saya juga setuju sekali dengan mba' sofie & mba' melisa 

-----Original Message-----
From: sofie_w [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Friday, October 15, 2004 3:59 PM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [balita-anda] Mantan Suami ingin ketemu anak....



Saya setuju..
Teman baik saya juga percis ceritanya kayak gini.. 
pacaran 7 tahun, nikah gak sampe 1 thn ketahuan suaminya selingkuh
yah udah bubarrr.. si suami gak tau waktu itu istrinya (teman saya)
lagi hamil muda tapi akhirnya tau juga. Sekian tahun mereka pisah
sampe si anak umur 3-4 thn bapaknya tiba2 nongol bilang kangen
pengen ketemu. Selidik punya selidik ternyata si mantan suami
yang kawin sama selingkuhannya belum punya anak.

Keluarga teman saya yang melarang bapaknya ketemu anaknya.
Wong gak pernah di nafkahin kok tiba2 bilang kangen, waktu lahir
aja gak pernah tau, pokoknya gak pernah nengoklah waktu bayi

Teman saya juga pernah bilang sama mantanya kalo memang mau lihat
anaknya datang aja lebaran sekalian sungkem sama mantan mertua
ditunggu2 gak pernah nongol tapi maunya main belakang.. maksudnya
janjian ketemu diluar, tentu aja teman saya gak mau.
Sampe ribut lah ceritanya pake acara mau culik segala.

Memang sebaiknya dilihat dulu apakah si Ibu ini siap gak kalo
ketemu istri mantan suaminya, kalo gak siap masih ada rasa 
marah (aku rasa wajar) lebih baik gak perlu ketemu, mungkin
harus ada pihak ke 3 seperti orang tua yang dampingin kalo
memang bapaknya ngotot mau lihat anaknya. Kan gak baik juga 
lagi bulan puasa hati mangkel.. 

Tapi aku setuju sama Mbak Melisa kalo gak pernah dinafkahin
ngapain dikasih ketemu.. (sorry ini pendapat pribadi)

Sf.

At 04:18 PM 10/15/04 +0800, you wrote:
>Menurut saya sih tergantung.
>Selama ini Bapaknya ikut dalam pengasuhan anaknya enggak? Kasih nafkah atau
>tidak? Tapi kalo cerita bapak Ari mungkin dari umur 4 bulan sampai sekarang
>2 tahun enggak dinafkahin ya?
>
>Enggak adil buat ibunya, (beban psikis ibu pasti berpengaruh ke anak juga)
>setelah bertahun tahun jadi single parents tau tau, Bapaknya dg modal
>coklat, mainan, ngajak jalan-jalan...langsung bisa merebut perhatian
>anaknya. Kalau cerainya baik-baik sih...enggak papa.
>
>Kalau saya...mungkin menolak. Silahkan datang kalau hari raya Lebaran atau
>Natal atau waktu Ultah, sekalian bersilaturahmi dengan keluarga yg lain
>saja.
>
>Kalau bicara yg terbaik buat anak itu apa....saya rasa ibunya yg paling
>tahu. Kita enggak berhak menentukan karena enggak tahu masalah sebenarnya
>seperti apa. Mengenalkan dengan orang tua itu harus...tapi lihat timing-nya,
>ibunya siap enggak? Ibu tirinya juga siap enggak? Pertemuan yg pertama itu
>pasti buntutnya akan panjang diikuti pertemuan selanjutnya kan...ibu tirinya
>harus dikenalkan sebagai apa? Istri Baru Papa?....Anak siap enggak dengan
>beban mental seperti itu?
>
>Soal figur ayah,..enggak selalu harus didapat dari ayah kandung. Bisa dari
>ayah tiri atau dari kakeknya. Jadi enggak usah takut dengan dampak
>psikologis anak, selama ibunya terus mendampingi, pasti anaknya akan
>baik-baik aja.
>
>Maaf ya kalo enggak sepaham.
>

---------------------------------------------------------------------
>> Kirim bunga, buket balon atau cake, klik,http://www.indokado.com/
>> Info balita, http://www.balita-anda.com
>> Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke