***********************
No virus was detected in the attachment no filename
No virus was detected in the attachment no filename

Your mail has been scanned by InterScan.
***********-***********


mbak rhein,

nih aku kasih nomer hapenya dr. otamar secara aku lahirannya dibantu dia
orangnya ramah dan kalo ditelpon pasti diangkat, tengah malem sekalipun 
(kecuali kalo dia lagi bantu operasi ato lahiran)
0816-976-297



----- Original Message -----
  From: Rhein Astrisandy
  To: balita-anda@balita-anda.com
  Sent: Friday, November 17, 2006 11:27 AM
  Subject: Re: [balita-anda] Info Melahirkan di Air


  makasih mbak dini, pak theo, nanti saya coba cari tabloidnya.

  mbak eva, dokter otamar itu prakteknya di rs mana ya?
  milis kehamilan itu alamatnya apa ya mbak?



  On 11/17/06, Evariny Andriana <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  >
  > ini mbak informasinya..dari milis kehamilan :D
  >
  > Melahirkan di Kolam Mainan
  > Majalah Tempo - Edisi. 37/XXXV/06 - 12 November 2006
  >
  > Liz Adianti menjadi orang pertama di Indonesia yang menjalani
  > persalinan di dalam air. Bisa mengurangi rasa nyeri.
  >
  > Kolam itu seperti ban raksasa. Berdiameter dua meter yang bisa
  > menampung air dengan ketinggian tidak lebih dari setengah meter.
  > Bahannya dari plastik dengan gambar binatang aneka warna di
  > dindingnya. Tempatnya di lokasi yang tak lazim: di ruang dalam rumah
  > sakit.
  >
  > Bagi sang pemilik, Liz Adianti, benda itu bukanlah barang
  > mainan. "Saya menjalani proses persalinan di kolam itu," kata
  > karyawan swasta berusia 32 tahun ini kepada Tempo di kediamannya,
  > perumahan Griya Satwika, Ciputat, Tangerang, Kamis pekan lalu.
  >
  > Awal bulan lalu, Liz menjadi orang pertama di Indonesia yang
  > menjalani proses persalinan sambil berendam di dalam air. "Ternyata
  > lebih enak melahirkan dalam air. Tidak terlalu capek dan saya lebih
  > nyaman," kata Liz tentang proses kelahiran anak keduanya itu.
  >
  > Melahirkan dalam air sudah menjadi obsesi Liz Adianti sejak
  > mengandung anak pertama, empat tahun lalu. Namun, ketika itu
  > keinginan istri Harlizon ini belum bisa terpenuhi. Tidak ada satu pun
  > rumah sakit yang berani melakukannya.
  >
  > Metode persalinan di dalam air memang masih baru di Indonesia.
  > Padahal, cara ini sudah dikenal lama di Eropa, terutama di Rusia
  > sebagai negara pertama yang memperkenalkannya. Ibu-ibu Rusia percaya
  > bahwa melahirkan sambil berendam di air bisa mengurangi rasa sakit.
  > Mereka pun bisa menjalani persalinan itu dengan perasaan nyaman dan
  > rileks.
  >
  > Bagi ibu-ibu yang tiba waktunya untuk melahirkan, momok yang
  > membayang saat masuk rumah sakit adalah rasa sakit saat persalinan.
  > Akibatnya, timbul tekanan psikis yang kian mempersulit proses
  > melahirkan. Biasanya dokter kemudian menawarkan metode pengurang rasa
  > nyeri persalinan dengan tindakan medis (menggunakan Pethidin,
  > Intrathecal Labor Analgesia, atau Epudural) atau nonmedis (teknik
  > relaksasi, hipnosis, teknik pernapasan, homeopathy, atau akupunktur).
  > Jalan pintas pun kerap dipilih: masuk ruang bedah untuk menjalani
  > operasi caesar.
  >
  > Nah, menurut dokter ahli kandungan Otamar Samsudin, melahirkan di da-
  > lam air ini juga menjadi satu metode yang bisa dipilih para ibu untuk
  > mengurangi rasa sakit. "Karena terendam air, otot vagina jadi lebih
  > lentur dan elastis. Jadi bisa mengurangi rasa sakit dan robekan jalan
  > lahir," kata dokter yang membantu persalinan Liz Adianti.
  >
  > Secara teknis, persalinan di dalam air sebenarnya tidak berbeda
  > dengan persalinan normal. Hanya prosesnya saja yang dilakukan di
  > dalam air. Lalu, bagaimana jika nanti bayi terminum air saat
  > menghirup napas pertamanya?
  >
  > Ketakutan itu, kata Otamar, sebenarnya tidak perlu dikhawatirkan. Di
  > dalam rahim, bayi juga hidup dalam cairan air ketuban. Selama itu
  > bayi mendapat oksigen dari sang ibu melalui tali pusar. Penyaluran
  > oksigen ini tidak putus di saat bayi keluar dari rahim dan masuk ke
  > dalam air. "Kalau tali pusatnya masih terhubung dengan ibu, bayi
  > masih mendapat oksigen dari ibu," kata Otamar. Yang harus
  > diperhatikan adalah menjaga agar bayi tidak menangis. Sebab, ketika
  > dia menangis, saat itulah bayi menarik napas pertamanya.
  >
  > Caranya? Buatlah suhu air kolam sama dengan cairan di dalam rahim.
  > Suhu yang berbeda menjadi penyebab utama yang merangsang bayi untuk
  > menangis. Putusnya tali pusat yang menghubungkan bayi dengan sang ibu
  > juga memicu bayi untuk menangis. "Tidak jarang rangsangan itu muncul
  > akibat ari-ari yang hampir lepas," kata Otamar.
  >
  > Dengan memperhatikan "rambu-rambu" itu, Otamar sukses menggunakan
  > metode tadi pada persalinan Liz Adianti, 4 Oktober lalu. Sukses ini
  > disusul oleh Fenny Julianti (6 Oktober) dan Rosida (27
  > Oktober). "Kesehatan saya lebih cepat pulih. Saat melahirkan anak
  > pertama secara normal tidak secepat ini," kata Fenny, 28 tahun, warga
  > Pasar Minggu.
  >
  > Keberhasilan ini, menurut Otamar, membuat beberapa ibu sudah
  > mendaftarkan diri untuk mengikuti jejak Liz. Namun, tak semua bisa
  > dikabulkan. "Mereka yang hanya memiliki peluang 50 persen untuk
  > melahirkan secara normal tidak bisa menggunakan metode ini," kata
  > dia. Begitu juga para wanita yang memiliki penyakit komplikasi
  > seperti jantung, darah tinggi, dan herpes.
  >
  >
  > On 11/17/06, theo <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  > >
  > > Bu,
  > > baca di tabloid nova deh. saya lupa di edisi okt atau november ini.
  > disitu
  > > ada artikelnya dan dokternya.
  > > setahu saya pake kolam air yang khusus (besar). gitu.
  > >
  > > theo
  > >
  > >
  >
  >


  --
  Tetap semangat

  Rhein Astrisandy
  http://rhein.blogs.friendster.com/my_blog
  www.cintabunda.com

Kirim email ke