Mba Sylvia, penjelasannya keren banget, lengkap deh :)

Sy juga tergelitik dengan email akhir2 ini tentang sufor, alergi dan BAB. 
Alhamdulillah smpai saat ini anak saya 5.5bln msh asi meski sy tinggal kerja
 dan msh ada sekitar 55 botol di kulkas * siap2 wisuda S1 ASIX :D

Mungkin ini bisa jadi tambahan informasi buat bunda d sini, sekedar tambahan.

Maaf bila kurang berkenan.

Pengalaman pribadi studi Riset Pemasaran tentang ASI VS Sufor

 

Jan 29, '12 11:46 PM

for everyone

 
Jadi inget, dulu pernah bikin riset ttg susu formula merek X, buatan Eropa di 
pertengahan tahun 2008. Interviewnya sama dokter-dokter anak di Indonesia, pas 
banget ketika saya sedang hamil.

Ketika saya ikut serta dalam riset ini, saya belum kebayang sama sekali bakal 
kasih ASI sampai 22bulan, dan kasih homemade food ke Alika; anak saya, dan gak 
memberikan susu formula sama sekali. Boro-boro kebayang pumping ASI dan 
bawa-bawa pompa dan segambreng peralatan perang ASI lainnya, wong dulu tuh 
mikirnya pasti soal "merek susu apa ya yg bagus?" atau nanya ke orang-orang: 
"Merek susu apa ya yang bagus?".

Sampai suatu hari Saya dapat kesempatan untuk bantu di project riset tentang 
susu formula merek ini. Fyi: ini adalah salah satu merek susu buatan Eropa yang 
terkenal di Indonesia. 

Dan sebelum fieldwork dimulai, saya seperti biasa melakukan brainstorming 
meeting bersama orang brand (Orang Swiss) dan orang R&D yg menjadi salah satu 
peracik formula susunya (Dokter asal New Zealand).

Dari hasil brainstorming meeting ternyata diketahui bahwa alasan mereka membuat 
study pemasaran di Indonesia karena pangsa pasar susu formula di Indonesia itu 
sangat besar, termasuk dalam 5 besar di dunia. Sementara, di Eropa sendiri para 
produsen susu formula sangat susah buat jualan produk susu formula, karena 
pemerintahnya sangat galak dan sangat ketat dalam mengatur penjualan susu 
formula. 

Hal ini berbeda dengan pemerintah Indonesia yang belum galak dan masih "Pro" 
Susu formula. Belum lagi ditambah dengan adanya stigma dari orang Eropa 
mengenai susu formula yang dianggap "rubbish product" - karena terlalu 
banyaknya process dalam pembuatannya: dari cair ke bubuk dan terlalu banyak 
bahan kimia yang dibutuhkan dalam proses pengubahan bentuknya dan terlalu 
banyak fortifikasi yang artinya terlalu banyak bahan kimia di dalamnya.  
Makanya produk X ini mau meningkatkan penjualannya di Indonesia, karena memang 
lebih mudah dan lebih gampang :p

Ketika Saya mendengar cerita itu di meeting itu, Saya sebenarnya sudah agak 
shock dengan keterangan mereka, karena pemahaman saya mengenai susu formula 
"yang sangat sehat" ternyata salah. 

Namun memang, meski sudah mendengar penjelasan orang Brand dan R&D tersebut, 
penjelasan tersebut masih belum begitu bisamembuat hati saya tergerak untuk 
memberikan ASI pada calon Bayi Saya. Saya bahkan masih terpikir untuk tetap 
kasih formula.... Mungkin campur laah 50% ASI : 50% formula. Kan saya kerja..?? 
*alesan*

Setelah selesai brainstorming meeting, saya iseng bertanya pada orang R&D yg 
meracik susu formula merek ini, karena beliau adalah Ibu dari 1 anak, dan 
anaknya berusia 3thn. Tujuannya seperti biasa, karena saya ingin cari referensi 
mengenai merek susu formula, soalnya dia kan dokter dan R&D susu formula. Jadi 
pastinya referensinya OK :p 
 
Jadi langsung saja Saya tanya ke beliau, "Kalau Anda dulu kasih susu formula 
merek apa?" (dengan keyakinan, pasti dia akan bilang merek yang dia racik). 

Ternyata saya mendengar jawaban diluar harapan saya, karena dia bilang:"Saya 
tidak kasih susu formula sama sekali" *Saya bengong*. 

