Dear Mbak Yanti,
manusiawi banget deh mbak, kalau punya perasaan seperti itu.
just sharing aja, karena situasi internal rumah tangga tiap orang kan
pasti
beda ya.
waktu aku hamil anak pertama, sampai umur kandungan 9 bulan, aku teteup
gak
punya rasa keibuan tetap jagoan neon, gak mabok juga, sempet ngeluh sama
teman, dimanakah rasa keibuanku ini. mereka bilang, gak usah dipikirin,
ntar
juga muncul sendiri. Singkat kata, saya memikirkan segala hal secara
rasional, rasa keibuan saya terjemahkan sebagai perasaan bertanggungjawab
sebagai orang tua. just do it. melahirkan normal, menyusui dan memerah
asi,
memasak makanan bayi sendiri, tetap ke luar kota kalau pas tugas, semuanya
karena tanggung jawab.
setelah anak pertama berumur 4 th, aku pikir ini program punya anak kedua,
maka berfikirlah buat lepas spiral, walaupun keraguan muncul, kok rasanya
tetep gak punya rasa keibuan kaya orang orang ya....
ternyata punya anak ke 2 gak semudah dibayangkan, 1 th saya tidak hamil
juga. saya pikir pikir, pada waktu itu, mungkin saya juga ragu untuk punya
anak ke 2 terbayang :
1. melahirkannya
2. biayanya
3. cari suster and pembantu lagi, padahal yang ada aja dah nyebelin.
maklum
orang tua dan mertua gak ada yang bantuin
4. sudah nyaman kalau bepergian dengan anak usia 4 th, dah bisa tour gitu
5. udah nyaman dengan kondisi keuangan sekarang
6. udah nyaman dengan kondisi badan dan pekerjaan yang mulai mapan
7. terbayang repotnya harus langsung pulang abis kerja karena bawa susu
8. repotnya kalau bayi sakit, apalagi anak pertama kalau panas step
Ternyata allah masih sayang sama saya, dia kasih kesempatan saya untuk
hamil
anak ke 2. Selama 1 th dari lepas spiral sampai hamil, saya didera
perasaan
bahwa saya tidak bisa punya anak lagi, ngerti deh perasaan mereka yang
menanti buah hati bertahun tahun. Saya sudah ngantri di dokter kandungan
untuk periksa pada saat bertemu ibu-ibu yang agak berumur, dan dia ngobrol
dengan saya, segala unek unek saya ceritakan ke dia, dan dia bilang,
tenang
aja mbak, saran saya gak usah berobat segala, pulang saja, tenangkan hati,
bersenang senanglah, nanti tanpa mbak sadar, mbak sudah hamil. Maka saya
gak
jadi ke dokter, langsung pulang, dan berusaha tenang dan pasrah.
Ternyata allah masih mempercayakan seorang bayi di rahim saya, senang,
bingung, khawatir, pada saat pertama melihat status kehamilan saya.
Beberapa
hal membuat saya tenang :
1. Secara ekonomi, kami merasa sanggup memenuhi kebutuhan gizi bayi
kami, gak seperti anak pertama, yang masih bingung gak punya uang
2. asuransi kantor bisa cover untuk persalinan
3. suami senang sekali saya hamil dan memanjakan saya, saya boleh naik
taksi kalau cape, boleh beli baju hamil baru, boleh makan apa aja.
4. saya bisa merasakan nikmatnya hamil, karena rekan sekantor ada yang
juga hamil, dan bisa sharing sampai masa menyusui dan memeras asi bisa
kami
lakukan bersama nantinya
Tapi keyamanan itu sirna begitu si bayi lahir….
Kekacauan rumah, perebutan kasih sayang antara kakak dan adik, baby blues
saya parah sekali, problem bayi sakit, gak mau minum susu dari botol
sementara saya harus masuk kerja, gak ada pembantu, semuanya membuat saya
terpuruk dan depresi berat.
Suatu hari orang tua saya menengok, dan saya langsung menangis tak
terkendali, untung suami sangat memahami dah selalu menghibur saya.
Kami berdua menghadapi hari demi hari, bulan demi bulan, dan akhirnya
tahun
demi tahun.seperti anak pertama, semuanya kami lakukan sendiri, suster
hanya
back up kalau kami kerja. Menyusui sampai 2 th, memasak sendiri,
mendongengi
mereka sebelum tidur. Permasalahan silih berganti, saya merasa sudah tidak
punya waktu untuk diri saya sendiri. Sekarang si kakak sudah berumur 7 th
dan si adik 3 th. Entah darimana rasa keibuan itu muncul, saya sudah tidak
ingat lagi. Tapi saya mensyukuri keputusan untuk memiliki mereka berdua
pada
waktu itu. Dan saya mensyukuri tiap detik yang saya lalui bersama mereka,
memandang wajah mereka di waktu mereka tidur. Kalau mereka lagi bangun
sih,
belum tentu bisa mikir begini, dua duanya pecicilan gak mau diam. Tapi
mereka berdua, sehat, cerdas, dan sangat dekat dengan kami meskipun kami
berdua bekerja.
