hi mbak Dina,

hehe ... memang fase anak 'susah' makan kadang harus diantisipasi dengan
banyak2 berkreativitas :)
Kalau 'menu keluarga' usulan mbak Peppy nggak mempan, coba lagi ditawarkan
dengan ide lain, coba juga caranya jeng Nanik supaya anaknya makan sendiri
plus konsekuensi 'berantakan' as side effect (lebih dari 4 suap kayaknya
pengalaman pribadi, ya jeng Nanik ;))

Saya coba re-post artikel tentang beberapa tips untuk si 'Picky Eater', dulu
sempat saya praktekkan (juga modifikasikan) beberapa tips nya. Sekarang
malah lagi cari tips menghadapi fase anak2 yang 'nggak mau berhenti makan'
karena usia mereka saat ini :)

Mungkin bisa jadi tambahan info untuk mbak Dina, sesuaikan saja dengan
kondisi dan mood si kecil ya mbak.
Karena isinya cukup panjang, saya kirim dalam 2 e-mail terpisah ya, mbak.

Selamat mencoba :)
Sylvia - mum to Jovan, Rena, Aleta & Luigi

.........................

From: Sylvia Radjawane sylvia.radjaw...@gmail.com

to: balita-anda@balita-anda.com
date:Mon, Nov 20, 2006 at 1:56 PM

subject: Re: [balita-anda][Artikel] Tips untuk si 'Picky Eater'

Hi all,

Cuma mau drop info dari websitenya Dr. Sears (www.askdrsears.com), tentang
tips menghadapi balita yang 'picky eater' setiap kali waktu makan.  Saya
pernah coba beberapa tips untuk anak saya and it did worked! :)

Semoga jadi tambahan info ya.... (maaf untuk yang sudah pernah baca)

happy reading,
Sylvia - mum to Jovan & Rena
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------


http://www.askdrsears.com/html/3/T030800.asp



*FEEDING TODDLERS: 17 TIPS FOR PLEASING THE PICKY EATER
*(translated by Sylvia Radjawane)*
*
Saat anak kita menginjak usia batita, aktivitas makan kadang jadi hal yang
'menakutkan'. Kita mungkin akan menyajikan segala jenis makanan yang
komposisinya menurut kita sudah sehat dan terlihat menarik.  Sayangnya,
sebagian besar menu seperti ini ternyata akan tersisa banyak di atas baki
'high chair' mereka atau berhamburan di lantai.  Lebih buruk lagi, kita
sering merasa 'sakit hati' dengan sikap menolak mereka, sikap yang
seharusnya tidak perlu dilakukan.

Sebenarnya, apa yang sedang terjadi?  Mengapa para batita ini menjadi 'picky
eaters'?

WHY TODDLERS ARE PICKY
Menjadi 'picky eater' adalah bagian dari fase hidup seorang batita. Studi
menunjukkan bahwa ada beberapa alasan yang berhubungan dengan perkembangan
si anak tentang mengapa mereka dengan rentang usia 1-3 tahun suka
mempermainkan makanan atau makan sedikit2 makanan mereka.  Setelah melewati
masa 1 tahun dengan grafik pertumbuhan yang sangat cepat (umumnya anak usia
1 tahun memiliki BB 3x BB lahirnya), penambahan BB batita mulai melaju lebih
lambat.  Itulah sebabnya, mereka butuh lebih sedikit makanan.

Kenyataan bahwa batita selalu aktif bergerak juga mempengaruhi pola makan
mereka.  Mereka tidak akan mau duduk tenang dalam waktu lama untuk segala
jenis aktivitas, bahkan untuk aktivitas makan. Memenuhi kebutuhan mereka
dengan penganan kecil (snacks) sepanjang hari kelihatannya lebih cocok
dengan gaya hidup 'para pejelajah clik' ini, dibandingkan dengan meminta
mereka untuk duduk manis menghabiskan menu makanan lengkapnya.

LEARNING THIS HELPED US RELAX
Kini kita bisa menyadari bahwa tugas kita hanyalah menyediakan makanan yang
tepat untuk mereka, menyiapkannya dengan cara yang sehat dan bergizi (mis.
lebih memilih makanan yang diolah dengan cara dikukus daripada direbus,
dipanggang daripada digoreng), dan menyajikannya dengan cara yang kreatif.

Setelah itu .... terserah pada  para batita ini.  Sebanyak apa mereka makan,
kapan mereka makan, dan kalau mereka makan .... sebagian besar adalah
tanggung jawab mereka, kita belajar untuk tidak mengambil pujian juga
memikul kesalahan dalam hal ini.

