KATA SAMBUTAN

Fadhilatul Ustadz Abu 'Auf

'Abdurrahman bin 'Abdil Karim at-Tamimi hafizhahullahu

[Dialihbahasakan oleh al-Ustadz Abdurrahman bin Thoyyib, Lc. dan disampaikan 
dalam acara Dauroh Syar'iyyah bersama Syaikh Salim bin 'Ied al-Hilali dan 
Syaikh 'Ali Hasan al-Halabi ­hafizhahumallahu di Ciloto – Bogor, mulai tanggal 
23-27 Muharam 1428 yang bertepatan dengan 11-15 Februari 2007 M. Kata sambutan 
ini membuat Syaikh Salim al-Hilali terharu hingga beliaupun tidak kuasa menahan 
tetesan air mata yang berlinang. Dinukil dari Majalah Adz-Dzakhiirah, vol. 5, 
no. 4, edisi 28, Rabi'u Awwal 1428]]

إن الحمد
لله
نحمده
ونستعينه
ونستغفره،
ونعوذ
بالله من
شرور
أنفسنا
ومن
سيّئات
أعمالنا،
من يهده
الله فلا
مضلّ له،
ومن يضلل
فلا هادي
له،
وأشهد أن
لا إله
إلا الله
وحده لا
شريك له،
وأشهد
أنّ
محمداً
عبده
ورسوله.

﴿يَا
أَيُّهَا
الَّذِينَ
آمَنُواْ
اتَّقُواْ
اللّهَ
حَقَّ
تُقَاتِهِ
وَلاَ
تَمُوتُنَّ
إِلاَّ
وَأَنتُم
مُّسْلِمُونَ﴾
[آل عمران :
102].

﴿يَا
أَيُّهَا
النَّاسُ
اتَّقُواْ
رَبَّكُمُ
الَّذِي
خَلَقَكُم
مِّن
نَّفْسٍ
وَاحِدَةٍ
وَخَلَقَ
مِنْهَا
زَوْجَهَا
وَبَثَّ
مِنْهُمَا
رِجَالاً
كَثِيراً
وَنِسَاء
وَاتَّقُواْ
اللّهَ
الَّذِي
تَسَاءلُونَ
بِهِ
وَالأَرْحَامَ
إِنَّ
اللّهَ
كَانَ
عَلَيْكُمْ
رَقِيباً﴾
[النساء : 1].

﴿يَا
أَيُّهَا
الَّذِينَ
آمَنُوا
اتَّقُوا
اللَّهَ
وَقُولُوا
قَوْلاً
سَدِيداً
.
يُصْلِحْ
لَكُمْ
أَعْمَالَكُمْ
وَيَغْفِرْ
لَكُمْ
ذُنُوبَكُمْ
وَمَن
يُطِعْ
اللَّهَ
وَرَسُولَهُ
فَقَدْ
فَازَ
فَوْزاً
عَظِيماً﴾
[الأحزاب :
70 - 71].

أمّا
بعد،
فإنَّ
أصدقَ
الحديث
كتابُ
اللهِ
عزَّ
وجلَّ،
وأحسنَ
الهدي
هدي
محمّد
صلى الله
عليه
وسلم،
وشرَّ
الأمور
محدثاتُها،
وكلَّ
محدثةٍ
بدعةٌ،
وكل
بدعةٍ
ضلالةٌ،
وكلَّ
ضلالةٍ
في
النّار.

Sesungguhnya saya berada di hadapan (anda semua) ini atas nama diri saya dan 
sekaligus mewakili saudara-saudara saya di Yayasan Imam Bukhari, untuk 
memberikan kata sambutan. Saudara (kita) yang mulia, al-Ustadz Yazid Jawwas dan 
al-Ustadz 'Abdul Hakim 'Abdat meminta kepada saya untuk memberikan kata 
sambutan mewakili mereka berdua, maka sayapun menulis kata sambutan ini dengan 
ketergesa-gesaan. Semoga Alloh memberikan taufiq-Nya.

