Suatu perusahaan swasta yang mempunyai hubungan keuangan dengan Bank, umumnya 
auditor yang akan mengaudit perusahaan swasta tersebut harus rekanan Bank yang 
bersangkutan...sejalan dng yang diungkapkan oleh pak HNW, audit adalah jasa 
keyakinan, bukan kebenaran absolute, sehingga menggunakan dasar materialitas 
yang dipengaruhi oleh sistem IC yang berlaku di perusahaan swasta tsb. Contoh, 
pemegang saham yang merangkap sebagai Direktur, meskipun IC bagus biasanya 
tingkat materialitas diperkecil yang mengakibatkan sampel lebih banyak, 
etc...Sekali lagi audit hanya bertanggung jawab terhadap opini. Jadi, audit 
tidak bisa dikatakan gagal meskipun terdapat penyimpangan pada perusahaan 
tersebut yang tidak dilakukan AJE Audit, sepanjang terhadap penyimpangan 
tersebut telah dipertimbangkan dalam Opini Auditor. Ini dulu yang harus 
dipahami. Memang untuk perusahaan tertentu biasanya (tidak semua auditor) tidak 
menggunakan sample tapi populasi, misalnya Dapen/Bank
 dalam audit portopolio. Pendapat lain dipersilahkan.

--- On Sat, 1/30/10, Wong Cilik <gajahpelan...@gmail.com> wrote:

From: Wong Cilik <gajahpelan...@gmail.com>
Subject: Re: BPK/BPKP/ Re: [Keuangan] Sampai mana Akuntan Publik bertanggung  
jawab?
To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Date: Saturday, January 30, 2010, 9:07 AM







 



  


    
      
      
      Di swasta terutama perush. terbuka kan ada analis yang suka 
ngoprek-ngoprek

laporan keuangannya. .  jadi kemungkinan auditnya gagal masih ada backup si

analis, walaupun aksesnya lebih terbatas.



Untuk swasta yang berhubungan dengan bank, bank juga bisa minta data-data

tambahan yang mereka perlu. Jadi bank punya peran juga untuk membuat

perusahaan swasta lebih lurus.



Ada juga yang bilang auditor independen gak boleh terlalu nempel sama

perusahaan. Misalnya 30 tahun satu aja auditornya. Jadilah ada yang bilang

bagaimana kalau tiap 2 tahun diganti atau tiap sekian tahun ganti yang

lain...



Semuanya berusaha agar independensi auditor tidak dikompromasi. .. Tujuannya

agar laporan itu sebisanya memiliki tingkat kepercayaan yang sangat

tinggi... Kembali lagi...  manusia bisa jahat bisa baik. Bagaimana agar yang

jahat sulit melakukan kejahatan?.. .  ya ini inti utamanya kontrol dan Good

Corporate Governance.. ..



IMHO....



2010/1/30 Habibie Nugroho Wicaksono <prof.habibie@ gmail.com>



> Di dunia swasta, perusahaan mereka sendiri yang menentukan siapa

> auditornya. Jadi, auditee menentukan siapa auditornya adalah hal yang lumrah

> di dunia swasta. Dan setahu saya, BUMN sudah diaudit oleh KAP.

> Apakah dengan menentukan sendiri auditor seperti ini memungkinkan

> kongkalikong? Lantas, apakah dengan penentuan auditor oleh pihak ketiga

> menjamin bahwa kongkalikong tidak akan terjadi?

> Intinya, audit (general audit) adalah jasa keyakinan, yakni memberikan

> keyakinan bahwa laporan keuangan yang disusun oleh suatu perusahaan telah

> sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum (di

> Indonesia, prinsip ini dikeluarkan oleh IAI). Kalau laporan keuangan ini

> tidak dapat diyakini kebenarannya, maka investor dan kreditor akan enggan

> memberikan dananya. Jika auditor yang dipilih perusahaan dipandang oleh

> investor dan kreditor sebagai auditor yang tidak kredibel, maka apapun hasil

> auditnya tidak akan dianggap.

>

> Salam



[Non-text portions of this message have been removed]





    
     

    
    


 



  






      

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke