Pagi semua... ngeri juga ya makanan anak2 kita
sayangnya belm disebutkan makanan apa aja dr  49 makanan yang di survey

Salam
=Icho=

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Sebuah penelitian lembaga konsumen di Jakarta menemukan pelanggaran hukum 
produsen makanan anak-anak di Indonesia yaitu penggunaan pemanis buatan yang 
bisa berakibat fatal bagi kesehatan anak di antaranya kanker dan 
keterbelakangan mental. 

"Survey yang kami lakukan Juni-Juli 2006 pada 49 makanan anak-anak membuktikan 
makanan itu mengandung pemanis buatan berbahan kimia. Penggunaan bahan pemanis 
buatan kimia ini mempunyai aturan dan ketentuan khusus yang dilanggar oleh para 
produsen makanan anak-anak itu," kata Direktur Program Lembaga Konsumen Jakarta 
(LKJ) As'ad Nugroho, dalam konferensi pers LKJ di Jakarta, Rabu (09/08). 


Makanan yang diteliti melalui metode survey dan uji laboratorium pada makanan 
anak itu terdiri dari produk makanan jenis jelly, minuman serbuk dan permen, 
mulai dari produk yang sudah maupun belum ternama. 


"Makanan tersebut paling banyak dikonsumsi anak-anak karena rasa manisnya 
tinggi," kata As'ad. 


Hasil penelitian membuktikan ketiga jenis makanan yang digandrungi anak-anak 
itu mengandung aspartam, Sakarin dan Siklamat, bahan kimia yang dalam jangka 
panjang bisa mengakibatkan penyakit fatal bagi bocah. 


Ketiga bahan kimia tersebut penggunaannya telah diatur dalam Permenkes No.208 
1985 Pasal 10 dan Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) No HK 
00.05.5.1.4547 tahun 2004. Peraturan itu menentukan bahwa makanan yang 
mengandung pemanis buatan harus mencantumkan jenis dan jumlah pemanis buatan 
dalam komposisi bahan atau daftar tabel. 


Tiga pemanis kimia itu juga merupakan pemanis buatan kimia non kalori yang 
penggunaannya sesuai ketentuan Permenkes No.208 1985 hanya diperuntukkan bagi 
penderita diabetes mellitus, dan orang yang sedang diet kalori akibat obesitas. 


"Tapi pemanis buatan kimia di lapangan industri makanan cenderung digunakan 
produsen karena alasan efisiensi. Bayangkan saja, sakarin mempunyai tingkat 
kemanisan 200-700 kali kemanisan gula, siklamat tingkat kemanisannya 30-80 kali 
kemanisan gula dan aspartam 200 kali kemanisan gula," kata As'ad. 


Menurut Keputusan Kepala BPOM No HK 00.05.5.1.4547 Th 2004 pasal 2 butir 2 
menyebutkan bahwa 'pemanis buatan digunakan pada pangan rendah kalori dan 
pangan tanpa penambahan gula'. 


Dari hasil penelitian LKJ pada 49 makanan anak-anak itu, semua makanan anak 
tersebut mengandung pemanis buatan (sakarin, aspartam dan siklamat) duapuluh di 
antaranya merupakan campuran antara pemanis alami dan pemanis buatan yang 
melanggar ketentuan dalam Keputusan BPOM. 


Dua di antara produk minuman serbuk tidak mencamtumkan peringatan pada 
penderita fenilketonuria padahal dua minuman itu mengangung aspartam. 


Penderita penyakit fenilketonuria tidak diperkenankan mengkonsumsi aspartam. 


Menurut peneliti di LKJ, dr.Nurhasan, ketiga bahan kimia itu boleh dikonsumsi 
tubuh manusia yang berusia lebih dari 15 tahun atau sesuai ketentuan nilai ADI 
(Acceptable Daily Intake; jumlah pemanis buatan dalam mg/kg berat badan yang 
boleh dikonsumsi tiap hari sepanjang hidup). 


Permasalahannya, ketentuan ADI dibuat untuk ukuran tubuh dalam taksiran berat 
tubuh orang dewasa atau mengambil rata-rata 45 kg, sedangkan tubuh anak-anak 
rata-rata di bawah 35 kg. 


"Tubuh anak-anak belum dapat mentoleransi kandungan kimia dari pemanis buatan 
itu," kata Nurhasan. 


Dia mengatakan, Sakarin aspartam dan siklamat dapat mengakibatkan anak menjadi 
hiperaktif, keterbelakangan mental dan dalam jangka panjang beresiko kanker. 


Sementara peneliti LKJ, Lies Purnama Sari mewakili LKJ mengatakan sudah saatnya 
pemerintah berlaku tegas dalam mengawasi dan menertibkan klaim atau pelabelan 
produk-produk pengan yang mengandung pemanis buatan, termasuk menegakkan 
peraturan-peraturan mengenai pemanis buatan dengan sungguh-sungguh. 


Selain itu, LKJ juga meminta pemerintah membatasi penggunaan pemanis pada 
produk pangan anak-anak dan penggunaan pemanis buatan hanya dikhususkan bagi 
penderita diabetes dan diet obesitas. 


Ia mengajak msyarakat untuk tidak mengkonsumsi makanan berpemanis buatan. 


"Selama masih ada pemanis alami, penggunaan pemanis buatan sebisa mungkin 
dihindari masyarakat," katanya. (*/rit)



sumber : kapanlagi.com





The information transmitted is intended only for the person or the entity to 
which it is addressed and may contain confidential and/or privileged material. 
If you have received it by mistake please notify the sender by return e-mail 
and delete this message including any of its attachments from your system. Any 
use, review, reliance or dissemination of this message in whole or in part is 
strictly prohibited. Please note that e-mails are susceptible to change. The 
views expressed herein do not necessarily represent those of PT Astra 
International Tbk and should not be construed as the views, offers or 
acceptances of PT Astra International Tbk.

Kirim email ke