TODDLERS LIKE TO BINGE ON ONE FOOD AT A TIME
Batita mungkin hanya makan buah-buahan hari ini, dan sayuran di lain hari.
Karena kebiasan makan yang 'tidak menentu' (yang memang normal sejalan
dengan 'mood' mereka), jangan heran jika anak Anda makan banyak di satu hari
dan praktis 'tidak makan apa-apa' di hari lain.  Batita  membutuhkan  antara
1.000 – 1.300 kalori seharinya, itu pun mereka belum tentu mendapatkan
jumlah kalori yang sama dari total jumlah makan mereka setiap
harinya.  Karena itu, targetkan  bahwa anak kita mendapatkan asupan makanan
bergizi dan seimbang setiap minggunya, bukan setiap harinya.

Semua penjelasan di atas bukan bermaksud agar para orang tua tidak perlu
lagi membujuk batita mereka untuk makan dengan baik dan membangun kebiasaan
maka yang sehat.
Berdasarkan pengalaman pribadi Dr. William Sears, MD dan Martha Sears, RN
menangani kedelapan anak-anaknya, mereka telah mengembangkan 17 tips untuk
menarik minat makan anak-anaknya sekaligus meminimalkan timbulnya
'pertengkaran' saat makan.

1. Offer a nibble tray.
Batita suka mencicipi segala jenis makanan, jadi mengapa kita tidak
menawarkan semacam 'smorgasbord' (penyajian menu ala 'buffet') kepada
mereka? Tip pertama dari dapur 'Sears' adalah dengan menawarkan  sebuah
'nibble tray' pada batita.  Gunakan wadah es batu, wadah muffin, atau wadah
/piring makanan (yang sudah terkotak-kotak didalamnya), dan taruh jenis
makanan yang bergizi, warna menarik serta dalam porsi kecil (bite-size) di
setiap bagian wadah tsb. Beri nama 'jenaka' untuk jenis 'finger foods' ini
yang disukai oleh anak kita, seperti:
- 'bulan' apel (buah apel yang diiris tipis2)
- 'perahu' alpukat (potongan buah alpukat)
- 'roda' pisang
- 'pohon' brokoli (brokoli yang dikukus)
- 'pedang' wortel (wortel dimasak dan diiris tipis)
- 'blok gedung' keju
- 'kano' telur (irisan telur)
- 'little O' (sereal berbentuk O)

Letakkan makanan ini di meja yang mudah dilihat dan mudah dijangkau.  Saat
anak Anda sibuk beraktivitas di sekeliling rumah, ia dapat berhenti, duduk
sejenak, mengambil makanan di 'nibble tray', menggigitnya, dan melanjutkan
aktivitasnya. 'Waktu saji' makanan seperti ini bisa berlangsung dalam 1-2
jam.

*NUTRITIP: Good Grazing – Good Behavior*

Perilaku seorang anak kadang berhubungan dengan pola makannya.  Orang tua
kadang dapat mengamati bahwa perilaku seorang batita mulai 'menjengkelkan'
menjelang siang atau menjelang sore hari.  Dapatkah Anda melihat
hubungannya? Semakin lama anak beraktivitas tanpa makanan, semakin
'menjengkelkan' perilaku mereka.  Dengan kegiatan 'mencicipi' seperti tip
no.1 di atas, hal ini membantu meminimalkan kadar naik-turunnya gula darah
dan mengurangi perilaku anak yang tidak diinginkan.

2. Dip it.
Anak-anak mengira bahwa mencelupkan makanan dalam 'dip' yang lezat adalah
hal yang lucu ('berantakan' tapi 'menyenangkan'). Ada beberapa alternatif
bahan yang bisa dijadikan 'dip':
- keju cottage atau dip tofu
- keju krim
- juice buah
- guacamole (saus alpukat)
- selai kacang
- puree buah atau sayuran
- yoghurt (plain atau ditambahkan pemanis dari konsentrat juice

Penyajian 'dips' dapat langsung dimakan sendiri atau dioleskan di atas
potongan buah apel atau pear,'bell-pepper strips', kue, roti 'bagel', roti
bakar, atau bahan makanan bergizi lainnya.

3. Spread it.
Batita suka sekali mengoles, atau lebih tepat lagi,
'mencoreng-moreng'.  Tunjukkan pada mereka bagaimana menggunakan pisau roti
untuk mengoles keju, selai kacang atau konsentrat buah di atas biskut, roti,
atau kuenya.

4. Top it.
Batita suka dengan 'toppings' (yang ditaruh di atas/puncak kue).  Pilih
sesuatu yang familiar sekaligus favorit mereka sebagai 'topping' dari sajian
menu 'baru' atau menu yang 'tidak terlalu disukai' si kecil. Hal seperti ini
cukup mampu mengatasi anak yang  rewel dengan jenis makanan
tertentu.  Alternatif 'topping' yang merupakan favorit: yoghurt, keju krim,
keju yang dilelehkan, saus alpukat, saus tomat, saus apel, dan selai kacang.

