Ah....itu kr anaknya aja yg belum bisa pikir panjang....,
kalau kita gak ada penghasilan, hasilnya malah lebih jelek..... anak kecil
cuma mau senang2 aja.....tapi.... apa bisa terus seneng cuma kr kumpul ..tp
gak bisa sekolah ditempat yg bagus, gak bisa punya maenan yg bagus...gak
punya rumah yg pantas...gak bisa rekreasi tiap liburan .....dan berpuluh
puluh kata 'gak bisa'

kalau dari cerita itu yg salah adalah gaji si bpk kekecilan, coba gajinya
20jt sebulan, di sejamnya dibayar sekitr 115rb. Gak jelak khan.....




----- Original Message -----
From: <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Tuesday, May 18, 2004 11:21 AM
Subject: Re: [balita-anda] Renungan Buat yang sibuk berkarir


>
>
>
>
>
>
> Rasanya...ingin buru2 Resign..........
>
>
>
>
> Seftyana
> ALLOCATION DEPT.
> PT. Yamaha Motor  Kencana Indonesia
> Email : [EMAIL PROTECTED]
> Telp. : ( 021 ) 4607880 , 4607881
> Fax   : ( 021 ) 4607902
>
>
>
>
>              "Dewi"
>              <[EMAIL PROTECTED]
>              .co.id>                                                    To
>                                        [EMAIL PROTECTED]
>              05/18/2004 11:16                                           cc
>              AM
>                                                                    Subject
>                                        [balita-anda] Renungan Buat yang
>              Please respond to         sibuk berkarir
>              [EMAIL PROTECTED]
>                 a-anda.com
>
>
>
>
>
>
>
>
> Renungan Buat yang sibuk berkarir
>
> Seperti biasa Rudi, Kepala Cabang di sebuah perusahaan swasta terkemuka
> di Jakarta, tiba
> di rumahnya pada pukul 9 malam. Tidak seperti biasanya, Imron, putra
> pertamanya yang baru
> duduk di kelas tiga SD yang membukakan pintu. Ia nampaknya sudah
> menunggu cukup lama.
>
> "Kok, belum tidur?" sapa Rudi sambil mencium anaknya. Biasanya, Imron
> memang sudah
> lelap ketika ia pulang dan baru terjaga ketika ia akan berangkat ke
> kantor pagi hari.
>
> Sambil membuntuti sang ayah menuju ruang keluarga, Imron menjawab, "Aku
> nunggu Ayah
> pulang. Sebab aku mau tanya berapa sih gaji Ayah?"
>
> "Lho, tumben, kok nanya gaji Ayah? Mau minta uang lagi, ya?" "Ah,
> enggak. Pengen tahu
> aja."
>
> "Oke. Kamu boleh hitung sendiri. Setiap hari Ayah bekerja sekitar 10 jam
> dan dibayar
> Rp 400.000,-. Dan setiap bulan rata-rata dihitung 22 hari kerja. Sabtu
> dan minggu libur, kadang
> sabtu Ayah masih lembur. Jadi, gaji Ayah dalam satu bulan berapa, hayo?"
>
> Imron berlari mengambil kertas dan pensilnya dari meja belajar,
> sementara ayahnya melepas
> sepatu dan  menyalakan televisi. Ketika Rudi beranjak menuju kamar untuk
> berganti pakaian,
> Imron berlari mengikutinya. "Kalau satu hari ayah dibayar Rp 400.000,-
> untuk 10 jam, berarti
> satu jam ayah digaji Rp 40.000,- dong," katanya.
>
> "Wah, pinter kamu. Sudah, sekarang cuci kaki, bobok,"perintah Rudi.
> Tetapi Imron tak
> beranjak.
>
> Sambil menyaksikan ayahnya berganti pakaian, Imron kembali
> bertanya, "Ayah, aku boleh
> pinjam uang Rp.5.000,- nggak?"
>
> "Sudah, nggak usah macam-macam lagi. Buat apa minta uang malam-malam
> begini? Ayah
> capek. Dan mau mandi dulu. Tidurlah.  "Tapi, Ayah..."Kesabaran Rudi
> habis. "Ayah bilang
> tidur!" hardiknya mengejutkan Imron. Anak kecil itu pun berbalik menuju
> kamarnya.
>
> Usai mandi, Rudi nampak menyesali hardikannya. Ia pun menengok Imron di
> kamar tidurnya.
> Anak kesayangannya itu belum tidur. Imron didapatinya sedang terisak-
> isak pelan sambil
> memegang uang Rp. 15.000,- di tangannya. Sambil berbaring dan mengelus
> kepala bocah
> kecil itu, Rudi berkata, "Maafkan Ayah, Nak. Ayah sayang sama Imron.Buat
> apa sih minta
> uang malam-malam begini? Kalau mau beli mainan, besok'kan bisa.
> Jangankan Rp 5.000,-
> lebih dari itu pun ayah kasih."
>
> "Ayah, aku nggak minta uang. Aku pinjam. Nanti aku kembalikan kalau
> sudah menabung
> lagi dari uang jajan selama minggu ini.  "Iya,iya, tapi buat apa?" tanya
> Rudi lembut.
>
> "Aku menunggu Ayah dari jam 8. Aku mau ajak Ayah main ular tangga. Tiga
> puluh menit
> saja. Ibu sering bilang kalau waktu Ayah itu sangat berharga. Jadi, aku
> mau beli waktu
> Ayah. Aku buka tabunganku, ada Rp 15.000,-. Tapi karena Ayah bilang satu
> jam Ayah
> dibayar Rp 40.000,-, maka setengah jam harus Rp 20.000,-. Duit
> tabunganku kurang
> Rp 5.000,- . Makanya aku mau pinjam dari Ayah," kata Imron polos.
>
> Rudi terdiam. Ia kehilangan kata-kata. Dipeluknya bocah kecil itu erat-
> erat dengan perasaan
> haru. Dia baru menyadari, ternyata limpahan harta yang dia berikan
> selama ini, tidak cukup
> untuk "membeli" kebahagiaan anaknya.
>
> Dewi-Mama Carine
>
>
> ---------------------------------------------------------------------
> >> Kirim bunga, buket balon atau cake, klik,http://www.indokado.com/
> >> Info balita, http://www.balita-anda.com
> >> Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
>
>
>
> ---------------------------------------------------------------------
> >> Kirim bunga, buket balon atau cake, klik,http://www.indokado.com/
> >> Info balita, http://www.balita-anda.com
> >> Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
>
>



---------------------------------------------------------------------
>> Kirim bunga, buket balon atau cake, klik,http://www.indokado.com/
>> Info balita, http://www.balita-anda.com
>> Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke