Saya setuju banget dengan pendapat bunda reva kalau dokter2 harus
diaudit dan juga YLKI harus memasukkan daftar obat-2an antibiotik
yang keras/teramat keras supaya tidak lagi dikonsumsi oleh kita sebagai
konsumen.
Salam,
Bunda Rafli
-------Original Message-------
Date: 28 Mei 2003
17:31:58
Subject: Re:
[balita-anda] sharing pengalaman anak yang sering dirawat
aku kira selama ini sudah ada audit tersendiri untuk
dokter. tapi begitu melihat dokter dalam satu rumah sakit aja bisa beda
pendapat wah aku jadi berfikir jangan jangan tidak ada standarisasi
dalam satu rumah sakit. FYi semua dokter yang aku tanyain berlatar
belakang lulusan UI tapi nggak semuanya pengajar. dulu aku pikir kalau
sama sama lulusan UI apalagi satu rumah sakit pasti saling mengingatkan
atau tuker pendapat. kadang opininya sama kadang beda. tapi untuk
urusan antibotik sepertinya kelas beda. aku setuju sekali kalau kita
para ortu yang peduli dengan kesehatan anak maju ke YLKI dan mungkin
bisa dimulai dengan menyatukan pendapat di anggota milis dulu. setelah
itu bisa ke milis yang anggotanya banyak dokter yang ikut. kita
adalah konsumen loh dan kita berhak mendapat pelayanan
terbaik. mengenai nama dokter disebut... saat ini saya belum bisa..tapi
untuk audit resmi pasti aku siap memberikan informasi
sejelasnya. saat ini dokter yang sering memberikan antibiotik
sepertinya sudah menjamur, aku bahkan pernah baca artikel di nakita
dimana sang dsa memberikan komentar saat ini sudah banyak antibiotik
canggih untuk radang tengorokan, gile kan? temen-temenku juga waktu aku
cerita tentang antibiotik tanggapannya beda beda ah anakku sama
professor ini selalu dikasih antibiotik. ada juga temenku yang
menyalahkan dokter pengganti dokter anaknya karena kurang memberikan
dosis antibiotiknya sehingga anaknya jadi lama sembuhnya. nah kalau
ketemu yang model gini gimana? mereka sangat yakin antibiotik is
a must. mungkin selain issue dokter mesti diaudit perlu juga issu
penggunaan antibotik disampaikan ke YLKI
regard
bunda
reva ----- Original Message ----- From: "Bunda Nisa" <[EMAIL PROTECTED]> To:
<[EMAIL PROTECTED]> Sent:
Wednesday, May 28, 2003 2:23 PM Subject: Re: [balita-anda] sharing
pengalaman anak yang sering dirawat
> Terus terang saya jadi
concern banget ya dengan kondisi para dokter saat ini. Kita sebagai
orang tua kan inginnya yang terbaik buat anaks. Dan kita sangat
mempercayai "omongan" para dokter, yang pada kenyataannya, ada
yang menyesatkan & bikin menyesal dikemudian hari. > Saya
pernah bercerita panjang lebar dengan dsa nya anak saya
(dr. purnamawati), beliau cerita kalo di Luar Negeri para dokter ini
setiap kasih resep ke pasiennya selalu ada tindasannya &
tindasannya ini yang menjadi pertinggal & untuk diaudit dikemudian
hari. So pasti para dokter ini akan sangat berhati-hati dalam pemberian
obat-obatan kepada pasiennya. Dan apabila para dokter ini mau
memberikan antibiotik selalu dikonsulkan dulu ke Rational Use of Drugs
Comittee, apakah memang sudah saatnya (sudah mendesak) diberikan
antibiotik. > Sebenarnya kita sebagai pasien punya hak kepada para
dokter untuk memberikan obat-obatan yang tidak "menyesatkan". Meskipun
pastinya para dokter ini akan bersikeras bahwa yang dikasih itu udah
"baik" (menurut dia) dan sudah sesuai dosisnya. Memang udah saatnya
kita para orang tua tau obat-obatan yang dikasih sama dokter. Kita bisa
search di Yahoo (aku udah coba), nama obat yang diberikan oleh dokter.
Kalo memang obat itu tergolong antibiotik, akan ada penjelasannya. Dan
kita bisa liat apa efek sampingnya. > Kita juga bisa "bersatu" untuk
minta kepada YLKI tuk mengingatkan sudah saatnya di Indonesia tercinta
ini para dokternya di AUDIT. > Kerjaan kita aja dikantor kan di
audit, mosok mereka para dokter yang kerjaannya menyangkut nyawa
manusia gak diaudit. > Gimana ? > Sebenarnya mbak Ade gak ada
salahnya menyebutkan nama dokternya, sehingga jelas bagi kita para
orang tua yang termasuk golongan "anti" terhadap dokter-2 antibiotik,
siapa-siapa aja mereka dokter-2 yang suka & rajin kasih antibiotik.
Dan kita orang tua "anti antibiotik" akan waspada. > Memang bakal
muncul protes dari pasien-2 yang dokter "favorite"nya tiba-tiba
disebutkan sebagai dokter antibiotik. Tapi setiap manusia kan punya hak
memilih siapa dokter favoritenya. Ya kalo dia tetep menganggap bahwa
dokternya ini dokter favoritenya, ya monggo aja dan
jangan tersinggung. > Mohon maaf apabila ada yang tidak
berkenan. > > Bundanya Annisa &
Kevin >
--------------------------------------------------------------------- >>
Mau kirim bunga hari ini ? Klik, http://www.indokado.com/ >>
Info balita, http://www.balita-anda.com >>
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
. |