Hi Sefty, Long time no see ... Congrat ya untuk kelahiran putri ke-2 Naura :) Nggak berasa sudah mau habis cuti melahirkannya...
Iya, ASI memang OK banget! :) Seminggu sebelum ngantor, orang serumah, termasuk saya, gantian terus batuk, pilek, radang tenggorokan. Sementara semua orang sibuk dengan tissue dan masker, jeruk nipis-madu, sup hangat, dll, Aleta nggak ikutan 'meler' , malah sibuk dengan skill barunya: tummy time :) Wah, saya nggak bisa sharing banyak untuk yang ini. Jovan, Rena & Aleta kebetulan nggak masalah dengan minum ASI perah dari botol susu dan untungnya nggak pada 'bingung puting' juga. Mungkin bisa coba sedikit 'disiasati' : - Coba kasih ASI perahnya waktu Naura sedang lapar banget and/or dia sedang ngantuk. Siapa tahu dengan begini, dia cukup 'pasrah' untuk dikasih ASI via pipet/sendok/dot. Mungkin perlu waktu untuk adaptasi sampai Naura terbiasa dan belajar kalau dari 'media' lain, bukan ASI langsung dari ibunya, tetap keluar susu (ASI) juga :) - Kalau Naura nggak mau juga, mungkin perlu transisi. Sekali-sekali waktu Naura menyusui langsung, coba pakai alat 'nipple -shield' (yang biasa dipakai ibu menyusui kalau sedang lecet putingnya atau nipel datar/ke dalam). Jadi lidah Naura kenal juga dengan material silicon/plastic ini dan belajar: dari alat ini ternyata ASI ke luar juga. Dicoba terus beberapa kali, baru pindah ke dot botol susu (mungkin mulai dengan dot yang bentuknya mirip puting ibu, seperti _Huki_). Sekadar tips dari pengalaman dengan 3 anak saya supaya nggak 'bingung puting' karena terbiasa minum ASI perah dari botol susu: - ASI perah di botol susu hanya diberikan waktu saya nggak ada bersama anak. Jadi selama hari kerja biasanya maksimum anak lihat botol susu 4x. Selebihnya harus menyusui langsung dengan ibunya. - Kalau memungkinkan, jangan dulu berikan ASI perah sejak usianya baru beberapa minggu (kecuali kalau memang terpaksa ibu harus berpisah sementara dengan baby di usia itu), so baby punya waktu lebih banyak menyusui langsung dibandingkan via alat lain. - Sepulang kantor, setelah bersih2 sebentar, langsung kasih kesempatan anak menyusui langsung. Tiga anak saya, biar baru saja selesai minum ASI perah dan kenyang banget, tetap saja suka kalau lihat saya pulang dan mereka bisa menyusui langsung. Kadang saya pikir mereka hanya ingin tunjukkan rasa 'kangen' sama mamanya juga aroma tubuh mamanya, bukan hanya karena haus dan ingin ASI. - Somehow, saya selalu merasa karena ASI perah dalam botol susu berbeda cita rasa dan baunya dibandingkan susu formula dalam botol susu, ini yang buat baby juga bisa belajar untuk tetap 'sayang' dengan sumber ASI langsung alias payudara ibunya. So, walau pakai media lain, toh ASI juga yang dia minum dan tetap ... frekuensi menyusui langsung harus dibuat jauh lebih sering daripada minum ASI perah. Mungkin juga ada typical baby seperti anak2 saya: mau pakai apa aja alatnya, asal yang diminum ASI, nggak masalah buat mereka. OK, Sefty .... selamat bersiap2 ngantor dan buat stok ASI :) cheers, Sylvia - mum to Jovan, Rena & Aleta 2008/4/18 Mami_N2 <[EMAIL PROTECTED]>: > sipp... > sy pun gi berjuang peras memeras....smoga Naura sukses jg Asi ekslusife.. > en Asi bener2 top aku dah 2 x ngeflu tapi de Nau alhamdulillah ngga > ketularan... > tapi ada kendala nih mba Syl...Nauraga mau mik dot, disendokin, > pipet...maunya nen langsung ke maminya (thank uci atas..smsnya) sedangkan > aku 2 mggu lagi dah msk kerj...(ngga berasa boo..dah cuti 3 bln ) > > Sefti... > Momi N2 > > > <deleted>