ceritanya sedih bgt.... hiks..hiks...hiks...

2011/4/13 <amyju...@yahoo.com>

> Siapkan beberapa helai tisue sebelum membacanya....
> Ayah kembalikan tangan Dita
>
> November 21st, 2010 by adminkamarsolusi
>
> Sepasang suami isteri seperti pasangan lain di kota-kota besar meninggalkan
> anak-anak diasuh pembantu rumah sewaktu bekerja. Anak tunggal pasangan ini,
> perempuan cantik berusia tiga setengah tahun. Sendirian ia di rumah dan
> kerap kali dibiarkan pembantunya karena sibuk bekerja di dapur.
> Bermainlah dia bersama ayun-ayunan di atas buaian yang dibeli ayahnya,
> ataupun memetik bunga dan lain-lain di halaman rumahnya.
> Suatu hari dia melihat sebatang paku karat. Dan ia pun mencoret lantai
> tempat mobil ayahnya diparkirkan, tetapi karena lantainya terbuat dari
> marmer maka coretan tidak kelihatan. Dicobanya lagi pada mobil baru ayahnya.
> Ya… karena mobil itu bewarna gelap, maka coretannya tampak jelas. Apalagi
> anak-anak ini pun membuat coretan sesuai dengan kreativitasnya.
>
> Hari itu ayah dan ibunya bermotor ke tempat kerja karena ingin menghindari
> macet. Setelah sebelah kanan mobil sudah penuh coretan maka ia beralih ke
> sebelah kiri mobil. Dibuatnya gambar ibu dan ayahnya, gambarnya sendiri,
> lukisan ayam, kucing dan lain sebagainya mengikut imaginasinya. Kejadian itu
> berlangsung tanpa disadari oleh si pembantu rumah.
>
> Saat pulang petang, terkejutlah pasangan suami istri itu melihat mobil yang
> baru setahun dibeli dengan bayaran angsuran yang masih lama lunasnya. Si
> bapak yang belum lagi masuk ke rumah ini pun terus menjerit, “Kerjaan siapa
> ini !!!” ….
>
> Pembantu rumah yang tersentak dengan jeritan itu berlari keluar. Dia juga
> beristighfar. Mukanya merah padam ketakutan lebih2 melihat wajah bengis
> tuannya. Sekali lagi diajukan pertanyaan keras kepadanya, dia terus
> mengatakan ‘ Saya tidak tahu..tuan.” “Kamu dirumah sepanjang hari, apa saja
> yg kau lakukan?” hardik si isteri lagi.
>
> Si anak yang mendengar suara ayahnya, tiba-tiba berlari keluar dari
> kamarnya. Dengan penuh manja dia berkata “DIta yg membuat gambar itu
> ayahhh.. cantik …kan!” katanya sambil memeluk ayahnya sambil bermanja
> seperti biasa. Si ayah yang sudah hilang kesabaran mengambil sebatang
> ranting kecil dari pohon di depan rumahnya, terus dipukulkannya berkali2 ke
> telapak tangan anaknya. Si anak yang tak mengerti apa apa menagis kesakitan,
> pedih sekaligus ketakutan. Puas memukul telapak tangan, si ayah memukul pula
> belakang tangan anaknya.
> Sedangkan Si ibu cuma mendiamkan saja, seolah merestui dan merasa puas
> dengan hukuman yang dikenakan.
>
> Pembantu rumah terbengong, tdk tahu hrs berbuat apa… Si ayah cukup lama
> memukul-mukul tangan kanan dan kemudian ganti tangan kiri anaknya. Setelah
> si ayah masuk ke rumah diikuti si ibu, pembantu rumah tersebut menggendong
> anak kecil itu, membawanya ke kamar.
>
> Dia terperanjat melihat telapak tangan dan belakang tangan si anak kecil
> luka2 dan berdarah. Pembantu rumah memandikan anak kecil itu. Sambil
> menyiramnya dengan air, dia ikut menangis. Anak kecil itu juga
> menjerit-jerit menahan pedih saat luka2nya itu terkena air. Lalu si pembantu
> rumah menidurkan anak kecil itu. Si ayah sengaja membiarkan anak itu tidur
> bersama pembantu rumah. Keesokkan harinya, kedua belah tangan si anak
