aku dapet dari milis sebelah,serem juga bacanya.... ada masukkan ga kalo bisa jadi bahan diskusi. alhamdulillah sih anakku setelah di imunisasi ga ada efek yang mengkhawatirkan. ga tau ya yg dibawah ini bisa kaya gitu. aku ga tau emailnya hoax ato bukan. diskusinya dunk... please biar ga sesat nih..... > > Dear all, > > > Ini ada wacana yang mungkin sangat baik untuk > rekan-rekan dan bila ada > yang kurang berkenan > silahkan di delete aja. > > Salam > Suryo > > > > > > > Ini kisah nyata yang saya alami, sebagai > informasi / pelajaran bagi > Rekan-rekan jika suatu saat ada yang menghadapi > cobaan seperti yang saya > alami. > > Saya salah satu karyawan Kantor Pusat di Perusahaan > kita, saya menikah > pada pertengahan tahun 2001, saya mempunyai Istri > "I" yang dulunya > juga adalah karyawan di Perusahaan kita (Cab. > Fatmawati), dan karena > untuk mematuhi peraturan di perusahaan (tidak boleh > menikah antar sesama > Karyawan), Istri saya mengundurkan diri dari > Perusahaan. > > Sejak Menikah (th.2001), Istri saya telah mengalami > dua kali keguguran, > yang pertama +/- pada kehamilan berumur 2,5 bulan, > dan yang kedua sempat > di Operasi "Kuretase" karena usia kehamilannya telah > berumur 3,5 bulan. > > Penyebab keguguran, menurut dokter "K" di RS "A" > Panglima Polim/Jakarta > , karena Istri saya "kecapaian" (Istri saya bekerja > di Perusahaan lain > setelah pengunduran dirinya) dan kandungannya "agak > lemah". Dokter > memeriksa hasil Lab. komplit hasilnya " negatif ", > tidak terdapat > penyakit yang menyebabkan Istri saya keguguran. Jadi > secara medis memang > penyebabnya hanya "Kecapaian" dan "Kandungannya > lemah". Jadi jika suatu > saat Istri saya hamil lagi, dokter menyarankan harus > extra hati-hati > dalam merawatnya. > > Bulan Sept 2004, Pada saat Istri saya periksa > (karena sudah terlambat > bulan) ke dokter kandungan dr. "K" di RS "A", istri > saya kembali > dinyatakan Hamil, keluarga kami begitu bahagia > mendengar berita ini. > Lalu saya dan Istri dengan sangat hati-hati merawat > kehamilan ini. > Segala saran-saran dokter kami laksanakan dengan > baik, minum penguat > janin, vitamin-vitamin, susu ibu hamil, menjaga > kesehatan makanan, makan > makanan bergizi, menjaga pantangan-pantangan ketika > Hamil, dan bahkan > untuk menjaga kehamilannya (pada saat itu berumur 5 > bulan), Istri saya > rela kembali keluar dari tempat kerjanya (saat itu > masih bekerja pada > Bank "B") dengan tujuan ingin benar-benar > konsentrasi dalam > merawat/menyusui anak. > > Pada pertengahan bulan Juni 2005, Istri saya > melahirkan dengan baik > (walau dengan operasi caesar), bayi kami sehat tidak > kurang suatu > apapun, beratnya 3.150 Kg dengan panjang 49 Cm. > Sekali lagi Kami sangat > bahagia atas peristiwa ini. Kembali Segala > saran-saran dokter (Dokter > Anak: Prof. "R" di RS "A") kami laksanakan dengan > baik, minum > vitamin-vitamin, susu ibu menyusui, menjaga > kesehatan > makanan/perlengkapan makan, makan makanan bergizi, > menjaga > pantangan-pantangan dalam merawat bayi. dan rutin > melakukan Imunisasi. > > Disinilah mulai timbul bencana pada keluarga kami, > pada saat anak/bayi > kami berusia +/- 7 bulan, untuk kesekian kalinya > kami datang untuk > imunisasi, pada saat itu kami datang ke dr Anak kami > Prof. "R" di RS "A" > , namun pada saat itu beliau tidak masuk, diganti > oleh dokter > pengganti/wanita yang masih muda/mungkin dokter baru > (namun saya lupa > namanya). Begitu melihat jadwal pada buku RS anak > saya, dokter tersebut > langsung siap melakukan imunisasi terhadap anak > saya, "hari ini > imunisasi HIB ya ?!" , saya & istri tahu bahwa > imunisasi HIB tersebut > salah satunya untuk mencegah radang Otak, makanya > Istri saya sempat > bertanya, "dok, seandainya imunisasi ini tidak > dilakukan bagaimana ya > ?!", lalu dokter pengganti tersebut menjawab dengan > nada agak ketus, > "apakah ibu mau, anak ibu jadi Idiot?! (sambil > memperagakan tampang muka > orang yang idiot dengan lidah dijulurkan keluar)" . > Karena begitu > sayangnya kami dengan anak kami, sudah barang tentu > kami tidak mau anak > kami idiot, lagi pula saya saat itu berfikir demi > kesehatan anak kami > tentulah kami menuruti apa kata dokter yang lebih > tahu/berpengalaman > dengan imunisasi tersebut. Lalu tanpa memeriksa > dengan seksama kondisi > anak kami dalam keadaan fit/tidak, dan perlu > tidaknya imunisasi tersebut > kembali diberikan kepada anak saya (karena > sebelumnya pada saat berumur > +/- 5 bulan anak kami telah pernah diberikan > imunisasi HIB I) dokter > pengganti tersebut langsung memberikan suntikan > imunisasi HIB II kepada > anak saya. > > Dua hari setelah pemberian imunisasi HIB yang kedua > tersebut anak kami > mengalami panas, lalu turun, panas lagi lalu turun ( > 2 atau 3 hari > sekali pasti mengalami panas ) dan anehnya panasnya > hanya dikepala dan > di pundak/leher serta di ketiak saja, badan/tangan > dan kakinya tidak. > Hal ini berlangsung +/- selama dua minggu, jika > sedang panas, panasnya > pernah sampai 40,6 derajat C. > > Sewaktu di kantor saya sempat bertanya kepada > rekan-rekan yang > masih/pernah punya anak kecil mengenai panas anak > saya, banyak diantara > mereka yang bilang panas setinggi itu berbahaya, > malah sebagian teman > bilang anaknya panas "cuma" 38 derajat C saja sudah > Step/kejang-kejang, > === message truncated ===
__________________________________________________ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com ================ Kirim bunga, http://www.indokado.com Info balita: http://www.balita-anda.com Stop berlangganan/unsubscribe dari milis ini, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]