Assalaamu 'alaykum,

Terima kasih kepada Akh Dhany Arifianto atas tanggapannya. Nampaknya Akh Dhany berkecimpung di bidang neuroscience, sehingga insyaa-allah mempunyai wawasan yang baik tentang psikologi.

Syubchat artinya rancu, atau in English disebut fuzzy, yakni suatu hal yang sulit dinilai benar atau salahnya secara eksak (qath'i).

Psikologi membahas tentang jiwa manusia, suatu hal yang juga menjadi topik sentral dalam Islam. Dengan demikian, psikologi banyak bersinggungan dengan al-Qur'an dan Sunnah, dan memerlukan keterlibatan para 'ulamaa.

Ketika ana membaca buku2 psikologi, ana merasakan sebagian dari argumen2nya benar (bersesuaian dengan Islam), namun ada juga yang salah (menyelisihi Islam). Namun, ana bukanlah seorang 'aalim, sehingga ana tidak mengetahui dalil2 yang eksak ketika menyatakan argumen2 tersebut benar atau salah. Inilah yang ana maksud dengan syubhat itu. Ini mirip dengan ketika kita membaca karya2 ulama dan pemikir2 Islam yang tidak kita tsiqahi .

Usulan solusinya, sebagai thaalib yang masih hijau dan belum paham benar tentang al Haqq, kita hanya boleh membaca karya2 psikologi yang telah di- syarah oleh para 'ulamaa yang tsiqah. Hal ini untuk mencegah resiko pencemaran akidah dan pandangan hidup kita.

Jazakallaahu khayran,
Was salaamu 'alaykum,
Rizki Mulyawan
__._,_.___

Website anda: http://www.assunnah.or.id & http://www.almanhaj.or.id
Website audio: http://assunnah.mine.nu
Berhenti berlangganan: [EMAIL PROTECTED]
Ketentuan posting : [EMAIL PROTECTED]





YAHOO! GROUPS LINKS




__,_._,___

Kirim email ke