Pertama kali, saya ingin mengucapkan selamat datang kepada saudara-saudaraku 
para da'i dan saya berterima kasih kepada mereka atas kehadiran mereka memenuhi 
undangan dauroh yang diberkahi ini –insya Alloh-, padahal kita bersama telah 
mengetahui bagaimana kesibukan dan kelelahan yang mereka alami untuk bisa 
sampai ke tempat ini. Maka saya ucapkan Jazzakumullohu Khoiron Katsiiron 
(Semoga Alloh membalas anda semua dengan kebaikan yang banyak).

Dan secara khusus, saya juga mengucapkan banyak terima kasih kepada Syaikh 
kita, al-'Allamah asy-Syaikh Salim bin 'Ied al-Hilali dan al-'Allamah 
asy-Syaikh 'Ali Hasan al-Halabi al-Atsari atas kerja keras mereka di dalam 
menyebarkan agama yang lurus ini di berbagai belahan dunia, tanpa ada rasa 
bosan dan lelah. Semoga Alloh menjadikan kerja keras mereka (para masyaikh) ini 
di dalam timbangan kebaikan mereka pada hari kiamat kelak, pada suatu hari yang 
tidak bermanfaat harta maupun anak keturunan melainkan yang datang kepada Alloh 
dengan hati yang salim (selamat/bersih).

Sesungguhnya, dauroh-dauroh yang kita laksanakan setiap tahunnya, termasuk 
faktor penting di dalam mengenalkan manhaj salafi kepada penduduk negeri ini. 
Merekapun dapat merasakan manfaat yang banyak sekali darinya, sehingga 
menyebabkan kemaran para musuh dakwah salafiyah, menyalakan rasa dengki mereka 
yang terpendam terhadap dakwah yang diberkahi ini beserta para pemegang 
benderanya.

Telah nampak dengan jelas pada akhir-akhir ini di negeri ini kelompok yang 
mengaku Sunniyah padahal hakekatnya ia adalah kelompok Quthbiyah (pengekor 
Sayyid Quthb rahimahullahu) Sururiyah (fans Muhammad Surur) dan takfiriyah 
(yang getol mengkafirkan kaum muslimin). Mereka berdusta, berbohong dengan 
penuh kebodohan dan hasad terhadap ulama-ulama kita, khususnya terhadap para 
murid asy-Syaikh al-Mujaddid al-Imam al-Muhaddits Muhammad Nashiruddin 
al-Albani –semoga Alloh merahmati beliau dan memasukkannya ke dalam surga-Nya 
yang luas. (Mereka menuduh) tanpa bukti dan ilmu, bahkan semuanya hanyalah 
kedustaan, kebohongan, adu domba, tipuan, penyelewengan dan pemutarbalikan 
fakta dengan tanpa rasa malu sedikitpun, sebagaimana yang dikatakan oleh 
seorang penyair :

إن
يسمعوا
سبة
طاروا
بها فرحا
عني, ما
يسمعوا
من صالح
دفقوا

Jika mereka mendengar celaan terhadapku, merekapun menyebarkannya

Namun jika mereka mendengar pujian terhadapku merekapun menyembunyikannya

Kita telah membantah mereka dalam majalah kita yang berharga "Adz-Dzakhiirah 
Al-Islamiyyah" dengan makalah-makalah ilmiah yang kokoh, demikian juga di dalam 
majalah "Al-Furqon". Kita jelaskan di dalamnya kedustaan mereka, kita bantah 
kedustaan mereka dengan bukti dan keterangan yang jelas, agar umat tahu mana 
yang haq dan mana yang bathil.

Sesungguhnya kebenaran itu terang benderang, sedangkan kebatilan itu 
samar-samar. (Seorang penyair mengatakan)

ألم تر
أنّ الحق
أبلجا
وأنك
تلقى
باطل
القول
لجاجا

Bukankah engkau melihat kebenaran itu terang benderang

Dan engkau mendapatkan kebatilan itu samar-samar

Saya mengharapkan kepada saudara-saudaraku para da'i (salaf) untuk bersatu dan 
menyatukan barisan. Saya memohon kepada Alloh Ta'ala untuk menetapkan kita 
dengan ucapan yang kokoh di dunia dan akhirat. Dan janganlah kita membiarkan 
setan masuk membuka pintu perpecahan di antara kita serta mengeruhkan hubungan 
baik kita. Semoga Shalawat dan Salam atas Nabi kita Muhammad, keluarga dan para 
sahabat beliau (senantiasa tercurahkan). Demikianlah apa yang dapat 
disampaikan, segala puji hanyalah milik Alloh semata.

