wa'alaikumussalaam,

kalo baca dari tulisan antum, yang menginginkan masuk jur. IPA adalah ortu
(ayah),
sedang anaknya sudah merasa enjoy...
Apakah harus dipaksakan ke IPA sementara anaknya sdh enjoy di pesantren tsb?
Pendidikan kita, terutama yang pernah di SMU se-olah2 kalo IPA adalah
hebat/jago,
dan IPS (maaf) sebaliknya. Padahal tidaklah demikian.

Ana saja dari IPA, pas kuliah tidak di domain orang2 IPA.

Patokan sukses seorang mu'min adalah dijauhkan dari naar dan dimasukkan ke
dalam jannah.

Mohon dikoreksi kalo ada yang salah/tidak tepat.

2012/10/1 Nanayahe <nanay...@yahoo.com>

> **
>
>
> Assalaamu'alaikum
>
> Ikhwan dan akhwat sekalian, ini tentang cerita kegalauan seorang sahabat
> yg anaknya sekolah di pesantren. Sekarang anaknya kelas 3 MTW (setingkat
> SMP), Insya Allah 1 tahun lagi masuk tingkat SMA. Yg bikin teman ana galau
> karna tingkat SMA di pesantren tsb tidak ada jurusan IPA. Ke depannya,
> setamat pesantren, teman ana menginginkan anaknya kuliah di teknik. Dia
> galau, apakah memindahkan anaknya ke SMA yg punya penjurusan IPA atau tetap
> di pesantren saat ini anaknya nyantri. Kebetulan anaknya nyantri di
> pesantren di tengaran salatiga yg mana termasuk salah satu pesantren
> paforit. Tapi ini baru sebatas keinginannya sbg seorang ayah. Dari sisi
> anak sendiri berkeinginan tetap lanjut di pesantren tsb karena sudah merasa
> enjoy. Mohon sarannya, mungkin di antara peserta milis pernah punya
> pengalaman yg sama. Mungkin punya saran buat teman ana ini yg merasa galau
> dengan masa depan anaknya.
>
> Syukron
> Nana
>
>  
>

Kirim email ke