Yth. P Wijaya, I Silvia, Semeton Sareng Sami, Setuju, PLTU Brombong 2x 65 MW bukan solusi optimal memenuhi pasokan listrik Bali. Tak cukup besar untuk menggantikan segera pembangkitan minyak yang mahal 320 - 400 MW di Bali. Kalau hendak dilaksanakan perlu ada studi kelayakan, perlu diuji, melalui public acceptance. [ periksa posting Saluran Udara 500 kV Jawa-Bali]. Mari dihitung apa renewable energi Proyek Biodiesel dan biogasoline sebenarnya proyek yang profitable ? Minyak kelapa sawit (CPO) di pasar dunia sekitar 1000 US$ per ton. Harga minyak bumi 100 $ per barrel = 710 $ per ton. ( nilai konversi 1 ton Minyak = 7,1 barrel ). Jadi pada tingkat harga-harga diatas secara ekonomis minyak kelapa sawit yang lebih mahal tak bisa mensubsitusi minyak bumi yang lebih murah. [ di pasar dalam negeri harga minyak goreng 8 000-10 00 Rp per liter, bandingkan dengan harga minyak diesel dari pompa bensin 4000- 6000 Rp per liter]. Kalau dipergunakan harga biodiesel dari jarak Rp 5500 per liter, berarti : 5500 [ Rp/liter] x 159 [liter/barrel] = 874 500 [Rp/barrel]= 93,03 [ $/barrel] ( asumsi 1 US $ = Rp. 9400). [ lebih kurang sama dengan tingkat harga 100 $ per barrel.] Pada tingkat harga minyak jarak Rp 5500 per liter untuk pembangkitan tenaga diesel diperoleh unsur bahan bakar : 1650 Rp/kWh ( dengan asumsi pemakaian bahan bakar 0,3 liter per kWh, = 5500 [Rp/liter] x0, 3 [lliter/kWh]) atau 1650 [Rp/kWh] : 9400 [ Rp/$ US] = 0, 1755 [$/kWh] = 17,55 c $/ kWh. Harga batubara 40 [US $/ton] pada tingkat efisiensi termis 37% akan menghasilkan unsur biaya bahan bakar : 40 [ $/ 1000 kg] : 5000 [ kca/ kg] x (860 [kcal/kWh] : 0,37 ] ) = 0,01860 [ $/kWh] = 1,86 c$/kWh. [ unsur biaya bahan bakar biodiesel 9,4 kali ( = 17,55 / 1,86 ) unsur biaya bahan bakar pembangkit batubara ]. { harga pokok jual batubara indonesia 22 $/ton, terakhir naik di pasar dunia sampai 40 $/ton FOB}. Dari perhitungan diatas terlihat minyak jarak tak dapat bersaing dengan listrik dari batubara. Pada tingkat harga jual listrik PLN sekitar 7 c/kWh (= 658 Rp/ kWh, unsur biaya modal, biaya bahan bakar , operasi& pemeliharaan, administrasi sudah termasuk), sedangkan pembangkit dari biodiesel jarak unsur biaya bahan bakarnya saja sudah 17,55 c/kWh ( 1650 Rp/kWh). Pengembangan minyak jarak akan membuka kesempatan penggunaan tanah marginal dan yang terpenting membuka kesempatan kerja. Juga dapat menghemat devisa. Untuk aspek ini perlu perhitungan makro- ekonomi. Tetapi berapa besar nilainya per kWh? Bukan bidang saja.Tapi ini urusan pemerintah, bukan swasta. Kalau boleh bertanya berapa biaya produksi biodiesel dari jarak ? Harga Rp 5500 per liter membuka kesempatan untuk mengganti pemakaian minyak diesel yang lebih mahal Rp 6000 per liter. Tapi ini hanya sementara bagi pembangkit yang masih memakai pembangkit minyak diesel. Karena mahalnya, pemakai pembangkit diesel (PLN, industri ) yang rational akan mengusahakan secepatnya penggantian pemakaian minyak diesel dengan bahan bakar yang lebih murah. Seperti yang banyak dilakukan industri (tekstil) di Jawa yang mulai menggunakan PLTU Batubara satuan kecil 5-10 MW . Memakai harga minyak biodiesel Rp 3500 per liter, apa mencerminkan harga pokok penjualan atau ada subsidinya? Dengan harga Rp 3500 per liter, sesuai perhitungan diatas, akan memberikan unsur biaya bahan bakar biodiesel 3500/5500 x 17,55 [c/kWh] = 11, 17 [c/kWh] atau 6,0 (= 11,17/1,86) kali unsur biaya bahan bakar pembangkit batubara. Angka unsur bahan bakar biodiesel 11,17 c/kWh saja sudah melebihi harga listrik PLN 7 c/kWh. Nah, sisanya bisa dijual ke Luar Negeri. Dengan harga di atas Rp. 15000 per liter, maka bisa dipergunakan untuk mensubsidi masyarakat miskin, baik untuk pendidikan maupun kesehatan. Dari hitungan diatas, harga jual Rp 15 000 per liter mencerminkan tingkat harga 254,45 $ per barrel (= 15000/5500 x 93,03). Jelas dijual keluar negeri tak ada yang mau beli, pada tingkat harga minyak di pasar dunia 100 $ per barrel. Sepatutnya sebelum melakukan pengembangan projek skala besar, pemerintah perlu melakukan pilot proyek dulu ( sehingga bisa mendapat pengalaman,seperti berapa besaran biaya produksi biodiesel per kg, berapa produksi jarak kg per hektar, berapa harga jual jarak per kg, bahan kiwiawi, tenaga kerja yang diperlukan untuk menghasilkan minyak biodiesel jarak ) sehingga dapat diketahui apa benar proyek itu layak? . Jangan sampai petani kecil jadi korban kalau minyak jarak tidak dapat bersaing !? Sesudah melihat perhitungan ini, Apa masih : Mari kita jalan terus ? Ya, penelitian tekno-ekonomi harus jalan terus, jangan berhenti agar tetap mengikuti perkembangan ilmu secara sadar, tapi yang perlu diupayakan agar jangan sampai merugikan rakjat . Mungkin masukan ini bisa membantu. Mudah-mudahan saya tidak salah hitung. Di jaman penjajahan Jepang saya mengalami wajib menanam jarak, tapi masa perang nilai keekonomian (kerap) diabaikan. Maaf dalam dialog,diskusi publik ini saya cenderung membahas masalah secara lugas, direct , gaya hard talk . No hard feeling, please. SALAM. Nengah Sudja.