sambutan1.jpg sambutan2.jpg

Mulhaq (Tambahan)

Biografi Ringkas

Fadhilatul Ustadz Abdurrahman bin Abdil Karim at-Tamimi

Oleh : Abu Salma al-Atsari

Beliau adalah al-Ustadz Abdurrahman bin Abdul Karim at-Tamimi, Mudir (Direktur) 
Mahad Ali al-Irsyad as-Salafi Surabaya. Beliau lahir di kota Bangil – Pasuruan 
- Jawa Timur 27 Desember 1947.

Di usia belia, ayahanda beliau mengirim beliau ke negeri Hadhramaut dengan 
harapan agar dapat menguasai Bahasa Arab. Semenjak duduk di bangku sekolah 
beliau gemar membaca buku, terutama buku-buku tentang sejarah Nabi. Buku 
tentang sejarah Nabi senantiasa beliau bawa dan baca di lingkungan sekolah. 
Maka jika beliau membawa sebuah buku dilingkungan sekolah, teman-teman beliau 
dengan mudah menebaknya itu adalah buku tentang sejarah Nabi. Hingga saat ini 
beliau mengajarkan buku tentang sejarah para salafus shalih dilingkungan 
murid-murid beliau.

Beliau sangat menggemari buku-buku tentang sastra Arab dan buku-buku berbahasa 
Arab yang mempunyai gaya bahasa sastra Arab yang indah karya para 
pujangga/sastrawan Arab kenamaan.

Beliau juga gemar menekuni buku-buku karya para ulama salaf terdahulu semisal 
Ibnu Taimiyyah dan muridnya Ibnul Qayyim. Beliau juga senang dengan buku-buku 
karya al-Imam al-Albani -semoga Allah meliputinya dengan rahmat-Nya- dan 
murid-muridnya yang setia, semisal Syaikh Ali Hasan al-Halabi, Syaikh Salim 
al-Hilali, Syaikh Masyhur bin Hasan Salman, Syaikh Musa Nashr dan lainnya. 
Demikian pula beliau senang dengan buku-buku karya syaikh al-Allaamah Ibnu 
Utsaimin dan Imam Ibnu Baz -semoga Allah meliputi mereka dengan rahmat-Nya- 
serta ulama ahlus sunnah lainnya.

Awal kehidupan beliau, terutama ketika beliau mengambil pendidikan di 
Universitas Kairo bidang ekonomi Islam, beliau cukup aktif di dalam pergerakan 
Ikhwanul Muslimin dan mengenal banyak sekali tokoh-tokoh Ikhwanul Muslimin. 
Beliau seringkali berinteraksi dengan mereka hingga akhirnya Alloh melapangkan 
kebenaran atas beliau sehingga teranglah penyimpangan-penyimpangan pergerakan 
ini.

Akhirnya beliau pun melepaskan diri dari pergerakan ini dan mulai berpegang 
dengan aqidah dan manhaj salaf. Beliau pun mulai melancarkan bantahan-bantahan 
ilmiah terhadap pergerakan Ikhwanul Muslimin. Beliau orang yang benar-benar 
mengenal dan mengetahui segala seluk beluk pergerakan IM ini dan intrik-intrik 
yang ada di dalamnya. Masalah ini bisa para pembaca dapatkan pada kaset ceramah 
beliau yang berbicara tentang Ikhwanul Muslimin. Al-Akh Andi Abu Thalib sendiri 
di dalam bukunya yang membantah "Al-Ikhwanul Muslimun Anugerah Yang Terzhalim" 
karya Farid Nu'man, banyak mengambil faidah dari rekaman kaset al-Ustadz dan 
al-Akh Andi juga mengatakan di pembukaan bukunya bahwa ia juga berkonsultasi 
dengan al-Ustadz di dalam beberapa masalah di bukunya.