5. Drink it.
Jika anak Anda lebih suka minum daripada makan, jangan putus asa. Sajikanlah
'smoothie' – dari bahan-bahan makanan yang ada.  Susu dan buah – dipadu mis.
dengan juice, 'egg powder', biji gandum, yoghurt, madu, dan selai kancang –
dapat menjadi salah satu menu yang sangat sehat.  Lalu bagaimana jika jenis
menu seperti ini dikonsumsi menggunakan sedotan?  Cermati hal ini: hindari
segala jenis minuman yang ada kandungan telur mentahnya untuk menghindari
resiko keracunan kuma Salmonella.

6. Cut it up.
Seberapa banyak seorang anak memakan makanannya kadang bergantung pada
bagaimana Anda memotong/mengiris makanan tsb. Potong sandwich, pancake,
waffle, dan pizza dalam berbagai jenis bentuk menggunakan pemotong kue.

7. Package it.
Penampilan luar sangatlah penting.  Untuk sesuatu yang baru dan berbeda,
mengapa Anda tidak menggunakan piring mainan anak Anda sebagai wadah
makanannya? Anak-anak kita menikmati hal-hal tak terduga dan fantastis jika
ada hubungannya dengan penyajian makanan – dengan material apa saja, mulai
dari cangkir plastik pengukur bahan makanan hingga wadah (kerucut) ice cream
.

Anda juga dapat mencoba pendekatan 'membuat ukuran/porsi' semakin
kecil.  Selain menyajikan makanan dengan porsi kecil, atau, jika memang
tersedia, beli peralatan makanan dengan 'munchkin-size', seperti untuk
membuat roti bagel mini, pie mini, chicken drummettes (bagian daging dari
sayap ayam), juga muffin mini.

8. Become a veggie vendor.
Saya mungkin sudah mendengar, 'Dokter, anak saya tidak mau makan sayur'
ribuan kali. Walaupun begitu, anak tsb. tetap bertumbuh dengan
baik.  Sebenarnya, menu sayuran membutuhkan sejumlah kiat marketing yang
kreatif, mengingat makanan ini tampaknya merupakan jenis yang paling
ditentang anak-anak di rumah. Berapa banyak sayuran yang dibutuhkan seorang
batita?  Walaupun mereka seharusnya mendapatkan 3-5 porsi sayuran setiap
harinya, untuk anak-anak balita (di bawah 5 tahun), setiap porsi yang
dibutuhkan hanya seukuran 1 sendok makan. Dengan kata lain, anak usia 2
tahun idealnya mengkonsumsi 2 sendok makan sayuran 3-4 kali setiap harinya.

Jadi jika Anda bukanlah orang tua dari anak-anak 'pecinta sayuran', cobalah
beberapa tips berikut ini:
- Berkebun dengan anak Anda.
Biarkan dia menolong Anda merawat tanaman, memanen sayuran yang matang,
membantu mencuci dan menyiapkan sayuran untuk menu makanan.  Ia mungkin akan
lebih berminat untuk makan sayuran yang telah ia 'bantu' untuk tumbuh,
matang dan siap disajikan.
- Selipkan lembaran atau potongan sayuran ke dalam makanan favorit.
Coba untuk tambahkan sayuran pada nasi, keju cottage, keju krim, saus
alpuat, atau bahkan macaroni dan keju. Pancake Zucchini dan muffin wortel
adalah makanan favorit di rumah kami.
- 'Kamuflase' kan sayuran dengan saus favorit.
- Gunakan sayuran sebagai 'finger foods' dan celupkan ke dalam saus atau
'dip' favorit.
- Dengan pemotong kue, potong sayuran dalam bentuk-bentuk yang menarik.
- Kukus sayuran hijau
Pengolahan dengan cara ini menghasilkan sayuran yang lebih ber-cita rasa dan
lebih manis.
- Gunakan sayuran sebagai seni
Ciptakan bentuk 'wajah' yang penuh warna dengan menggunakan irisan olive
sebagai 'mata', tomat sebagai 'kuping', jamur sebagai 'hidung',
'bell-pepper' sebagai 'janggut', dan alternatif bentuk jenaka
lainnya.  Lauren, anak ke-8 kami, gemar menaruh olive pada ujung jari-jari
tangannya yang kemudian dimakan dengan cara dicomot satu-demi satu dari
setiap ujung jarinya. Pancake Zucchini juga bisa menjadi 'wajah' yang
sempurna jika ditambahkan kacang polong sebagai 'mata', wortel sebagai
'hidung' dan keju sebagai 'rambut'.
- Buat kamuflase yang kreatif
Ada banyak variasi yang mungkin bisa dibuat menggunakan 'keju dalam pohon'
(brokoli kukus dengan topping keju yang meleleh). Atau, Anda dan anak Anda
juga dapat menikmati nikmatnya sayuran (khususnya untuk hidangan Asia)
dengan saus selai kacang sebagai  topping.

.. to be continued ..

Kirim email ke