Waktu barulahir seh aku sering baca2in buku2 dari TIRA, kan dia cuma bisa
melihat dan menggapai gapai,
Tapi pas sudah mulai bisa pegang2 sesuatu dan mengacak2nya didorong rasa
couriousnya, Shafiyyah, anakku, sudah latihan pake buku kain mulai umur 6
bulan.
Jadi karena terbuat dari kain dan dijahit itu buku tidak bisa di robek,
digigit juga tidak masalah.
Bayi Pada umur sekitar 3 bulan keatas dia mulai tertarik dengan gambar2
lain, dan pada umur 6 bulan sudah mulai bisa duduk.
Dengan membiasakan anak mengenal buku sejak dini memang perlu, jadi anaknya
sudah senang duluan.
Dia akan tertarik membuka halam demi halaman, walaupun 1 buku paling cuma
ada 4 halaman.
Dia akan tertarik dengan macam2 warna dan gambar.

Dimulai dari situlah aku juga kebetulan jadinya jualan buku tersebut jika
ada yg tertarik (duuuh... sekalian promosi neh)

Dan satu lagi, yg namanya buku (bagi keluarga kami khususnya) adalah harta.
Kalaupun rusak karena robek atau copot dari bundelnya, secepatnyalah
diperbaiki, dilem, di selotip, dlsb.
Dan untuk sementara waktu di simpan dulu, bilang sama anaknya
"Oh, anakku, sini bukunya disimpan dulu sama Bunda/ayah, nampaknya kamu
belum siap ya untuk membaca buku"
Karena biasanya anak itu melakukan hal seperti itu (merusak buku) biasanya
untuk cari perhatian.
Nanti lain waktu bisa diperkenalkan lagi.

Mohon maaf ya berpanjang2 bagi yg tidak berkenan.
Sekedar sharing

Umminya Shafiyyah
----- Original Message -----
From: "Alivia Yulfitri" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Thursday, March 11, 2004 2:14 PM
Subject: RE: [balita-anda] Q:Buku2 dari Time Life


> Dear all..
> cuma sharing aja..lama2 gak kuat jg pengen cerita..:-)
>
> Saya akhirnya berprinsip 'tdk akan lagi beli yg mahal, selagi belum nyari
yg
> versi murahnya'..:-) Ini dr pengalaman krn sy sudah memiliki produk TIRA
dan
> jg melihat teman2 yg memiliki produk TIRA (bisa jadi tidak semua, tp cuma
> berbagi pengalaman yg ada aja).
>
> Kerasa banget, setiap kali anakkku, atau BS atau pembantu, pada pegang tuh
> buku atau mainannya--dulu ada learning journey-- dengan asal, kusut,
> serabutan, atau mainannya kececer dimana2, pasti kepikiran atau ngebatin,
> duh itu kan mahal, klo ilang gimana..klo sobek gimana.. jadinya diingetin
> terus, hati-hati, cara bukanya begini, klo udah simpan yg rapi, dsb. Ini
krn
> kerasa banget 'betapa mahalnya' tuh barang, klo ilang satu bijiii aja, gak
> tau deh..:-(
>
> Tapi, alhamdulillah, sy berpikir cepat..salah sendiri beli yg mahal,
itulah
> resiko yg harus ditanggungnya. Lagian itu cuma barang, yg memang untuk
> dipakai..jika rusak atau hilang ya masih mending..drpd sudah beli tapi
tidak
> terpakai..:-) Krn sehati2nya kita, sepintar2nya kita mendidik anak kita,
> kecelakaan toh pasti terjadi aja. Jadinya, sy berlaku biasa aja, dan anak
> serta prt/bs pun jdnya berlaku biasa jg, yg malah gak terjadi apa-apa.
> Ngeliat mainannya kececer satu, dua atau lima bahkan disuatu tempat,
tinggal
> diambil dan simpan. Itu lebih efektif drpd hrs mikir ini itu, org2 juga
> ntarnya pada keki..dan malah jd males ngurusin gituan..:-)
>
> Dan klo sy liat, beberapa temenku yg punya produk TIRA ini (anaknya sudah
SD
> skrg, dibanding anakku sih masih 2 th), terjadi jg perlakuan spt itu pada
> barang mahalnya. Mungkin bagus disatu sisi, Anaknya 'jadi dididik' untuk
> apik pada mainannya, disiplin pada cara memakainya dan berbagai aturan
> mainnya.
> Tetapi masalahnya, jika datang teman2nya ke rumah, atau saudaranya sendiri
> (sepupu), pengen main 'mainan mahal itu'...klo saya nilai, malah ujungnya
> mereka menjadi 'bersikap pelit', walaupun mereka tidak bermaksud begitu.
>
> Mereka cuma 'selalu dan selalu' berkomentar atau menerangkan cara main,
cara
> pegang, dsb, atau bahkan menyuruh harus begini caranya atau kemudian
'malah
> jadi menyimpan' mainan tsb krn takut rusak. Pernah ada yg sampai merobek,
> waaah..tuh anaknya ngamuk..dan keliat banget ekspresi orang tuanya..rusak
> oleh anaknya orang lain..:-( *kebayang gak? apalagi klo cicilannya aja
juga
> ternyata belum selesai :-)*
>
> Jadi ujung2nya, orang tuanya pun (yg lagi silaturahmi, yaa..menangkap
> suasana gak enak juga..kalau anaknya sih udah jelas bete digituin terus,
> pengen maen banyak aturan).
>
> Itu mungkin beberapa kesan dan efek yg terlupakan dalam membeli 'barang
> mahal'. Kecuali, memang secara psikologis, 'harga mahal' itu bisa
diabaikan,
> dan biasa aja, mungkin tentu tidak akan ada efek sosial atau psikis spt di
> atas. Cuma..harga yg berjut2 gitu apalagi sekarang berbelas2 jut, apa iya
> mental kita akan kuat..? :-)
>
> salam,
> alif
>
> -----Original Message-----
> From: Evi Eryani [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Sent: 10 Maret 2004 10:03
> To: [EMAIL PROTECTED]
> Subject: Re: [balita-anda] Q:Buku2 dari Time Life
>
>
> Dear all...
> Kalo menurut saya semua buku itu bagus, kalo kita mampu beli yang mahal,
> it's Ok, tapi jika tidak juga bukan berarti anak kita tidak bisa maju dan
> berkembang. anak-anak saya juga sudah saya perkenalkan pada buku sejak 5
> bulan, saya tidak mampu beli yang mahal, jadi saya belikan yang berhalaman
> tebal dengan bermacam cerita.
>


---------------------------------------------------------------------
>> Kirim bunga, buket balon atau cake, klik,http://www.indokado.com/
>> Info balita, http://www.balita-anda.com
>> Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke