Mbak Syl..trima kasih artikelnya, menarik sekali buat yg punya anak laki2..


2011/6/8 Sylvia Radjawane <sylvia.radjaw...@gmail.com>

> hi BA members,
>
> Semoga tidak bernuansa 'tabu' ;)
>
> Dapat cerita dari kenalan, kalau putranya yang rencananya mau di-khitan
> liburan sekolah bulan ini terpaksa 'ditunda' dulu karena masuk kategori
> 'mikropenis'.  Kelihatannya kondisinya membuat sulit prosedur khitan
> nantinya. Saat ini anaknya mulai menjalani terapi hormon dan diet untuk
> mengurangi obesitas sekaligus terapi penis-nya.
> Refer to kondisi di atas, dan kebetulan baca info kesehatan di majalah
> _Tempo_ baru2 ini, saya coba rangkum issue seputar kasus ini, siapa tahu
> bisa jadi tambahan info buat kita semua :)
>
> 'Summary' dari info tsb. kurang lebih:
> [sumber: Majalah _Tempo_, Edisi 05 Juni 2011, Rubrik: Kesehatan, hlm.
> 78-79]
>
>
> * Kasus anak2 di Indonesia yang mengalami mikropenis, 90% nya juga
> mengalami
> obesitas.  Anak obesitas cenderung ngalamin penurunan kadar hormon
> testoteron yang mengganggu pertumbuhan penis (baik ukuran panjang maupun
> diameter-nya). Jumlah kasusnya mulai terus meningkat dalam 10 tahun
> terakhir
> ini.
>
> * Ada pula kasus mikropenis anak bukan karena hormonal, tapi lebih
> cenderung
> ke obesitas-nya.  Untuk kasus ini, pasti terapi lebih terfokus ke
> obesitasnya.
>
> * Terapi mikropenis, kalau memang nggak ada indikasi kelainan bawaan lain
> (mis.: kelainan susunan saraf pusat, dll), ternyata cukup sederhana.
> Terapinya menggunakan obat hormon testoteron
> (suntikan/pil/krim oles) selama beberapa kali secara periodik (di _RSCM_
> terapi semacam ini memakan biaya Rp. 400.000 an)
>
> * Poin penting: terapi mikropenis akan efektif dilakukan saat anak belum
> mengalami pubertas.  Prinsipnya: Lebih dini, lebih baik.
>
> * Ada juga kasus anak yang 'makropenis' yang juga perlu diwaspadai.  Kasus
> seperti ini dikenal istilah 'pubertas dini' atau pubertas prekoks.  Kasus
> pubertas dini anak sebagian besar bersifat patologis, jadi perlu diobati
> penyebab semua gangguan dalam tubuh yang menyebabkan peningkatan hormon
> testosteron, untuk menghindari anak dewasa lebih dini dan profil tubuh yang
> pendek.
>
> * Indikasi mikro/makro penis pada anak bisa dikonsultasikan terlebih dahulu
> ke dokter endokrin anak.
>
> * Panduan dasar yang bisa dilakukan ortu, di antaranya dengan melakukan
> pengukuran penis (dilakukan di saat penis dalam keadaan 'rileks' dimulai
> dari pangkal penis)
> Data di bawah ini bisa dijadikan acuan sederhana (ukuran dalam cm):
>
> Usia Prematur
> Normal: 2,1 - 2,9
> Penis kecil: 1,5 - 2,1
> Mikropenis: < 1,5
>
> Usia Lahir Normal
> Normal: 3,1 - 3,9
> Penis kecil: 1,87 - 3,1
> Mikropenis: < 1,875
>
> Usia 0-5 bulan
> Normal: 3,1 - 4,7
> Penis kecil: 1,9 - 3,1
> Mikropenis: < 1,9
>
> Usia 6-12 bulan
> Normal: 3,5 - 5,1
> Penis kecil: 2,25 - 3,5
> Mikropenis: < 2,25
>
> Usia 1-2 tahun
> Normal: 3,9 - 5,5
> Penis kecil: 2,5 - 3,9
> Mikropenis: < 2,5
>
> Usia 2-3 tahun
> Normal: 4,2 - 6,0
> Penis kecil: 2,85 - 4,2
> Mikropenis: < 2,85
>
> Usia 3-4 tahun
> Normal: 4,6 - 6,4
> Penis kecil: 3,25- 4,6
> Mikropenis: < 3,25
>
> Usia 5-6 tahun
> Normal: 5,1 - 6,9
> Penis kecil: 3,75 - 5,1
> Mikropenis: < 3,75
>
> Usia 10-11 tahun
> Normal: 5,3 - 7,5
> Penis kecil: 3,75 - 5,3
> Mikropenis: < 3,75
>
> Anyway, selamat mempersiapkan acara khitanan untuk BA members yang punya
> agenda tsb. untuk putra tercintanya liburan ini :)
>
> cheers,
> Sylvia - mum to Jovan, Rena, Aleta & Luigi
>

Kirim email ke