Lalu saya tanya lagi: "Terus dikasih apa? Susu UHT?"

Dijawab sama beliau: "Tidak, saya baru kasih UHT ketika umur 2 tahun" *dan saya 
makin bingung dan shock*

Saya tanya lagi: "Terus dari 0 - 2 tahun anak Anda dikasih apa?"

Dia jawab sambil tersenyum: "Saya kasih ASI, karena susu formula itu nutrisinya 
itu tidak sebanding dengan ASI."

Agak shock denger jawaban dari si ibu R&d itu. Apalagi pas denger dia bilang 
lagi:"Saya menyusui smp anak saya umur 24bln, setelah itu langsung saya kasih 
UHT. No formula at all!" *Dan saya pun menganga*

Saya tanya lagi" seriously?"

Dia jawab lagi: "Yup. Very serious". Dan semua orang mendorong saya untuk 
memberikan ASI. Jadi masa menyusui Saya menjadi lebih mudah"

Tetapi tetep aja... Meski sudah denger pengakuan si R&D itu... Saya masih agak 
tidak percaya dengan pengakuan dia, sampai pada akhirnya saya menginterview 5 
dokter anak di Indonesia: 3 yang Pro ASI, dan 2 Yang Tidak Pro ASI. 

Hasilnya? Semua dokter anak yg diinterview itu mengakui hal yg sama: ASI is the 
best dan paling cocok dengan metabolisme bayi. Dan susu formula cuma bisa 
diserap 0,sekian persen oleh tubuh bayi. 

Bahkan 2 dari 3 dokter yg pro ASI kasih urutan gimana nutrisi diserap bayi dari 
bayi msh dlm kandungan sampai dia 2 thn: 


ketika bayi di kandungan: bayi akan menyerap semua nutrisi dari sari makanan 
(bukan susu ya) yg dikonsumsi ibunya. Dan nutrisi yang dibutuhkan oleh si Bayi 
ketika dalam kandungan itu cuma sedikit, gak perlu jumlah yang banyak, karena 
si janin itu kan juga ukurannya masih sangat kecil jika dibandingkan kebutuhan 
manusia biasa.

Jadi even Susu hamil juga tidak perlu, karena kebutuhan 
kalcium/folat/AA/DHA/Kolin itu bisa didapat dari makanan yang dikonsumsi oleh 
si Ibu. Jadi, asal Ibu makan makanan yang sehat (sayur, ikan, telur, daging, 
buah) secukupnya, pasti kebutuhan nutrisi sang janin dan sang Ibu akan 
terpenuhi. 

Dan dokter kandungan biasanya sudah kasih vitamin dan supplement yang menunjang 
nutrisi sang janin. Jadi minum susu hamil sebenarnya malah bisa membuat Ibu 
obesitas karena kelebihan kalori (bukan nutrisi).

Ketika bayi umur 0-6bln: Bayi cuma bisa menyerap ASI, karena ASI sangat sesuai 
dengan pencernaan bayi yang masih sangat rentan dan sangat sensitif, karena 
kandungan ASI yang sangat spesifik. Dan AA, DHA, AA, dsb yang di dalam ASI-lah 
yang cuma bisa diserap sempurna oleh otak Bayi :). Sementara kandungan dalam 
susu formula secara umum cuma bisa diserap bayi 5-10%kl gak salah (lupa euy, 
udah lama bgt soalnya risetnya) CMIIW.

Ketika bayi usia 6-12bln: Bayi  menyerap 70%ASI, dan 30%nya adalah sari makanan.

Oleh karena dari itu, buat Ibu-ibu yang anak-anaknya usia 6-12bulan, sebenarnya 
di masa ini tidak perlu terlalu khawatir kalau anaknya ketika di usia ini masih 
susah makan, karena di masa ini sebenarnya adalah masa untuk mulai mengajarkan 
anak dan mengenalkan anak makanan padat, bukan untuk memenuhi kebutuhan total 
nutrisi harian anak. Sementara susu formula? Cuma bisa diserap sekitar 15-20% 
(CMIIW).

