Donny..masalahnya truck-truck besar itu ada yang berangkat dari Jakarta ke 
Lombok via Bali, atau dari Sumatera ke NTT via Bali..semua via Bali lewat jalan 
darat..

Paling dekat dari Surabaya ke Lombok via Bali..akan tidak mungkin kalau barang 
diangkut lewat truck dari Surabaya sampai Ketapang-Banyuwangi, menyebrang ke 
Gilimanuk, lalu di Gilimanuk barang2 dibongkar dimasukkan ke Kereta Api sampai 
PadangBai..dari Padangbai barang dibongkar lagi masuk ke kapal Ferry…tidak 
praktis dan akan sangat mahal…Artinya kalaupun nanti ada Jalur Kereta Api dari 
Gilimanuk padang-bai, maka ini tidak akan menyebabkan jumlah2 Truck yang lalu 
lalang dari Gilimanuk Padangbai akan berkurang..tidak akan Donny….

 

Rgds

Ngurah Ambara 

 

-----Original Message-----
From: bali-bou...@lp3b.or.id [mailto:bali-bou...@lp3b.or.id] On Behalf Of donny 
harimurti
Sent: Wednesday, April 13, 2011 2:45 PM
To: bali@lp3b.or.id
Subject: [bali] Re: BAli on Rails

 

Saya termasuk yang mendukung ide kereta api di Bali. Dampak kekumuhan menurut 
saya, Bali adalah jagonya dalam pengatasan itu. Tidak hanya kereta api, 
jembatan saja ada dampak kekumuhannya kalau di daerah lain, tetapi di Bali 
tidak ada jembatan merangkap apartemen kumuh. Secara teknis, pasang rel terlalu 
dekat dengan pantai juga tidak mungkin. Sifat korosif garam dlm air laut akan 
menghancurkan rel dan penaut2nya. Mungkin malah agak di tengah dibandingkan 
jalan aspal yang tidak terpengaruh air garam. 
Saya menyambut gembira ide ini karena terus terang saya benci melihat truk 
besar2 kelebihan beban menghancurkan jalan2 sepanjang lintasan, padahal 
tujuannya hanya titik ke titik, dari Gilimanuk ke Benoa/ Denpasar atau ke 
Padangbai misalnya. Tetap kenyataannya berapa route jalan yang hancur? Belum 
lagi truk2 raksasa yang mencuri-curi lewat jalan desa yang di bawah kelasnya. 
Kalau ratusan ton volume barang itu berpindah ke jalan baja, pasti pemeliharaan 
jalan aspal bisa jauh lebih dihemat. Dengan adanya kereta api, jalan2 antar 
kota/ kabupaten akan lebih nyaman. Korban lalulintas dapat ditekan. 
Dengan kereta api pengontrolan pendatang akan lebih terfokus. Lewat jalan 
aspal, penyusup bisa turun atau naik kendaraan menghindari razia. Dengan kereta 
api yang hanya berhenti di stasiun tertentu, hal itu tidak akan terjadi.
Masih banyak lagi yang perlu kita timbang2 dengan hadirnya kereta api di Bali 
tercinta. 
Salam,
Donny

Sent from my BlackBerry®

________________________________

From: nyoman suwela <nsuw...@yahoo.com> 

Sender: bali-bou...@lp3b.or.id 

Date: Tue, 12 Apr 2011 18:56:32 -0700 (PDT)

To: <bali@lp3b.or.id>

ReplyTo: bali@lp3b.or.id 

Subject: [bali] Re: BAli on Rails

 

Kalau kita lihat di Jawa, sepanjang rel berdiri rumah-rumah kumuh, padagang 
acung, segala aktivitas untuk mengais rejeki. Sedangkan rencana rel itu 
sepanjang pantai, sedangkan wisatawan datang karena ingin menikmati pantai yang 
tenang, kalau dah begitu, apakah masih ada wisatawan yang datang? Satu aspek 
mungkin menguntungkan yaitu memudahkan masyarakat berpergian, tapi karena 
lokomotif ekonomi Bali adalah pariwisata, bagaimana dengan aspek pariwisata? 
Apakah masih menguntungkan? Agak menarik juga justru Menteri Budpar yang 
kesannya sangat mendukung proyek ini. 
Nyoman Suwela

 

________________________________

From: Made Wirata <madew...@indonesian-aerospace.com>
To: bali@lp3b.or.id
Sent: Wed, April 13, 2011 8:29:58 AM
Subject: [bali] Re: BAli on Rails