Pada tahun 1996 seiring dengan berdirinya Mahad Ali al-Irsyad beliau ditunjuk 
menjadi Mudir Mahad Ali al-Irsyad Surabaya. Dimana Mahad Ali al-Irsyad ini 
adalah salah satu dari "Benteng" kebaikan dan "Benteng" dakwah salafiyah yang 
terdapat di tanah air ini insya Aloh.

Dikarenakan semenjak usia belia beliau sudah berada di negeri timur tengah, 
maka beliau cenderung lebih sulit menggunakan bahasa Indonesia dibandingkan 
dengan Bahasa Arab. Kosakata beliau di dalam Bahasa Indonesia sangat minim, 
namun di dalam Bahasa Arab, para penuntut ilmu dan bahkan ustadz-ustadz apabila 
menemukan suatu kata yang sulit atau ganjil, atau syair yang sulit difahami, 
mereka banyak bertanya kepada al-Ustadz hafizhahullahu.

Al-Ustadz juga memiliki tsaqofah yang luas, beliau banyak mengetahui 'urf 
(adat/budaya) suatu negeri, lahjah (dialek bicara) bahkan juga tokoh-tokoh di 
negeri timur tengah. Setiap kali kami mendapatkan nama seseorang yang merupakan 
tokoh pergerakan atau lainnya yang belum pernah kami dengar, beliau mengetahui 
orang tersebut, pemikiran dan sepak terjangnya.

Beliau memiliki akhlaq yang karimah (mulia), tawadhu', berhati lembut dan mudah 
memaafkan. Pernah suatu kali ada seseorang yang pernah menfitnah beliau dengan 
tuduhan-tuduhan dusta, yang menyebabkan orang-orang di sekitar beliau marah 
besar kepada si penuduh ini. Ketika Alloh memberikan hidayah kepada si penuduh 
ini dan ia merasa bersalah dan mau bertaubat, lantas ia datang kepada al-Ustadz 
dan meminta maaf kepadanya, ia mengakui kesalahan-kesalahannya sehingga 
menyebabkan al-Ustadz menangis tersedu-sedu dan langsung memaafkan si penuduh 
ini.

Para Thullabatul 'Ilmi banyak yang segan menghadapi al-Ustadz, dikarenakan 
beliau memiliki wibawa di hadapan murid-muridnya, bahkan juga di hadapan 
ustadz-ustadz lainnya. Beliau sering memberikan nasehat dan wejangan kepada 
murid-muridnya dan siapa saja yang minta nasehat kepada beliau, dan seringkali 
mereka yang diberi nasehat oleh beliau tidak kuasa menitikkan air mata.

Pernah ada seorang tholib yang melakukan kesalahan, lalu dipanggil oleh 
al-Ustadz dan diberikan nasehat oleh beliau. Setelah itu, selama beberapa 
malam, tholib ini sering menangis, ketika ditanya oleh teman-temannya ia 
menceritakan bahwa ia masih teringat nasehat al-Ustadz yang menyebabkan ia 
terus menerus menangis karena menyesal dan merasa bersalah, dan ia termotivasi 
oleh nasehat al-Ustadz untuk tidak mengulangi kesalahannya.

Tidak sedikit pula di dalam pengajian beliau yang membahas siirah, banyak para 
thullab dan peserta pengajian mencucurkan air matanya dikarenakan apa yang 
disampaikan ustadz benar-benar merasuk ke dalam sanubarinya. Walau al-Ustadz 
tidak begitu menguasai Bahasa Indonesia, namun disebabkan oleh intonasi dan 
gaya bicara beliau, kata-kata yang sulit dapat difahami oleh para peserta 
pengajian beliau.

