hi BA members, Semoga tidak bernuansa 'tabu' ;)
Dapat cerita dari kenalan, kalau putranya yang rencananya mau di-khitan liburan sekolah bulan ini terpaksa 'ditunda' dulu karena masuk kategori 'mikropenis'. Kelihatannya kondisinya membuat sulit prosedur khitan nantinya. Saat ini anaknya mulai menjalani terapi hormon dan diet untuk mengurangi obesitas sekaligus terapi penis-nya. Refer to kondisi di atas, dan kebetulan baca info kesehatan di majalah _Tempo_ baru2 ini, saya coba rangkum issue seputar kasus ini, siapa tahu bisa jadi tambahan info buat kita semua :) 'Summary' dari info tsb. kurang lebih: [sumber: Majalah _Tempo_, Edisi 05 Juni 2011, Rubrik: Kesehatan, hlm. 78-79] * Kasus anak2 di Indonesia yang mengalami mikropenis, 90% nya juga mengalami obesitas. Anak obesitas cenderung ngalamin penurunan kadar hormon testoteron yang mengganggu pertumbuhan penis (baik ukuran panjang maupun diameter-nya). Jumlah kasusnya mulai terus meningkat dalam 10 tahun terakhir ini. * Ada pula kasus mikropenis anak bukan karena hormonal, tapi lebih cenderung ke obesitas-nya. Untuk kasus ini, pasti terapi lebih terfokus ke obesitasnya. * Terapi mikropenis, kalau memang nggak ada indikasi kelainan bawaan lain (mis.: kelainan susunan saraf pusat, dll), ternyata cukup sederhana. Terapinya menggunakan obat hormon testoteron (suntikan/pil/krim oles) selama beberapa kali secara periodik (di _RSCM_ terapi semacam ini memakan biaya Rp. 400.000 an) * Poin penting: terapi mikropenis akan efektif dilakukan saat anak belum mengalami pubertas. Prinsipnya: Lebih dini, lebih baik. * Ada juga kasus anak yang 'makropenis' yang juga perlu diwaspadai. Kasus seperti ini dikenal istilah 'pubertas dini' atau pubertas prekoks. Kasus pubertas dini anak sebagian besar bersifat patologis, jadi perlu diobati penyebab semua gangguan dalam tubuh yang menyebabkan peningkatan hormon testosteron, untuk menghindari anak dewasa lebih dini dan profil tubuh yang pendek. * Indikasi mikro/makro penis pada anak bisa dikonsultasikan terlebih dahulu ke dokter endokrin anak. * Panduan dasar yang bisa dilakukan ortu, di antaranya dengan melakukan pengukuran penis (dilakukan di saat penis dalam keadaan 'rileks' dimulai dari pangkal penis) Data di bawah ini bisa dijadikan acuan sederhana (ukuran dalam cm): Usia Prematur Normal: 2,1 - 2,9 Penis kecil: 1,5 - 2,1 Mikropenis: < 1,5 Usia Lahir Normal Normal: 3,1 - 3,9 Penis kecil: 1,87 - 3,1 Mikropenis: < 1,875 Usia 0-5 bulan Normal: 3,1 - 4,7 Penis kecil: 1,9 - 3,1 Mikropenis: < 1,9 Usia 6-12 bulan Normal: 3,5 - 5,1 Penis kecil: 2,25 - 3,5 Mikropenis: < 2,25 Usia 1-2 tahun Normal: 3,9 - 5,5 Penis kecil: 2,5 - 3,9 Mikropenis: < 2,5 Usia 2-3 tahun Normal: 4,2 - 6,0 Penis kecil: 2,85 - 4,2 Mikropenis: < 2,85 Usia 3-4 tahun Normal: 4,6 - 6,4 Penis kecil: 3,25- 4,6 Mikropenis: < 3,25 Usia 5-6 tahun Normal: 5,1 - 6,9 Penis kecil: 3,75 - 5,1 Mikropenis: < 3,75 Usia 10-11 tahun Normal: 5,3 - 7,5 Penis kecil: 3,75 - 5,3 Mikropenis: < 3,75 Anyway, selamat mempersiapkan acara khitanan untuk BA members yang punya agenda tsb. untuk putra tercintanya liburan ini :) cheers, Sylvia - mum to Jovan, Rena, Aleta & Luigi