Maaf Rekan-rekan, ikutan sedikit komentar :
Menurut saya kurang setuju dibangunnya rel KA di Bali, alasannya:
1) melihat aktualitas di Jawa (yang sudah dikatakan maju), hampir semua stasion 
fasilitasnya kurang memadai terutama toilet/ kamar mandi, ..ya seperti umumnya 
stasiun 
bus, juga seperti diBadung, mana ada yang bersih
2) disekitar rel baik di stasiun, apalagi diluar stasiun spanjang jalan KA rada 
jorok 
juga, karena kereta WC-nya tidak seperti bus atau pesawat..langsung bolong..
3) penumpangnya saya rasa tidak banyak. Belakangan ini (3th terakhir) saya 
hampir tiap 
3 bulan pulang Bandung-Bali naik kereta, ini karena terpaksa, istri tdk berani 
naik 
pesawat maupun bus karena tarauma dg bumpy, dan bus suka ngebut. Dari Bandung 
ke 
Surabaya atau sebaliknya rata-rata full, sedangkan yang ke timur (Surabaya ke 
Banyuwangi) paling banter sampai Jember terisi 80-90% dari 6 s/d 7 gerbong, 
begitu 
naik kapal menuju Denpasar tinggal satu bus kecil (fasilitas bus kayak angkot, 
tempat 
barang aja enggak punya), mana ada tourist yang mau naik kereta. 
Mungkin....kalau monorel seperti di Jepang atau semacam trem di Eropa..bisa 
jadi lebih 
baik. Trem maupun monorel cuman 2-3 gerbong saja tapi frequency ditingkatkan. 
Atau 
seperti yang sekarang sudah dibangun kearah timur Denpasar yaitu "by pass" 
lebih baik, 
tau ruas tertentu TOL.

Made W



--
Open WebMail Project (http://openwebmail.org)


---------- Original Message -----------
From: wayan artika <batung...@yahoo.com>
To: bali@lp3b.or.id
Sent: Tue, 12 Apr 2011 15:49:21 -0700 (PDT)
Subject: [bali] Re: BAli on Rails

> Ini kabar gembira namanya!
> 
> --- On Tue, 4/12/11, Asana Viebeke Lengkong <asan...@indo.net.id> wrote:
> 
> From: Asana Viebeke Lengkong <asan...@indo.net.id>
> Subject: [bali] BAli on Rails
> To: bali@lp3b.or.id, bali-b...@yahoogroups.com
> Date: Tuesday, April 12, 2011, 8:56 AM
> 
> Circumnavigating Bali
> on Rails
> 
> Posted on 12 April 2011.
> 
> Bali Moving Ahead with Plans for a US$ 770
> million Rail System.
> 
> (2011-04-11) The Indonesian government is moving
> ahead with plans to construct a 560 kilometer long rail system 
> circumnavigating
> Bali at a total cost of Rp. 7 trillion (US$770 million).
> 
> The State news agency Antara quoted the Minister
> of Culture and Tourism, Jero Wacik, who said: [UTF-8?]“A survey is now being
> conducted on the feasibility (of the project) by a consultant of PT Kereta Api
> Indonesia (PT KAI). In three [UTF-8?]month’s time, a plan will be published 
> ,
> including both the grand design and a [UTF-8?]budget.�
> 
> (image from embraceadventure.com)
> 
> Wacik states that the new Bali rail system will
> redistribute wealth and improve the welfare of the Balinese public. The
> minister said that both foreign and local investors would be invited to take
> part in the creation of the Bali rail system.
> 
> [UTF-8?]“While a
> 
> number has not been created, PT KAI estimated the round Bali system including
> stations will cost Rp. 7 trillion. There are many private and foreign 
> investors
> who want to take part in building the 560 kilometer long [UTF-8?]rail.� 
> explained
> Wacik.
> 
> A main goal of undertaking the construction of
> the rail system circling Bali is to achieve a more even distribution of 
> tourist
> visitors to the now less-visited areas of north Bali.
> 
> Explained Wacik: [UTF-8?]“The political will is to
> evenly distribute development, because in south Bali there is an over
> accumulation of hotels, tourists and human population. The airport is already
> small while the number of tourists continues to increase. By building the
> proposed rail system we will achieve a more equitable distribution (of
> tourists) in Bali. This will create new economic opportunities in 
> [UTF-8?]Bali’s
> [UTF-8?]north.�
> 
> The Minister hopes the round-Bali rail system can
> be operation by 2014, near the end of President [UTF-8?]Yudhoyono’s final 
> term of
> office. Adding, [UTF-8?]“if we [UTF-8?]can’t
> 
> (finish the project) in 2014, at least half of the rail system in Bali will be
> finished. Then by the end of this administration a part of the rail system can
> [UTF-8?]operate.�
> 
>   
------- End of Original Message -------


--
Milis Diskusi Anggota LP3B Bali Indonesia.

Publikasi    : http://www.lp3b.or.id
Arsip        : http://bali.lp3b.or.id
Moderators    : <mailto: bali-moderat...@lp3b.or.id>
Berlangganan  : <mailto: bali-subscr...@lp3b.or.id>
Henti Langgan : <mailto: bali-unsubscr...@lp3b.or.id>

Kirim email ke