At 10:04 AM 11/12/2009, you wrote:

Saya rasa yang dilakukan oleh Pak Boediono (dan 
BI) adalah untuk MENCEGAH meluasnya resiko 
sistemik.   Karena pada akhir 2008 anda tentu 
tahu sendiri seperti apa tekanan di sektor perbankan.

- Harga SUN saja sampai terdepresiasi hampir 30%.
- Cadangan devisa turun 12% hanya dalam waktu 3 bulan.
- Nilai tukar rupiah melemah.
- Nilai ekspor jeblok.
- CDS Indonesia naik tajam mencapai rekor.

Dan kita tahu selanjutnya bahwa bank besar 
seperti Bank Danamon dan Bank Panin membukukan 
rugi yang cukup besar akibat exposure di 
atas.  Belum lagi beberapa bank kecil dan 
menengah lainnya yang juga mengalami penarikan oleh nasabah.

Kalau memang menyelamatkan Bank Century dapat 
mencegah terjadinya rush dan menjaga tingkat 
kepercayaan masyarakat pada sistem perbankan dan 
mencegah terjadinya rush - lantas apa alasannya 
hal itu tidak perlu dilakukan?

Atau memang kita boleh-boleh saja bereksperimen 
dengan emosi masyarakat?  Di saat surat utang 
pemerintah saja terdiskon sampai hampir 30%...?

Masalah apakah di dalam Bank Century isinya duit 
siapa -- itu soal sekunder.  Bisa diselidiki dan 
diperiksa belakangan.  Yang jauh lebih penting 
adalah bagaimana agar masalah terisolasi dan 
tidak merembet ke bank-bank lain yang posisinya 
juga kritis.   Dan menurut saya Pak Boediono 
sudah melakukan hal yang benar dalam mencegah perluasan resiko sistemis.





>yg tersirat dari pak kwik adalah pertanyaan 
>apakah fakta kuantitatif yg dipakai
>pak budiono ttg century reliabel utk sampai pd konklusi sistemik yg debatable.
>
>----- Original Message -----
>From: Poltak Hotradero
>To: 
><mailto:AhliKeuangan-Indonesia%40yahoogroups.com>AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
> 
>
>Sent: Thursday, November 12, 2009 9:19 AM
>Subject: Re: [Keuangan] Kasus Bank Century: 
>Istilah "Sistemik" yang bersayap - KKG
>
>At 08:20 AM 11/12/2009, you wrote:
>
>Mantan Menko Ekuin ini mungkin lupa soal "Herstatt Risk".
>Beliau juga mungkin "lupa" soal efek apa saja yang terjadi saat ada
>bank yang ditutup di tengah iklim ekonomi yang tidak pasti.
>
>Soal Herstatt Risk ya boleh saja lupa, toh beliau belajarnya
>akuntansi BUKAN ekonomi makro.
>(Kalau masih ada yang dengar beliau komentar soal ekonomi makro, wah
>saya nggak tau siapa yang salah)
>Tetapi kalau sampai lupa soal efek penutupan bank -- itu namanya keterlaluan.
>
>Dan bukankah Mantan Menko Ekuin ini juga yang dulu saat krisis
>moneter - sempat menakut-nakuti masyarakat dengan mengatakan
>"deposito masyarakat akan diganti dengan obligasi" sehingga akhirnya
>terjadi panik massal dan masyarakat melakukan penarikan besar-besaran
>di berbagai bank.
>
>Sungguh "Mantan Menko Ekuin" yang tidak bertanggung jawab.
>
>(atau mungkin karena mabuk akibat terlalu banyak baca buku-buku John Perkins?)
>
>PT. BANK ARTHA GRAHA INTERNASIONAL TBK. DISCLAIMER:
>
>This email and any files transmitted with it are confidential and
>intended solely for the use of the individual or entity to whom they
>are addressed. If you have received this email in error please notify
>the system manager. This message contains confidential information
>and is intended only for the individual named. If you are not the
>named addressee you should not disseminate, distribute or copy this
>e-mail. Please notify the sender immediately by e-mail if you have
>received this e-mail by mistake and delete this e-mail from your
>system. If you are not the intended recipient you are notified that
>disclosing, copying, distributing or taking any action in reliance on
>the contents of this information is strictly prohibited.
>
>[Non-text portions of this message have been removed]
>
>

Kirim email ke