Al-Ustadz adalah orang yang sangat concern terhadap Bahasa Arab dan terus 
mengupayakan supaya ummat Islam ini bisa berbahasa Arab. Pernah suatu kali di 
dalam pengajian, al-Ustadz kesulitan mencari padanan terjemahan kata yang pas, 
akhirnya beliau berupaya mendeskripsikannya dan tidak jarang akhirnya pilihan 
kata yang beliau gunakan adalah bahasa jawa, karena beliau tidak mengetahui 
bahasa Indonesianya. Hal ini menyebabkan beberapa thullab merasa geli dan lucu 
dan mereka tertawa, Ustadz pun bertanya kepada thullab mengapa mereka tertawa, 
namun para thullab tidak ada yang menjawab. Setelah beberapa kali hal ini 
berulang, akhirnya al-Ustadz tahu bahwa mereka mentertawakan pilihan kata 
terjemahan yang tercampur bahasa jawa, beliau pun berkata –yang intinya- : "Ana 
orang Indonesia tapi ana tidak merasa malu tidak bisa berbahasa Indonesia. Ana 
tidak bisa berbahasa Indonesia tapi ana tidak merasa sedih dan kecewa, namun 
ana merasa sangat sedih sekali apabila ana tidak bisa berbahasa Arab. Antum 
sekarang ingin memahami kitab-kitab para ulama, memahami sunnah, memahami 
al-Qur'an, tidak bisa kalau tidak pake' Bahasa Arab. Diantara bentuk ghozwul 
fikri kaum kuffar untuk menjauhkan umat Islam dari agamanya adalah mereka 
jauhkan umat ini dari Bahasa Arab, bahasanya Islam, bahasanya al-Qur'an, 
bahasanya Nabi yang mulia Shalallalhu 'alaihi wa Salam…" lalu beliau 
menceritakan bahwa orientalis saja, yang bukan muslim, mereka menguasai sastera 
Arab. Profesor Bahasa Arab di Mesir yang banyak menjadi guru besar sastera 
kebanyakan adalah non muslim atau orang-orang liberalis didikan orientalis. 
Demikianlah kurang lebih apa yang beliau sampaikan, sehingga setelah itu tidak 
ada lagi para thullab yang tertawa ketika pengajian.

Salah satu nasehat Ustadz Abdurrahman at-Tamimi kepada para duat salafiyyin 
dalam muqadimah Dauroh adalah :
"Hal kedua yang saya ingin nasehatkan kepada saudara-saudaraku para dai adalah 
perhatian kepada bahasa Arab serta menguasainya dengan baik, karena bahasa Arab 
adalah pintu al-Qur'an, inti syariat serta kunci Islam. Disebutkan dalam atsar 
bahwa Umar bin Khattab seorang khalifah yang adil berkata :"Belajarlah bahasa 
Arab karena dia adalah bagian dari agama kalian". Imam Ahmad bin Hambal berkata 
: "Apabila engkau ingin mengetahui kebaikan agama seorang ajam (selain Arab) 
maka lihatlah keseriusannya dalam belajar bahasa Arab"… Sesungguhnya saya 
menasehatkan saudara-saudaraku untuk memperhatikan bahasa Arab dan menguasainya 
dengan baik, karena tidak mungkin kita bisa paham agama kita kecuali dengan 
memahami bahasa Arab."

Beliau juga senantiasa menekankan kepada murid-muridnya untuk beraqidah dan 
bermanhaj dengan benar. Supaya menelaah kitab-kitab aqidah dan manhaj ahlus 
sunnah dengan mempelajari kitab-kitab aslinya dan jangan hanya mengandalkan 
buku-buku terjemahan, karena membaca buku bahasa Arab dengan terjemahan sangat 
beda jauh nuansa pemahaman yang diterima, dan bagi yang pernah membandingkannya 
akan mengetahui kebenaran apa yang diutarakan oleh al-Ustadz.

Al-Ustadz pernah diUndang dan memberikan ceramah dalam Muktamar yang diadakan 
oleh Markaz al-Imam al-Albani Jordania pada tanggal 13-15 Jumadil Awwal 1425 
H/1-3 Juli 2004 M. Beliau memberikan ceramah di hadapan masyaikh dan 
thullabatil 'ilm dari seluruh penjuru dunia. Di sana beliau duduk dengan Syaikh 
DR. Muhammad al-Khumayis, Syaikh Hisyam al-'Arifi dari Palestina dan 
ulama-ulama lainnya. Beliau juga bertemu dengan beberapa masyaikh yang mulia 
semisal Syaikh Jamil Zainu, Syaikh Walid Saif an-Nashir, dll yang mereka semua 
adalah murid-murid dari Imam al-Albani rahimahullahu.