Saya baru ingat, dalam masa penuh kekacauan itu, mama saya pernah bilang,
sabar saja, anak anak cepat sekali besar, sekarang mereka menghabiskan
seluruh energi kamu, nanti tanpa kamu sadar mereka sudah pergi
meninggalkan
kamu. Jadi jangan pernah berfikir direpotkan oleh mereka, karena akan tiba
saat mereka sudah tidak membutuhkan kamu lagi, dan jika saat itu tiba,
kamu
tidak perlu mencampuri hidup mereka untuk menutupi perasaaan menyesal
karena
tidak pernah mengurus mereka sewaktu kecil.
Sekarang saya berfikir untuk punya anak ke 3 , dan perasaan saya balik
lagi
ke paragraph yang diatas …….:-P belum tahu nih kapan punya anak ke 3
nya……..
--- On Wed, 3/18/09, Niken Ariati <niken.ari...@gmail.com> wrote:
From: Niken Ariati <niken.ari...@gmail.com>
Subject: Re: [balita-anda] OOT gak ya?
To: balita-anda@balita-anda.com
Date: Wednesday, March 18, 2009, 1:14 AM
Nggak OOT kok mbak..selama masih tetep bisa dihubungkan dengan balita..
kalo ada mo nanya tentang balita terus disemprot..semprot balik aja..
Disini biar modienya kekar2..tapi pada baek..(kalo nggak baek..timpukin
aja)
Iyeee tau non..gua dukung...
Tull kata bu editor kita ini mbak..
banyak cara menikmati kehamilan dan punya anak..
caranya ya..banyak diskusi dengan temen, suami terutama..terus banyak
membaca..
dan.. yang paling penting positip tingking..n selalu bersyukur...
Fuihhh nikmat lo ngeden mbrojolin si dedek bayi..(dibanding ngeden karena
ambeien..)
Fuihh...nikmat lo payudara bengkak gara2 ASI
(dibanding pd kempes kagak ada isinya)
Asoyy lo gendong2 si kecil..sambil disayang2
(daripada gendong karung beras..berat bo!!)
see?? banyak kan nikmatnya??
Pada 18 Maret 2009 11:50, Noni MT <n...@gramediabooks.com> menulis:
Mbak baca aja buku yg judulnya "melahirkan tanpa rasa sakit"nya mbak
evariny
Soalanya, di situ bukan cuma dibahas saat proses kelahiran aja, tapi
mulai dari persiapan kehamilan... biar pas hamilnya juga bisa enjoy...
*bukan jualan, cuma kasih info*
-----Original Message-----
From: Yanti [mailto:ya...@bukopin.co.id]
Sent: Wednesday, March 18, 2009 11:01 AM
To: balita-anda@balita-anda.com
Subject: [balita-anda] OOT gak ya?
Moms...mohon sarannya ya
Anak saya sekarang dah 2 tahun 9 bulan, dan rencananya mau ngasih adek
dengan jarak sekitar 4 tahun (berarti mungkin sekitar 6 bulan lagi saya
planning u/ hamil).
Masalahnya kok sampai sekarang saya kok gak siap mental ya untuk punya
anak lagi. Terlalu banyak yang membebani pikiran dan perasaan saya
seperti gimana melalui hamil dengan enjoy, menikmati proses melahirkan,
memberikan ASIX, membagi kasih sayang dengan kakaknya lah, dll
Saya ingin meniknati kehamilan tersebut, jangan sampai seperti kehamilan
saya yang pertama.
Waktu hamil pertama saya juga tdk terlalu siap, mood saya jelek sekali,
sampai2 suami saya bingung harus bagaimana. Terlebih pada waktu saya mau
melahirkan, saya terlalu takut dengan proses melahirkan (yang akhirnya
saya melahirkan dengan proses caesar).
Saya berfikir dengan seiring waktu saya siap untuk punya anak lagi, tp
kok rasa itu masih blm muncul dalam hati saya.
Sampai2 saya bilang sama suami" Fachry gak usah dikasih adek aja ya?"
Tapi kayaknya gak dikabulkan deh krn Fachry juga pengen banget punya
adek.
Sama satu lagi, terkadang terbersit keinginan untuk melahirkan dengan
cara normal. Tapi sekali lagi saya terlalu takut untuk melakukan hal
itu, saya pikir "atas" usah rusak ya "bawah" jangan ikut2an dirusakin.
(moms ngerti kan..??)
Jadi saya minta sarannya/ sharring pengalaman moms yang pernah
melahirkan normal setelah caesar.
Klo bisa jawab secara japri biar tdk menggangu yang lain
Thx
Yanti
http://www.ismudiati.co.cc
--------------------------------------------------------------
Info tanaman hias: http://www.toekangkeboen.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Peraturan milis, email ke: peraturan_mi...@balita-anda.com
menghubungi admin, email ke: balita-anda-ow...@balita-anda.com