> bengkak. Pembantu rumah mengadu ke majikannya. “Oleskan obat saja!” jawab
> bapak si anak.
>
> Pulang dari kerja, dia tidak memperhatikan anak kecil itu yang menghabiskan
> waktu di kamar pembantu. Si ayah konon mau memberi pelajaran pada anaknya.
> Tiga hari berlalu, si ayah tidak pernah menjenguk anaknya sementara si ibu
> juga begitu, meski setiap hari bertanya kepada pembantu rumah. “Dita demam,
> Bu”…jawab pembantunya ringkas. “Kasih minum panadol aja ,” jawab si ibu.
> Sebelum si ibu masuk kamar tidur dia menjenguk kamar pembantunya. Saat
> dilihat anaknya Dita dalam pelukan pembantu rumah, dia menutup lagi pintu
> kamar pembantunya. Masuk hari keempat, pembantu rumah memberitahukan tuannya
> bahwa suhu badan Dita terlalu panas. “Sore nanti kita bawa ke klinik. Pukul
> 5.00 sudah siap” kata majikannya itu. Sampai saatnya si anak yang sudah
> lemah dibawa ke klinik. Dokter mengarahkan agar ia dibawa ke rumah sakit
> karena keadaannya susah serius. Setelah beberapa hari di rawat inap dokter
> memanggil bapak dan ibu anak itu. “Tidak ada pilihan..” kata dokter tersebut
> yang mengusulkan agar kedua tangan anak itu dipotong karena sakitnya sudah
> terlalu parah. “Ini sudah bernanah, demi menyelamatkan nyawanya maka kedua
> tangannya harus dipotong dari siku ke bawah” kata dokter itu. Si bapak dan
> ibu bagaikan terkena halilintar mendengar kata-kata itu. Terasa dunia
> berhenti berputar, tapi apa yg dapat dikatakan lagi.
>
> Si ibu meraung merangkul si anak. Dengan berat hati dan lelehan air mata
> isterinya, si ayah bergetar tangannya menandatangani surat persetujuan
> pembedahan. Keluar dari ruang bedah, selepas obat bius yang disuntikkan
> habis, si anak menangis kesakitan. Dia juga keheranan melihat kedua
> tangannya berbalut kasa putih. Ditatapnya muka ayah dan ibunya. Kemudian ke
> wajah pembantu rumah. Dia mengerutkan dahi melihat mereka semua menangis.
> Dalam siksaan menahan sakit, si anak bersuara dalam linangan air mata.
> “Ayah.. ibu… Dita tidak akan melakukannya lagi…. Dita tak mau lagi ayah
> pukul. Dita tak mau jahat lagi… Dita sayang ayah.. sayang ibu.”, katanya
> berulang kali membuatkan si ibu gagal menahan rasa sedihnya. “Dita juga
> sayang Mbok
> Narti..” katanya memandang wajah pembantu rumah, sekaligus membuat wanita
> itu meraung histeris.
>
> “Ayah.. kembalikan tangan Dita. Untuk apa diambil.. Dita janji tdk akan
> mengulanginya lagi! Bagaimana caranya Dita mau makan nanti?… Bagaimana Dita
> mau bermain nanti?… Dita janji tdk akan mencoret2 mobil lagi, ” katanya
> berulang-ulang.
>
> Serasa copot jantung si ibu mendengar kata-kata anaknya. Meraung2 dia
> sekuat hati namun takdir yang sudah terjadi tiada manusia dapat menahannya.
> Nasi sudah jadi bubur. Pada akhirnya si anak cantik itu meneruskan hidupnya
> tanpa kedua tangan dan ia masih belum mengerti mengapa tangannya tetap harus
> dipotong meski sudah minta maaf.
>
> NB: Buat anda yang telah menjadi orang tua dan atau calon orang tua.
> Ingatlah….semarah apapun anda, janganlah bertindak berlebihan. Sebagai orang
> tua, kita patut untuk saling menjaga perbuatan kita especially pada anak2 yg
> masih kecil karena mereka masih belum tahu apa2.
> dan ingatlah, anak adalah anugrah dan amanah yang dititipkan oleh TUHAN
> untuk kita.
> Powered by Telkomsel BlackBerry®

Kirim email ke