Pernah pada suatu kesempatan, saya (Abu Salma) sedang online di Paltalk kajian 
live dari Markaz Imam al-Albani. Lalu ada seorang ikhwan dari Palestina menyapa 
saya, dan saya berbincang-bincang sedikit dengannya seputar dakwah. Lalu saya 
bertanya pada beliau apakah beliau mengenal Syaikh Hisyam al-'Arifi, lalu 
beliau mengatakan bahwa beliau adalah muridnya dan beliau sedang on-line di 
Maktabah (perpustakaan) dan Syaikh Hisyam beserta masyaikh lainnya tepat ada di 
belakangnya. Lalu ana minta supaya ia menyampaikan salam ana, ikhwan Indonesia. 
Tidak lama kemudian setelah ia menyampaikan salam, ia berkata kepada ana : 
"Syaikh Hisyam memberikan salam balik untuk antum, beliau juga bertanya, apakah 
antum kenal Syaikh Abu 'Auf 'Abdurrahman at-Tamimi?". Tentu saja saya menjawab 
iya. Lalu, syaikh Hisyam pun maju dan meminta si ikhwan ini untuk mengetikkan 
salamnya kepada al-Ustadz Abu 'Auf hafizhahullahu. Beliau mengatakan bahwa 
beliau kenal baik ketika bertemu di Amman Yordania waktu Muktamar Markaz Imam 
al-Albani.

Pada kesempatan lain lagi, saya pernah on-line di paltalk bersama beberapa 
ikhwan di Maktabah Al-Irsyad, mengikuti kajian live dari Yordania. Waktu itu 
yang menjadi pembicara adalah Syaikh Abu Islam. Saya merasa asing dengan nama 
beliau. Lalu saya bertanya kepada moderator untuk bisa mengenal lebih jauh 
siapakah Syaikh Abu Islam ini namun belum dijawab-jawab, mungkin dikarenakan 
kesibukan. Kebetulan, tidak beberapa lama kemudian al-Ustadz Abdurrahman masuk 
ke Maktabah, dan sempat curious (penasaran) dengan apa yang kami lakukan. Lalu 
saya bertanya kepada beliau apakah beliau pernah mendengar Abu Islam. Lantas 
al-Ustadz pun menjawab bahwa beliau mengenalnya, beliau menceritakan bahwa 
Syaikh Abu Islam ini nama aslinya adalah Shalih Thaha, aslinya dari Mesir lalu 
hijrah ke Yordania dan belajar kepada Imam al-Albani. Jadi intinya beliau 
adalah salah satu murid Imam al-Albani. Al-Ustadz lalu berpesan supaya 
menyampaikan salamnya kepada Syaikh Abu Islam apabila memungkinkan.

Setelah kajian selesai, si moderator menjawab salam saya. Kami pun melakukan 
sedikit pembicaraan. Lalu saya sampaikan salam al-Ustadz untuk syaikh Abu 
Islam, dan moderator pun menyampaikan, saat itu Syaikh Abu Islam masih berada 
di tempat kajian. Tidak berapa lama moderator kembali dan mengatakan bahwa 
Syaikh Abu Islam mengucapkan salam balik untuk Syaikh Abu 'Auf. Beliau 
bergembira sekali dapat mendengar al-Ustadz Abu 'Auf.

Para murid al-Imam al-Albani di Markaz Imam al-Albani sering memuji al-Ustadz, 
dan memberi kepercayaan kepada al-Ustadz untuk mengawasi penerjemahan 
kitab-kitab karya mereka.

Dalam kitab al-Iraq fi Ahadits wa atsaril fitan yang dihadiahkan syaikh Masyhur 
Hasan al-Salman kepada beliau, syaikh menuliskan kalimat "Hadiah untuk ustadz 
Abu Auf Abdurrahman at-Tamimi saudara yang memiliki keutamaan, semoga Allah 
menjaga dan memeliharanya, (saya) mengharapkan doa yang baik, dan koreksi 
bermanfaat (terhadap kitab ini)".