Ketika bayi usia 12 - 18bln: Bayi bisa menyerap ASI 50% dan sari makanan 50%

Ketika bayi usia 18-24bln:Bayi menyerap ASI sebesar 30% dan sari makanan 70%, 
dan disini peran ASI lebih pada daya tahan/body immunity, karena di usia ini 
bayi sangat rentan terkena virus/bakteri karena sudah mulai lebih banyak 
memakan makanan padat dan mulai mengalami fase oral alias mulai memasukkan 
semua barang ke mulut :p 

Dan  AA, DHA, Kolin, Prebiotik yang dibutuhkan Bayi di rentang usia ini hanya 
bisa diserap sempurna 100% kalau sumbernya dari sari makanan yang dimakan oleh 
bayi dan dari ASI (dari sari makanan yang dikonsumsi Ibu yang menyusui).

Sementara ketika  anak berusia 2thn ke atas, sebenarnya susu formula sudah 
tidak bisa diserap lagi karena memang sudah tidak ada perannya dalam 
pertumbuhan anak, sementara ASI msh bisa diserap untuk kepentingan daya tahan 
tubuh/body immunity.

Oleh karena itu, bayi yang mengkonsumsi susu formula biasanya akan sangat jauh 
lebih gemuk, karena memang kandungannya tidak terpakai dan tidak terserap 
dengan sempurna, sehingga berubah bentuk jadi lemak, sementara ASI terserap 
sempurna oleh tiap elemen dalam tubuh bayi, terutama oleh otak si Bayi :)

Oleh karena itu juga, menurut pengakuan 2 dokter yang tidak Pro ASI, mereka 
biasanya kalau menyarankan susu formula pasti selalu dengan alasan: "Biar anak 
Ibu lebih gemuk/tidak kekurangan berat badan" (itu pengakuan para dokter itu 
loh.. :p)

Dan... DHA, AA, Kolin, Spengomiolyn yg ada di susu formula sampai sekarang 
belum diketahui manfaatnya..atau bahkan efek sampingnya!! (Dan menurut orang 
brand dan orang R&D brand X ini, WHO juga sudah menyatakan hal yang sama soal 
ini).

Kenapa dikatakan belum ketahuan manfaat dan efek sampingnya? Karena bayi-bayi 
yang mengkonsumsi susu dengan kandungan AA, DHA, Kolin, dsb ini rata2 lahir dr 
th 2000 ke atas, tahun-tahun di mana kandungan-kandungan ini mulai 
diperkenalkan oleh para produsen susu formula.

Dan bayi-bayi yg mengkonsumsi AA, DHA, LA dsb yang ada dalam susu formula ini 
BELUM ADA yang menjadi ibu, sehingga belum tahu efek jangka panjang dan efek 
domino yang dihasilkan oleh kandungan-kandungan itu.

Dan pengakuan yang paling menakutkan buat saya sebenarnya adalah ketika orang 
brand dan R&D dari brand susu formula X ini menceritakan kalau semua kandungan 
itu tidak ada yang pernah diuji cobakan ke bayi manusia sebelumnya!!! (Scary 
huh?!!)

Akhirnya, sejak saya tahu info-info soal itu, mata saya jadi terbuka 
sangat-sangat lebar.... Dan sejak saat itu juga saya langsung mengubah niat 
saya untuk kasih ASIX, karena Saya pikir "Yang membuat racikan susu formula 
saja kasih ASI, masa Saya engga?"

Demikian sharing pengalaman Saya. Mohon maaf ya kalau ada yang tidak berkenan 
atau salah-salah info. Maklum, risetnya dibuat thn 2008 pertengahan :)


-----Original Message-----
From: Sylvia Radjawane [mailto:sylvia.radjaw...@gmail.com] 
Sent: Wednesday, March 07, 2012 3:19 PM
To: balita-anda@balita-anda.com
Subject: Re: [balita-anda][Links] How breast milk work? .. :) (was: 6 bln minum 
susu 1500cc/hari)

hi mbak Anita & all BA moms :)



--------------------------------------------------------------
Yuk berkunjung ke Web Balita-Anda: bisa baca dongeng, download
lagu, print buku mewarnai, origami dan masih banyak lagi...
Balita-Anda Online: http://www.balita-anda.com
Peraturan Milis: peraturan_mi...@balita-anda.com
Menghubungi Admin: balita-anda-ow...@balita-anda.com
Unsubscribe dari Milis: balita-anda-unsubscr...@balita-anda.com
--------------------------------------------------------------
Balita-Anda: Panduan Orangtua yang Cerdas, Kreatif dan Inovatif dalam Merawat 
dan Mendidik Balita

Kirim email ke