-----Original Message----- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of WIJAYA KUSUMA Sent: Friday, January 11, 2008 9:13 PM To: bali@lp3b.or.id Subject: [bali] Re: konferensi iklim dan bakar batu bara Yth. Bapak Ibu, Proyek PLTU di Brongbong, sepertinya bakal sulit berjalan. Banyak masalah teknis dan non teknis yang terjadi di sana, namun saya tidak akan mengungkapkan di sini karena bukan topik diskusi kita. Jadi, silahkan buat saja program di sana. Proyek Biodiesel dan biogasoline sebenarnya proyek yang profitable dan paling memungkinkan dilakukan di Bali. Dengan luas lahan kritis (MARGINAL AREA) yang tinggi yakni sekitar 80.000 Ha di Bali, maka penanaman jarak pagar (Jatropha Curcas L) akan sangat menjanjikan untuk dijadikan bahan baku biodiesel. Proyek biodiesel hanya menjadi kambing hitam bagi pengusaha minyak kelapa sawit untuk menaikkan harga minyak kelapa sawitnya. Hal ini adalah langkah yang salah, sehingga kami juga tidak suka metoda itu, apalagi dengan membabat hutan adalah langkah yang keliru. Pak Fabby T pasti masih ingat dengan ucapan saya saat di side event nya UNFCCC di Nusa Dua lalu. Hal yang menyebabkan biodiesel dan biogasoline belum digarap adalah karena Pemerintah Indonesia memang memiliki kebijakan setengah hati, tapi saya yakin, nanti di awal 2009 hal ini dipromosikan dengan gencar untuk menarik simpati ;-)). Sedemikian juga dengan jambu mete, bisa kami olah menjadi biogasoline. Sampah organik yang begitu banyak, bisa dikonversi menjadi biogas dan biogasoline, serta kotoran ternak yang sangat banyak bisa menjadi biogas juga. Kalau memang betul - betul untuk digunakan sebagai energi bagi masyarakat menengah ke bawah, yang saat ini sudah ngos - ngosan dengan biaya hidup yang mahal, maka dijual ke masyarakat Rp. 3500 per liternya. Ini berdasarkan hasil survey ke masyarakat. Kalau untuk ke PLN, dijual Rp. 5500 per liter nya (itung - itung supaya defisit PLN setiap bulannya bisa berkurang, agar utang ke Pertamina tidak lagi ditanggung negara), sehingga subsidi dari Pemerintah bisa diberikan kepada masyarakat yang betul - betul miskin. Nah, sisanya bisa dijual ke Luar Negeri. Dengan harga di atas Rp. 15000 per liter, maka bisa dipergunakan untuk mensubsidi masyarakat miskin, baik untuk pendidikan maupun kesehatan. Bu Silvia bisa bertemu saya untuk melihat proyek jatropha curcas di Buleleng, sehingga bisa melihat bagaimana lingkungan hidup akan terjaga. Setiap hari Sabtu, dua minggu sekali, saya berlibur ke Kaliuntu, Singaraja. Dekat dengan Ida Bhagawan Dwija di Griya jalan Pantai Lingga. Kalau dengan pak Wis, kita hanya 200 meter jaraknya. Sabtu tanggal 12 Januari ini saya di Singaraja. Kalau tidak bisa bertemu, kita bisa bertemu saat hari raya Galungan. Kalau mau membaca dulu, nanti saya titipkan CD pada adik saya, alamatnya di Singaraja pak Wis tahu. Untuk Pak Wirata, saya sudah bertemu dengan Bupati Karangasem. Ada sekitar 35000 Ha MARGINAL AREA di kabupaten ini yang bisa disulap menjadi hutan produksi. Rencananya akan di selip di antara tanaman jambu mete. Mudah - mudahan ada pendana yang tangguh untuk investasi di bidang pembibitan jarak ini. Kalau untuk pengolahan dan penjualan biodiesel, kami sudah banyak yang memesan, baik dari Bali, Indonesia maupun luar negeri. Saya sudah menghubungi pak Jero Wacik, pak Kusmayanto tentang hal ini, namun belum ada respon. Entah 2009 nanti ;-)). Untuk show bahwa PLN di Nusa Penida memakai biodiesel dan bisa dipertontonkan dalam acara UNFCCC, panitia dari ESDM minta saya menyiapkan biji jarak 500 kg. Kalau mintanya satu bulan sebelumnya, tentu akan saya siapkan. Sayang, memintanya dua hari mau acara, tentu banyak pertimbangan yang harus saya sampaikan. Mari kita jalan terus. Salam, Wijaya. <http://www.incredimail.com/index.asp?id=101291> __________ NOD32 2759 (20080101) Information __________ This message was checked by NOD32 antivirus system. http://www.eset.com
<<faint_grain1.jpg>>