Demikian juga syaikh Ali Hasan al-Halabi dalam kitab beliau "ar-Radd 
al-Burhani" menuliskan suatu kalimat "kecintaan dan persaudaraan, kepada 
saudara al-Ustadz Abdurrahman at-Tamimi, semoga Allah menambah kepadanya 
petunjuk".

Bahkan dalam kitab beliau yang berjudul "al-Jumuh anil akhirah" syaikh Ali 
Hasan menuliskan nama beliau dalam kitabnya tersebut, syaikh menulis : "Telah 
sampai kepadaku – dan yang memberi petunjuk itu adalah Allah – kata-kata yang 
baik… Dan barangkali yang paling mengena (dalam hati) dari kata-kata yang aku 
baca adalah kata-kata al-Ustadz Abdurrahman at-Tamimi, saudara yang mempunyai 
keutamaan…".

Begitu pula syaikh Salim al-Hilali dan Syaikh Musa Nashr mereka memuji beliau, 
bahkan juga membela beliau dari tuduhan-tuduhan dusta dan fitnah orang-orang 
yang sakit hati karena dengki, iri dan hasad kepada al-Ustadz.

Orang-0rang shalih, siapapun dia, pasti memiliki lawan dan musuh. Demikian pula 
dengan al-Ustadz, banyak sekali tuduhan dan fitnah dusta dialamatkan kepada 
beliau oleh orang-orang bodoh alias ar-Ruwaibidhah yang terbakar rasa dengki 
dan iri hati yang menyala-nyala, yang mengibarkan bendera haddadiyah hizbiyah 
yang membinasakan dan memporakporandakan dakwah salafiyah di tanah air.

Para ruwaibidhah ini, tidak dikenal sedikitpun pada mereka adanya sikap ilmiah, 
mereka tidak memiliki tulisan melainkan hanyalah umpatan dan makian belaka. 
Mereka tidak dikenal akan bantahan ilmiah kepada dakwah hizbiyah yang memerangi 
dakwah salafiyah. Mereka diam seribu bahasa, namun mereka sibuk dengan du'at 
ahlis sunnah, mereka perangi dengan sebesar-besar peperangan, mereka tuduh 
dengan kedustaan, fitnah dan kekejian. Semoga Alloh membalas apa yang mereka 
lakukan dan semoga Alloh menjaga para du'at dan pengibar dakwah salafiyah 
mubarokah ini.

Semoga Alloh menjaga al-Ustadz Abu 'Auf ­hafizhahullahu, yang kami cintai pada 
kebenaran yang ada pada beliau, dan kami tidak mensucikan seorang pun di 
hadapan Alloh. Kami tuliskan biografi ini bukan atas dasar fanatik kepada 
beliau, karena alhamdulillah agama kami tidak dibangun di atas dasar fanatisme. 
Al-Ustadz seringkali menyatakan, bahwa beliau dan du'at lainnya adalah manusia 
yang kadang salah dan kadang benar, maka apabila ada yang salah luruskanlah 
dengan cara yang baik. Apalagi beliau dan du'at lainnya adalah orang-orang yang 
dekat dengan ulama ahlis sunnah. Kami hanya menyampaikan apa yang benar, 
terutama setelah fitnah dan kedustaan menyerang kehormatan guru kami tanpa haq, 
al-Ustadz Abu 'Auf at-Tamimi raghmun unufihi, agar umat mengetahui manakah yang 
–insya Alloh- adalah para pembela dakwah dan manakah yang perusak dakwah.


_________________________________________________
No need to miss a message. Get email on-the-go
with Yahoo! Mail for Mobile. Get started.
http://mobile.yahoo.com/mail


Website anda: http://www.assunnah.or.id & http://www.almanhaj.or.id
Website audio: http://assunnah.mine.nu
Berhenti berlangganan: [EMAIL PROTECTED]
Ketentuan posting : http://www.assunnah.or.id/ragam/aturanmilis.php 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/assunnah/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/assunnah/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:[EMAIL PROTECTED] 
    mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 

Kirim email ke