Terima kasih penjelasannya y, yg penting kita ambil hikmahnya aja y Mom
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-----Original Message-----
From: momninodarr...@yahoo.com
Date: Wed, 13 Apr 2011 08:04:11 
To: <balita-anda@balita-anda.com>
Reply-To: balita-anda@balita-anda.com
Subject: Re: [balita-anda] Ayah,Kembalikan Tangan Dita - Mohon distop posting 
ini
Cerita ini bahkan sdh bertahun-tahun yl (sjk 2005) wara/ri dimilis. Kl tdk slh 
kejadiannya di malaysia,Bs nya org indo,stlh kjadian itu dia plg kr g 
tega..maaf kl g slh ingat dl ad yg crta spt itu.
Yg ptg u mengingatkan kt saja sbg ortu tdk brtindak kelewat batas dlm menghukum 
anak. Takutnya saat emosi,kt g bs berpikir jernih (nauzubillah)
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-----Original Message-----
From: pram...@gmail.com
Date: Wed, 13 Apr 2011 07:53:12 
To: <balita-anda@balita-anda.com>
Reply-To: balita-anda@balita-anda.com
Subject: Re: [balita-anda] Ayah,Kembalikan Tangan Dita - Mohon distop posting 
ini
Rasanya sy sudah pernah baca postingan ini setahunan yl, ini beneran atau bukan 
y? Maaf jika kurang berkenan.
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-----Original Message-----
From: Novri andy <costcontrolle...@yahoo.com>
Date: Wed, 13 Apr 2011 00:11:23 
To: <balita-anda@balita-anda.com>
Reply-To: balita-anda@balita-anda.com
Subject: Re: [balita-anda] Ayah,Kembalikan Tangan Dita - Mohon distop posting 
ini
Yth Bapak & Ibu

Dengan hormat
Mohon distop posting-an ini membuat teriris perasaan dan hati saya dan ngilu 
melihat subject email ini
dan membuat saya lemas.Saya mohon.


Best regards
Abi-nya Amil dan Maritza


________________________________
From: Valhalland Babycare <aidavy...@yahoo.com>
To: balita-anda@balita-anda.com
Sent: Wed, April 13, 2011 1:46:52 PM
Subject: Re: [balita-anda] Ayah,Kembalikan Tangan Dita

Kalau aku lihat ortu spt itu, ku siksa tp gak sampai mati. 


Sent from Nibiru®
powered by The Moon, The sky, The Sun

-----Original Message-----
From: sofiafirdausta...@yahoo.com
Date: Wed, 13 Apr 2011 06:26:46 
To: <balita-anda@balita-anda.com>
Reply-To: balita-anda@balita-anda.com
Subject: Re: [balita-anda] Ayah,Kembalikan Tangan Dita
Baca ini bukan menangis mbak.. Yg ada marah.. 
Powered by Mama-nya Fathiya ^_^

-----Original Message-----
From: amyju...@yahoo.com
Date: Wed, 13 Apr 2011 05:30:32 
To: balita-anda@balita-anda.com<balita-anda@balita-anda.com>; 
ba-de...@yahoogroups.com<ba-de...@yahoogroups.com>
Reply-To: balita-anda@balita-anda.com
Subject: [balita-anda] Ayah,Kembalikan Tangan Dita
Siapkan beberapa helai tisue sebelum membacanya....
Ayah kembalikan tangan Dita

November 21st, 2010 by adminkamarsolusi

Sepasang suami isteri seperti pasangan lain di kota-kota besar meninggalkan 
anak-anak diasuh pembantu rumah sewaktu bekerja. Anak tunggal pasangan ini, 
perempuan cantik berusia tiga setengah tahun. Sendirian ia di rumah dan kerap 
kali dibiarkan pembantunya karena sibuk bekerja di dapur.
Bermainlah dia bersama ayun-ayunan di atas buaian yang dibeli ayahnya, ataupun 
memetik bunga dan lain-lain di halaman rumahnya.
Suatu hari dia melihat sebatang paku karat. Dan ia pun mencoret lantai tempat 
mobil ayahnya diparkirkan, tetapi karena lantainya terbuat dari marmer maka 
coretan tidak kelihatan. Dicobanya lagi pada mobil baru ayahnya. Ya… karena 
mobil itu bewarna gelap, maka coretannya tampak jelas. Apalagi anak-anak ini 
pun 
membuat coretan sesuai dengan kreativitasnya.

Hari itu ayah dan ibunya bermotor ke tempat kerja karena ingin menghindari 
macet. Setelah sebelah kanan mobil sudah penuh coretan maka ia beralih ke 
sebelah kiri mobil. Dibuatnya gambar ibu dan ayahnya, gambarnya sendiri, 
lukisan 
ayam, kucing dan lain sebagainya mengikut imaginasinya. Kejadian itu 
berlangsung 
tanpa disadari oleh si pembantu rumah.

Saat pulang petang, terkejutlah pasangan suami istri itu melihat mobil yang 
baru 
setahun dibeli dengan bayaran angsuran yang masih lama lunasnya. Si bapak yang 
belum lagi masuk ke rumah ini pun terus menjerit, “Kerjaan siapa ini !!!” ….

Pembantu rumah yang tersentak dengan jeritan itu berlari keluar. Dia juga 
beristighfar. Mukanya merah padam ketakutan lebih2 melihat wajah bengis 
tuannya. 
Sekali lagi diajukan pertanyaan keras kepadanya, dia terus mengatakan ‘ Saya 
tidak tahu..tuan.” “Kamu dirumah sepanjang hari, apa saja yg kau lakukan?” 
hardik si isteri lagi.

