orang tua yang baik dan bijak adalah yang tahu dan mau memahami potensi anaknya, bukan memaksakan keinginan orang tuanya...jika sang anak memang sudah enjoy untuk belajar ilmu syariĆ, maka lanjutkanlah, mudah2an kelak ia menjadi seorang ulama yang alim dan mengamalkan ilmunya, mendakwahkan ilmunya, banyak orang belajar padanya...apakah si orang tua tidak mau mendapatkan surga karena buah usahanya itu dari kesholehan anaknya?
saya khawatir, jika orang tua memaksakan anaknya untuk belajar teknik (mungkin bayangannya kelak ia akan memperoleh pekerjaan yang gajinya tinggi sehingga bisa menjadi orang kaya) akan tetapi si anak tidak enjoy bahkan merasa terpaksa, maka mudhorotnya akan jauh lebih besar, kelak orang tuanya akan menyesal... jadilah orang tua yang bijak... Pada 1 Oktober 2012 13:32, Nanayahe <nanay...@yahoo.com> menulis: > ** > > > Assalaamu'alaikum > > Ikhwan dan akhwat sekalian, ini tentang cerita kegalauan seorang sahabat > yg anaknya sekolah di pesantren. Sekarang anaknya kelas 3 MTW (setingkat > SMP), Insya Allah 1 tahun lagi masuk tingkat SMA. Yg bikin teman ana galau > karna tingkat SMA di pesantren tsb tidak ada jurusan IPA. Ke depannya, > setamat pesantren, teman ana menginginkan anaknya kuliah di teknik. Dia > galau, apakah memindahkan anaknya ke SMA yg punya penjurusan IPA atau tetap > di pesantren saat ini anaknya nyantri. Kebetulan anaknya nyantri di > pesantren di tengaran salatiga yg mana termasuk salah satu pesantren > paforit. Tapi ini baru sebatas keinginannya sbg seorang ayah. Dari sisi > anak sendiri berkeinginan tetap lanjut di pesantren tsb karena sudah merasa > enjoy. Mohon sarannya, mungkin di antara peserta milis pernah punya > pengalaman yg sama. Mungkin punya saran buat teman ana ini yg merasa galau > dengan masa depan anaknya. > > Syukron > Nana > > -- Evan Rizaldhi YogYess Bubur (Jagung Manis & Ketan Item) Jl. Sisingamangaraja 29, Yogyakarta (depan Kampus El Rahma, Karangkajen)