleh 
hukum terhadap para bangsat tersebut.

Proses ini tidak pernah berakhir karena bersifat sebagai sebuah 
metode penyaringan.
Bila dari awal sudah gagal disaring, maka bangsat tersisa yang gagal 
disingkirkan dari dalam masyarakat - tentu akan bertambah kuat dan 
bertambah cerdas (karena mereka juga mahluk hidup yang beradaptasi) 
-- sehingga rusak lah seluruh sistem hukum.


>Please,brp orang sblm skandal yg bertransaksi dg Madoff dan 
>Tantular? itu kan soal trust jg,reputasi juga kan Bang?

Madoff dan Tantular beda deh kasusnya.
Jadi maksud anda apa sih?


>Kalau pola argumennya demikian,sy kira kapitalis sejati br bisa 
>dikatakan scr post-mortem,kapitalis lalu mirip gelar santo 
>santa,bukan soal pelaku bisnis lagi.


Santo atau santa itu kan semata-mata penunjukan berdasarkan kebijakan politik.
Kita kan bicara soal ekonomi.


Reply via email to