http://www.infobanknews.com/index.php?mib=mib_news.detail&id=1542 Tanggal: 08 Februari 2010 - 16:25 WIB Sumber: infobanknews.com
Pada 2010 banyak direksi BUMN gelisah karena akan terjadi pergeseran posisi direksi di sejumlah BUMN. Apakah posisi direksi bank-bank BUMN dan perusahaan asuransi juga akan berubah? Setelah PLN, lalu Pertamina, sejumlah BUMN gemuk memang akan melakukan pergantian direksi. Akankah terjadi pergeseran penempatan dana-dana BUMN dari bank BUMN ke bank-bank swasta? Tim Infobank Mustafa Abubakar mungkin tidak mengira jika dirinya bakal menangani ratusan perusahaan yang berada di bawah Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Selain tidak punya pengalaman mengelola korporasi, mantan Kepada Badan Urusan Logistik (Bulog) ini lebih banyak dikenal di lingkungan birokrasi. Kehadiran Mustafa Abubakar memang tidak banyak menimbulkan pertanyaan negatif. Kalau toh ada, hanya menyangkut jam terbangnya yang tidak banyak menangani korporasi. Pak Menteri Mustafa Abubakar perlu belajar cepat. Pada awal-awal menjadi menteri, beberapa kali pertanyaan wartawan tidak dijawab dengan tuntas. Bahkan, terkadang membingungkan, misalnya ketika ditanya wartawan mengenai rencana Bank Negara Indonesia (BNI), akan right issue atau secondery offering? Dua hal yang berbeda itu sempat menimbulkan kegusaran bagi pasar modal. Sebab, secara keterbukaan informasi, harusnya hal itu tidak boleh diumumkan, harus menunggu rapat umum pemegang saham (RUPS). Apalagi, keterangan Pak Menteri juga sempat membingungkan. Suatu hari ia menegaskan right issue dan di hari yang lain mengatakan secondery offering. Karena pernyataan Pak Menteri, harga saham BNI keesokannya pun sempat melorot. Itu salah satu contoh. Namun, keinginan Mustafa Abubakar untuk meningkatkan laba BUMN menjadi bagian penting dari pengelolaan BUMN mendatang. Menurut pandangan mantan pejabat kepada daerah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) ini, BUMN harus dapat meningkatkan laba atau dalam bahasa sebelumnya masuk fase profitisasi. Menurut keterangan Mustafa Abubakar dalam wawancara dengan infobanknews.com, pada 2010 ditargetkan laba BUMN sebesar Rp90 triliun atau naik sekitar 21% dari perkiraan laba 2009. Tahun lalu diperkirakan laba perusahaan BUMN sebesar Rp74 triliun dengan kontribusi terbesar dari sektor pertambangan, perbankan, dan telekomunikasi. Kenyataan ini tentu mengisyaratkan bahwa dalam lima tahun mendatang, era profitisasi telah dicanangkan. Selama ini BUMN menjalankan fase, yaitu restrukturisasi, profitisasi, dan privatisasi. (*) [Non-text portions of this message have been removed]