Si anak yang mendengar suara ayahnya, tiba-tiba berlari keluar dari kamarnya. 
Dengan penuh manja dia berkata “DIta yg membuat gambar itu ayahhh.. cantik 
…kan!” katanya sambil memeluk ayahnya sambil bermanja seperti biasa. Si ayah 
yang sudah hilang kesabaran mengambil sebatang ranting kecil dari pohon di 
depan 
rumahnya, terus dipukulkannya berkali2 ke telapak tangan anaknya. Si anak yang 
tak mengerti apa apa menagis kesakitan, pedih sekaligus ketakutan. Puas memukul 
telapak tangan, si ayah memukul pula belakang tangan anaknya.
Sedangkan Si ibu cuma mendiamkan saja, seolah merestui dan merasa puas dengan 
hukuman yang dikenakan.

Pembantu rumah terbengong, tdk tahu hrs berbuat apa… Si ayah cukup lama 
memukul-mukul tangan kanan dan kemudian ganti tangan kiri anaknya. Setelah si 
ayah masuk ke rumah diikuti si ibu, pembantu rumah tersebut menggendong anak 
kecil itu, membawanya ke kamar.

Dia terperanjat melihat telapak tangan dan belakang tangan si anak kecil luka2 
dan berdarah. Pembantu rumah memandikan anak kecil itu. Sambil menyiramnya 
dengan air, dia ikut menangis. Anak kecil itu juga menjerit-jerit menahan pedih 
saat luka2nya itu terkena air. Lalu si pembantu rumah menidurkan anak kecil 
itu. 
Si ayah sengaja membiarkan anak itu tidur bersama pembantu rumah. Keesokkan 
harinya, kedua belah tangan si anak bengkak. Pembantu rumah mengadu ke 
majikannya. “Oleskan obat saja!” jawab bapak si anak.

Pulang dari kerja, dia tidak memperhatikan anak kecil itu yang menghabiskan 
waktu di kamar pembantu. Si ayah konon mau memberi pelajaran pada anaknya. Tiga 
hari berlalu, si ayah tidak pernah menjenguk anaknya sementara si ibu juga 
begitu, meski setiap hari bertanya kepada pembantu rumah. “Dita demam, 
Bu”…jawab 
pembantunya ringkas. “Kasih minum panadol aja ,” jawab si ibu. Sebelum si ibu 
masuk kamar tidur dia menjenguk kamar pembantunya. Saat dilihat anaknya Dita 
dalam pelukan pembantu rumah, dia menutup lagi pintu kamar pembantunya. Masuk 
hari keempat, pembantu rumah memberitahukan tuannya bahwa suhu badan Dita 
terlalu panas. “Sore nanti kita bawa ke klinik. Pukul 5.00 sudah siap” kata 
majikannya itu. Sampai saatnya si anak yang sudah lemah dibawa ke klinik. 
Dokter 
mengarahkan agar ia dibawa ke rumah sakit karena keadaannya susah serius. 
Setelah beberapa hari di rawat inap dokter memanggil bapak dan ibu anak itu. 
“Tidak ada pilihan..” kata dokter tersebut yang mengusulkan agar kedua tangan 
anak itu dipotong karena sakitnya sudah terlalu parah. “Ini sudah bernanah, 
demi 
menyelamatkan nyawanya maka kedua tangannya harus dipotong dari siku ke bawah” 
kata dokter itu. Si bapak dan ibu bagaikan terkena halilintar mendengar 
kata-kata itu. Terasa dunia berhenti berputar, tapi apa yg dapat dikatakan lagi.

Si ibu meraung merangkul si anak. Dengan berat hati dan lelehan air mata 
isterinya, si ayah bergetar tangannya menandatangani surat persetujuan 
pembedahan. Keluar dari ruang bedah, selepas obat bius yang disuntikkan habis, 
si anak menangis kesakitan. Dia juga keheranan melihat kedua tangannya berbalut 
kasa putih. Ditatapnya muka ayah dan ibunya. Kemudian ke wajah pembantu rumah. 
Dia mengerutkan dahi melihat mereka semua menangis. Dalam siksaan menahan 
sakit, 
si anak bersuara dalam linangan air mata. “Ayah.. ibu… Dita tidak akan 
melakukannya lagi…. Dita tak mau lagi ayah pukul. Dita tak mau jahat lagi… Dita 
sayang ayah.. sayang ibu.”, katanya berulang kali membuatkan si ibu gagal 
menahan rasa sedihnya. “Dita juga sayang Mbok
Narti..” katanya memandang wajah pembantu rumah, sekaligus membuat wanita itu 
meraung histeris.

“Ayah.. kembalikan tangan Dita. Untuk apa diambil.. Dita janji tdk akan 
mengulanginya lagi! Bagaimana caranya Dita mau makan nanti?… Bagaimana Dita mau 
bermain nanti?… Dita janji tdk akan mencoret2 mobil lagi, ” katanya 
berulang-ulang.

Serasa copot jantung si ibu mendengar kata-kata anaknya. Meraung2 dia sekuat 
hati namun takdir yang sudah terjadi tiada manusia dapat menahannya. Nasi sudah 
jadi bubur. Pada akhirnya si anak cantik itu meneruskan hidupnya tanpa kedua 
tangan dan ia masih belum mengerti mengapa tangannya tetap harus dipotong meski 
sudah minta maaf.

NB: Buat anda yang telah menjadi orang tua dan atau calon orang tua. 
Ingatlah….semarah apapun anda, janganlah bertindak berlebihan. Sebagai orang 
tua, kita patut untuk saling menjaga perbuatan kita especially pada anak2 yg 
masih kecil karena mereka masih belum tahu apa2.
dan ingatlah, anak adalah anugrah dan amanah yang dititipkan oleh TUHAN untuk 
kita.
Powered by Telkomsel BlackBerry®



Kirim email ke